My DreamsTonight
Malam itu
terjadi seperti malam malam biasa, kami satu kelompok fans JKT48 sedang kumpul
di depan rumah tetanggaku.
“eh sebentar
ya saya makan dulu” kata Tegar.
“oh ya udah,
saya juga sama” Jamor malah ikut ikutan
“yah
Gun,tinggal kita ber dua nih, mana si Akbar lama laagi” aku sedikit bercakap
dengan teman ku yang tertinggal.
“ya udah mau
gimana lagi, kamu mau minta anime gak,Riz?” perkataan pasrahnya di susul dengan
tawaran film anime.
Baru mau aku
jawab
“kak,pulang
dulu udah malem” teriak ibuku untuk menyuruhku pulang.
Memang sih
kalau di rumah aku biasa di panggil kakak
“hhmm.. yaudah deh gun,besok aja lagian sekrg dah
malem”
“oh ya udah
saya nungguin Tegar makan dulu”
Kemudian aku
meninggalkan Gugun di kursi semen depan rumah tegar sendirian, aku mulai
berfikir ada sebuah ke ganjilan di sini,tapi ah, sudah biarkan saja.
Begitu aku
masuk di dalam rumah,ku lihat jam dinding menunjukan pukul 19.30
“hah!,
setengah delapan?” aku terkejut
“ udah malam
kan? Biasanya kamu gak suka main sama mereka” terdengar suara ibuku dari balik
pintu kamarnya
“ta.. tapi
bu, ini masih jam setengah delapan. Kakak biasanya pulang jam setengah sepuluh”
aku mengelak
“udah sana
tidur” terdengar lagi suara ibuku dari balik pintu kamarnya, tapi kali ini
dengan nada yang dingin.
Aku ingin
kembali menemui Gugun di luar,aku membuka pintu samping tapi ternyata yang
kulihat sudah jauh berbeda dari awalnya.Sekarang aku sudah berada di rumah
lamaku, aku memang orang pindahan dari rumah ini. Aku keluar setapang demi
setapak, aku melihat ke sekililing kuharap ada yang berubah tapi tempat ini
masih sama seperti dulu sebelum aku tinggalkan.
“lah..
Riz,tumben keluar malem malem? Main polisi polisian yuks!” ajak seorang laki
laki, yang usianya tak jauh lebih tua dari aku
“a Pras?”
aku menunjukan telunjuku kepadanya sambil bertanya.
“ya ampun..
udah cepet jawab, ia atau enggak? Tuh Putra sama yang lainnya udah pada nunggu”
dia tak mengiraukan perkataanku
“ya udah
deh, ayo iut main” terimaku dengan senang, karena kaan lagi aku bias bermain kembali dengan
mereka.
Kemudian
kami bermain bersama Aku,Pras dan Putra 1 kelompok menjadi pencuri yang sedang
di kejar oleh polisi yang menjadi tugas kelompok lainnya.
“eh di rumah
a Pras aja ngumpetnya” perintah Putra sambil berlari.
“ya udah
ayo!” hentak Aku dan Pras
Saat mau
masuk ke dalam rumah Pras, Putra berteriak karena melihat segerombol orang
memakai jubah hitam dengan topi petani di atasnya
“setaann!!”
“apa setan?
Itu setan?” tanyaku kebingungan
“cepet masuk
Riz” Pras tergesah gesah menyuruhku masuk ke dalam rumahnya
“lah tapikan
kuncinya ada di aa?” kataku mulai ketakutan
“oh ia, ini
kuncinya” dia mulai sedikit bercanda
Ku kira
kuncinya itu kecil, memangsing tidak terlalu besar hanya sepanjang jadi tengah
orang dewasa, tapi kunci keduanya itu, loh. Gantungan baju. Beberapa gantungan
baju yang berbaris di gagang pintu gerbang Pras nya yang bikin kita kelamaan
masuk kedalam rumahnya. Ku lihat Pras tergesah gesah memisahkan gantungan baju
yang berbaris itu. Tapi aku gak berdiam diri aku memikirkan cara bagai mana aku
masuk, saat aku sedang memikirkan cara itu tiba tiba aku lihat teman ku Tegar
sedang duduk memeluk lutut di balik kursi semen yang tingginya hanya 4ocm saja
di kanan kiri pintu gerbang.
“loh gar? Gak ikut masuk?” Tanya ku keheranan
“gaaakk..!!
saya di sini aja!” bentak Tegar yang
tiba tiba kepada ku.
