Kak Veranda!



Siang itu seperti hari hari biasanya,sekolah,pulang,ngidol.Ngidol? ia sebernyar oshiku Rena Nozawa, namun belakangan ini aku sering memikirkan kak Veranda.
“hmm ini kok susah amat ya untuk di potong” geramku sambil memotong kartu sim ponsel,dengan sedikit usaha akhirnya aku bias memotongnya hanya dengan gunting kertas


“nah,bias juga. Huft, eh tunggu, inikan kartu yang lama? Wah,percuma aku potong” ternyata yang aku potong itu kartu simku yang lama, karena skrg aku ganti no ponsel
“yah bagaimana lagi kalau udah gini” keluhku setelah melihat apa yang sudah aku potong, tiba tiba seseorang mengetuk pintu kamarku. Tok! Tok! Tok!

“ya, sebentar aku buka”

“hallo….” Ternyata itu kak Veranda yang mengetuk

“kamu lagi ngapain di sini? Kok kamarnya berantakan banget sih” buka kak Veranda yang langsung mengomentari kamarku yang agak berantakan

“heheh ia, belum sempat aku beresin, soalnya aku lagi motong ginian sih” aku memberinya lihat apa yang sedang aku kerjakan barusan.

“hmm eh mau ikut aku enggak?” tanyanya

“kemana kak?”

“ke kamar mayat, aku lagi di suruh nih sama papahku”
sebenarnya aku sendiri tidak tau apa pekerjaan papah kak Veranda.

“hee.. malah ngelamun lagi, mau ikut enggak?” perkataan kak Veranda yang membuyarkan lamunanku

“eh, ia deh aku ikut kak!” aku ikuti permintaan kak Veranda
Setibanya di rumah sakit kami langsung menuju ke kamar mayat yang tak jauh dari gerbang

“kak Ve,aku tunggu di sini aja ya,aku engak kuat nyium baunya” aku memohon ke kak Veranda supaya aku tidak ikut masuk ke dalam ruangan itu

“yasudah kalo gitu sih, tapi hati hati ya barangkali nanti ada. . . “ kak Veranda menghentikan perkataannya

“ah kakak jangan bikin aku takut dong”

“hehe yaudah,kamu jangan kemana mana ya”

“siap cantik!, eh”
Kak Veranda langsung masuk ke dalam ruangan sendirian (dengan beraninya)



Cukup lama aku menunggunya untuk keluar,akhirnya kak Veranda keluar juga

“kok mukanya lesu sih? Udah ketemu mayat yang di cari?”
Dia hanya menggeleng

“hmm yaudah deh, gimana kalo sekarang kita nonton? Barang kali ada film yang bagus gitu, mau enggak?” tawaranku supaya menghilangkan muka lesunya dari wajahnya yang mempesona

“ya! Mau mau!”

“Akhirnya dia menerima tawaranku.. yeaahhh” senangku dalam hati

“ayo kak,langsung caw ke theater”
Dari pada di sini dia cemberut, mending aku ajak ke theater untuk nonton film.

Kemudian kami memilih untuk melihat film remaja,aku duduk di baris ke 6 dari layar, aku duduk di sebelah kanan kak Veranda. Selama film di putar aku sempat curi curi pandang ke kak Veranda,dia sangat serius dengan film yang kini di putar.

“karaktenya cewenya cantik,kayak kak Ve” bisiku perlahan
Tapi dia hanya senyum sambil melihat filmnya
Enta kenapa kepalaku menjadi berat hingga kepalaku kini tersandar di bahu kanan kak Veranda

“nyaman..” bisikku dalam hati, sambil ikut terkosentrasi ke film yang kini di putar.















“gimana tadi filmnya? Seru?” Tanya kak Veranda padaku tentang film barusan

“so sweet” lantunku
“kok so sweet sih? Kamu ini ada ada aja,hihi”  balasnya dengan nada yang teramat manis
Entah kenapa setiap lihat wajah kak Veranda senyum lepas hatiku seperti di sirami oleh air yang sangat sejuk. Karena gedung theater dengan apartemen kami tak begitu jauh kami hanya berjalan kaki saja,selama perjalanan entah kenapa tiba tiba posisi kami seperti sepasang kekasih.

“hah! Oh tidak!? Siapa yang melakukan ini semua?” aku melepaskan peganganku pada kak Veranda, aku tidak tau siapa yang melakukan ini semua, karena yang aku lihat adalah, apartemenku di coret coret oleh orang dengan tulisan FIN tulisan itu di tulis dengan tinta warna merah darah tulisan itu banyak sekali, ukurannyapun berbeda beda.
Aku langsung lari menuju kamarku kak Veranda mengekoriku dengan cepat,begitu sampai di depan pintu kamarku aku langsung membukanya dengan paksa dan mengambil beberapa barang yang aku anggap bergunan nantinya, tak lupa aku mengenakan sweeter kesukaanku, begitu aku mau mengambil tas dari atas meja kerjaku, tiba tiba aku tersadar ada tonjolan di balik tas itu.
“booom! Kak Ve lari” aku langsung berteriak kepada kak Veranda tapi tak ada jawaban,
Aku langsung keluar dari kamarku,

“hap mau kemana kau!” seorang pria menagkap tangan kiriku

“siapa kau! Sebaiknya pergi sekarang karena di sini ada bom!” perintahku padanya

“hahaha sebaiknya kau mati dengan pacarmu ini! Hahaha”

“tidaaakk!! Aku enggak suka sama kak Ve! Aku enggak suka kak Veranda! Lepaskan aku!” aku terus mengelak untuk melepaskan pegangannya dariku
Dengan sedikit trik akhirnya aku bias lolos darinya, kemudian aku langsung berlindung di balik dinding yang tak jauh dariku dan menutup telingaku
BOOOOOOMMM!!!!!

Terdengar ledakan sangat keras dari kamarku, aku sangat shok dengan kejadian itu mataku tebelalak ketika teringat kak Ve yang tidak selamat.
Aku langsung bangkit dari tempatku tadi dan langsung melihat ledakan tadi, tiba tiba aku melihat orang yang tadi menahanku untuk kabur, kini dia dalam keadaan yang sangat sekarat, kaki kirinya putus entah kemana dia merayap mendekatiku,menggengam pergelangan kaki kananku bagian bawah

“aku kalah” itu kata kata terakhirnya sebelum dia benar benar mati
Tangannya yang masih menggenggap kakiku,aku langsung tending dengan kencang hingga tangan itu patah.

“kak Ve! Dimana kau?!” aku mencari cari kak Veranda ke sudut sudt ruangan, tapi hasilnya nihil, kemudian aku melihat karung yang di