“ya udah
kalo itu kemauan kamu!” aku langsung menaiki kursi semen itu dan melompati
gerbang rumah Pras dengan sedikit gerakan assassins
“ayo ikuti
langkahku!” perintahku untuk yang ada di depan gerbang rumah Pras
“udah kamu
cepet ngumpet aja!” perintah Pras kepadaku
Ku lihat
para setan itu sudah sangat dekat dengan rumah Pras hanya berjarak 5 meter.
“ya udah
makasih a!” aku berterima kasih kepada Pras karena di perbolehkan mengumpat
duluan.
Aku menuju
ke samping sudut rumah Pras dengan di tutupi bayangan tembok yang cukup tebal
dan gelap, baru saja aku mau berjongkok untuk menutupi semua tubuhku dengan
bayangan itu, tiba tiba. . .
“loh a, kok
ikutan ngumpet di sini sih?” aku kenal suara itu
“loh Dan?
Kamu ikut ngumpet juga?” ternyata itu teman rumah ku yang sekarang, namanya
Zaidan
Belum sempat
dia jawab perkataanku tadi, sesosok pria bertubuh besar dengan menggunakan jas
hitam ada di depan kami.
“kalian
sudah tertangkap” suara dari peria itu terngengar sangar besar
“baiklah apa
mau anda kepada kami” aku merengek di depan dia memohon ampunan dengan maksud
melepaskan kami.
“kau yang
berbadan besar, bangun!” dia menyuruh Zaidan
“kau kedepan
gerbang lalu lari secepatnya ke rumah warna abu abu di seberang sana lalu
aktifkan computer di dalam dan lihat apa isi videonya, cepat!” perintahnya
dengan cara yang tidak amsuk akal.
“tapi dia
tidak dapat mengoperasikan computer!” bentak ku membela Zaidan
“kau ini!”
*Plaakk
Dia
menamparku dengan sangat kencang.
“lalu apa
tugas ku! “perkataan itu keluar dengan cepat dari mulutku
Zaidan lalu
berdiri dari tempatnya dan langsung menuju depan pintu gerbang,dia di periksa
oleh orag yang berseragam dan bertubuh sama dengan orang yang ada di dekatku
ini,dia sedang berancang ancang untuk lari.
“hey kau!
Aku tahu larimu lebih kencang dari pada teman temanmu itu,aku ingin kau tangkap
si gendut itu sebelum dia masuk kedalam rumah tujuan!” perintahnya padaku
“naiki
tembok itu seperti yang kau lakukan tadi saat kau memasuki rumah ini”
Aku mengerti
akan perintah itu,aku menaiki tembok yang tinginya hanya 1,5 meter saja, aku
duduk dengan ala burung hantu mengawasi mangsanya, kini aku dan Zaidan sudah
bersiap.
“Dia siap”
dia berbicara dengan alat yang menempel di telinganya
“berangkat!!”
terdegar suara keras dari arah orang besar di dekat Zaidan, kemudian Zaidan
lari sekencang kencangnya.
Entah kenapa
tanpa aba aba lagi aku langsung mengejarnya dengan cepat,tapi dia tak kalah
cepat denganku, aku berhasil menangkapnya saat dia sudah memasuki rumah, hanya
beberapa centi dari pintu depan rumah tanpa pagar ini.
“wah lari mu
melambat ya!” orang tadi seketika ada di belakangku
“sekarang
lihat video itu!”
Entah sejak
kapan Zaidan bias mengoperasikan computer.
Kemudian
kami mulai melihat video itu.
Dalam video itu ada seorang gadis cantik,yang
aku kenal,dia seorang idol, oshiku Rena! Dia memakai seifuku baby baby baby,
dia sedang berjalan di gang sempit dan gelap dia membuka pintu di ujung gang
itu,pintunya sedikit terbuka, dia memasukan kaki kirinya dahulu, tapi dia
menginjak seutas tali tipis dan mengakibatkan sebuah pisau besar membelah
bagian atas dan bawahnya,dia memuntahkan banyak darah segar dari mulutnya
ususnya terburai kemana mana.
“tidak!
Tidak mungkin! Tidak! Tidaaaakkk!!!!!” teriakku sangat ketakutan melihat oshiku
sendiri seperti itu aku yakin itu asli dan aku berlalru sekencang kencangnya ke
rumahku yang lama, aku melompati pagar dan langsung membuka pintu rumah dengan
paksa, saat aku membuka pintu dan apa yang kulihat pasti hanya dalam khayalan
ku saja, ya! Semua member JKT48 berkumpul semua di sini,ada
Melody,Shania,Veranda,Nabilah,Rena dan yang lainnya, eh tunggu, Rena? Aku
sangat bersukur dia masih hidup, ternyata video tadi hanya tipuan untuk
membuatku takut saja, aku tahan kebahagiaanku itu aku masuk ke dalam kamar
lamaku untuk berganti baju.
Setelah
ganti baju aku menemui semua member JKT48 di ruang tamu ku itu,
“loh kok
kalian ada di sini?” tanyaku kebingungan di sertai sedikit bahagia bias ketemu
langsung sama Rena
“hehehe mau
tau ya…?” goda kak Melody
Aku hanya
tersenyum sambil menggaruk belakang kepalaku.
“bro lu gak
taunya kalau mereka juga di cari sama para setan yang berhasil menangkapmu
itu?” kata seorang anak laki laki yang tiba tiba berada belakangku
“hah!? Kau!
Tak sopan muncul tiba tiba di belakang seseorang!” aku membentak dia, dia
kemudian berada di sampingku
“namaku X”
dia mengulurkan tangan kanannya, tangan kirinya sedang memegang segelas minuman
berwarna merah
“X?” aku
terheran heran mendengar nama itu, karena nama itu adalah nama yang selalu ku
berikan kepada char dalam game yang biasa aku mainkan.
“a.. aku
Fariz, Fariz Iqbal Nugraha” aku menyambut tangannya itu,dingin sekali.
“oh..
Fariz,thanks atas partynya ya! “ dia mengacungkan gelasnya, dan para member
JKT48 pun mengikutinya dan berkata sama dengan X.
Aku lihat
Rena duduk bersebalahan dengan member lainnya, padahal semua member tampak
cantik cantik tapi entah kenapa pandanganku hanya tertuju pada Rena saja,dia
senyum senyum padaku aku balas senyumannya,
“bro
senyumannya ituloh hmm.. biki ngefly..” X menyindir padaku
Kami saling
beradu pandang dan beradu senyuman,kemudian aku sedikit bercanda dorong
dorongan dengan X hingga akhirnya aku jatuh tersandung kakiku sendiri.
“eh.. Fariz
hati hati..” suara kak Veranda yang melihatku jatuh.
Tapi aku
hanya senyum senyum saja pada Rena,bukan pada kak Veranda.
Hari makin larut
malam, party ini sudah memakan waktu hingga kini sudah pukul setengah satu
malam.
“bro, aku
tinggal tidur dulu ya!” aku meminta izin kepada X untuk tidur
“masih jam
segini nih, tapi aku lihat matamu sudah memiliki kantung mata yang cukup tebal,
matamu juga udah merah banget sana tidur, awas nanti di sampingmu ada Rena loh”
ejeknya dengan sedikit senggolan bahu.
Aku masuk ke
kamarku dan langsung menyalakan Air Conditioner yang biasa di sebut (AC) aku
langsung membaringkan diriku di kasur dan perlahan aku menutup mataku,kurasakan
udara makin dingin dan dingin, tapi itu sudah biasa terjadi.
“Rena…!!”
aku langsung bangun sambil meneriakan nama Rena dengan keras hingga
membangunkan Kak Veranda yang ada di kasur bawah,di sebelahnya juga ada Melody
dan Ayana.
“pagi pagi
kok udah teriak sih, tadi Rena udah bangun pagi pagi banget dia mau jalan
jalan” cerita kak Veranda padaku, suaranya sangat halus sampai sampai
menghanyutkan hatiku.
Aku langsung
bergegas bangun dan mengambil PP(Photo Pack) Rena dari albumku, aku ambil yang bercostume
baby baby baby, aku langsung membuka pintu kamar dan keluar mencari Rena dan
meninggalkan kak Veranda di kamarku.
Aku mencari
keluar rumah sampai kebelakang rumah, tepat di belakang rumah ku ada selokan
yang cukup lebar sampai sampai kami para warga membuat jembatan di situ,aku
mencarinya samapai ke sana,menyeberangi sungai dengan jembatan itu, di situ
hanya ada padang rumput yang cukup luas dan ada sebuah kedai makanan.Lelah aku
mencari Rena akhirnya aku menemukannya,dia tertawa bahagia,dia sedang bermain
dengan orang yang aku kenal, dia bermain dengan X, aku mendekati mereka.
“Pagi Rena…
semangat sekali mainnya aku boleh ikutan enggak?” sapaku rama dengan senyuman
sambil ingin ikut bermain kejar kejaran dengannya.
“pagi
juga,enggak ah aku lagi seru sama X aja, kamu pergi sana” jawab Rena dengan
ketus dan langsung meninggalkan ku sendirian dia berlarian dengan X, hanya
berdua.
Entah kenapa
rasanya hatiku ini ingin lepas dari tempatnya,hatiku berasa di tikam dari
belakang,di hunus pedang Damascus,di cabik cabik,hatiku terasa sangat sakit
akan perkataan Rena itu sakit.. sakit
sekali sangat sakit, dia lebih memilih X dari pada aku aku menjatuhkan PP Rena
yang aku bawa dari tadi.
Air mataku
tak dapat ku bending lagi,air mataku bercucuran saat itu,dia yang biasa aku
puja puja,yang biasa temani hariku, yang biasa bersama dengan hatiku, tapi kini
rasanya sakit sekali..
“*hiks..
jadi ini yang namanya sakit? Ternyata rasanya sakit sekali” aku bergumam
sendiri sambil meneteskan air mata yang sudah deras dari tadi
“Sekarang
kamu udah berani?” suara kak Veranda dengan lembut,tangannya memegang bahu
kiriku.
Tapi aku
masih meneteskan air mata karena entah kenapa sakit hati ini masih sangat baru,
dan masih ada di depan mataku.
“mungkin ini
yang dia mau,kalau kamu masih ingin dengan dia, kamu harus kuat Fariz! Kamu
pasti bias! Kamu biasakan melihat itu” suara kak Veranda dengan lembut masih
terdengar lembut dan manis di telingaku.
Aku
melepaskan pegangan tangan kak Veranda dari pundakku,aku berjalan sempoyongan
setelah melihat kejadian itu,aku terus berjalan tak menentu hingga akhirnya aku
ambruk ke rumput dengan wajahku yang tersungkur terlebih dahulu,ku rasakan
mataku mulai perih karena kejadian yang aku lihat barusan, aku mulai tak
merasakan hatiku lagi, aku mulai kosong,pandangan dan pikiranku kosong saat
itu,hingga kak Veranda mendekatiku dan berkata.
“kamu pasti
bias melewati semua cobaan ini,kamu harus kuat Fariz!” setelah mengatakan itu
kak Veranda pergi meninggalkanku begitu saja, aku masih mendengar suara tawa
dari Rena dan X yang masih kejar kejaran.
“Dia di
sini! Cepat angkat dia!” suara seorang pria samar samar terdengar.
“Putih,dingin
tempat apa ini? Ini seperti ruang operasi,tidak tepatnya ini mirip sebuah
labolatorium, tapi kenapa aku ada di sini?”
“wah rupanya
kau sudah siuman ya” seorang pria besar mendekatiku
“aku di
mana? Kenapa aku mengenakan pakaian ini? Aku tidak dapat bergerak bebas dengan
pakaian ini!” aku membentaknya dengan ketakutan.
“kau
sekarang jadi agen kami untuk membunuh para setan setan itu” balas pria itu
“a.. aku
tidak mengerti maksudmu”
“aku tahu
kini kau hanya berpura pura, ayo bangun dan latihan!” suara pria tua yang
membubarkan percakapan kami
Aku di antar
oleh orang pertama kesebuah tempat latihan, pada awalnya aku gagal terus
hinggal ku rasa sudah berbulan bulan aku sudah terbiasa akan semua latihan itu
dan sekarang aku siap!
Aku dan
rekan ku kembali kerumah lamaku,aku di tunjuk untuk emnunjukan di mana tempat
para setan itu keluar, maka aku akan menunjukan tempatnya, di dekat rumah
Pras,ternyata selama aku latihan para setan itu mengejarku tapi aku di lindungi
oleh semua rekan seperlatihan ku, teman teman masa kecilku sudah di bantai
semua oleh para setan, kini saatnya untuk ku membalasnya.
“di situ dan
itu mereka” aku menunjukan tempatnya dan sekaligus mereka para setan keluar
dari sarangnya.
“ayo!”
perintah rekanku yang lebih tua dan berpengalaman dariku.
Aku memegang
erat tongkat listrikku dengan erat begitupun dengan rekanku, Yudha.kami
langsung menerjang para setan tanpa ragu dan takut hingga tak sadar jumlah
setan yang sudah kami bantai sudah ratusan, tempatnyapun sudah berbeda tempat
ini mirip salah satu map lost saga.
“Fariz…
Fariz.. Fariz..” terdengar suara X dari belakang para pasukan setan itu.
Aku sangat
terkejut melihat dia berada di sana
“jadi.. jadi
kau adalah..!!” aku amarahku berkobar setelah melihat dia dan kejadian tempo
hari yang sudah dia lakukan padaku
“ternyata
kau baru sadar sekarang rupanya,hah! Payah!!” setelah menagatakan itu dia
langsung meloncat dari tempatnya,dari tubuhnya yang semuala seukuran denganku
kini dia berubah menjadi sesosok manusia setengah harimau, tubuhnya besar dan
terlihat kuat sekali, dia berubah hanya dengan sekali loncat.
Kini dia berhasil menggores wajah bagian
kiriku, aku tak ambil dia dengan sekali gerakan aku juga bias menembus tangan
kanannya yang tadi menggores wajahku dengan tongkat listrikku,dia menggeram
kesakitan, matanya mulai sangat memerah. Kulihat Yudha berhasil mengalahkan
para pasukan X kini Yudha mulai membantuku,
“X ! kenapa
kau lakukan ini semua padaku?! Kemana Rena? Kau apakan dia?!” di tengah
pertarungan sengin antara aku,X dan Yudha aku sempat mengatakan hal bodoh itu,
aku pikir X tak mungkin menjawab pertanyaanku itu tapi..
“dia hanya
sebagai umpan! Hahaha jika kau berhasil melawanku aku ku beritahu di mana dia!
Hahahah” dia menjawab pertanyaan bodohku itu
Kemudian
yudha melemparkan tongkatnya untukku dan dia memotek sebuah stick dah
mengeuarkan sebuah motor besar dan bersenjata mesin.
“aku yang
serang duluan!!” aku berteriak pada X sambil berlari, Yudha mengikutiku dari
belakang dengan motornya.
Tiba tiba
ada seorang pasukan X yang lebih menyeramkan dating X langsung menyuruhnya,aku
tau X sudah kewalahakn melawan kami berdua, ku lihat luka yang di buat oleh
Yudha di dada X cukup besar dan dalam, darah keluar dari lukannya itu,
“ambil
senjata yang di pakai anak berkacamata itu!”
Kemudian
setan itu tiba tiba muncul di depanku dan berhasil mengambil salah satu tongkat
yang ada di tangan kiriku, tapi jarak aku dengan X tidak terlalu jauh hingga
aku hanya melempar tongkat listrik tajam yang ada di tangan kananku tepat
mengenai luka di dada X dan menembusnya, darah muncrat keluar dari belakang
tubuh X, setan yang ada di depanku kini lenyap,
“Riz.. kotak
kaca, sekarang!” Yudha memberi kode untukku untuk segera cepat menghabisi X.
Kemudian aku
mengeluarkan sebuah kapsul dari kantong celanaku,menekan tombolnya dan
memasukan X kedalam kotak kaca itu,bentuknya mirip balok tinggi dan berhasil
membekap X, dia sudah melemah,
“Riz
sekarang saatnya!” Yudha mengambil alih sebuah bagian mirip setir kapal layar,
di salah satu sisinya,aku juga melakukan hal yang sama,
“1 putaran
penuh untuk bajingan ini! “ pintaku pada Yudha
“tapi itu
akan membuatnya hancur! Kita harus menangkapnya!”
Kemudian aku
lakukan 1 putaran penuh di saat saat terakhirnya X mengatakan sesuatu untuk ku.
“Dia,Rena,
tidak ada di sini.. tapi dia.. arrgghh” dia menahan perkataannya karena
kesakitan.
“dia dimana!!??”
triaku geram padanya
“Di.. dia..
ada.. arrgghh.. ada di hatimu selalu!!” dia hancur dalam kotak kaca itu saat
itu aku tak bias apa apa lagi, aku memikirkan yang di katakana X pada ku di
saat saat terakhirnya.
“kau bodoh
Fariz!!” Yudha mengacungkan pistolnya dan langsung menembakan isinya padaku
“dia.. ada
di dalam hatiku?! Huh,” kemudian pandanganku langsung gelap.
“kak
bangun, mandi,sarapan dulu” teriak ibuku
kebiasaan di minggu pagi hari ini.
Aku langsung
kaget dan langsung membuka foto album Rena miliku,
“huft..
untung Cuma mimpi”
0 Response to "My DreamsTonight "
Posting Komentar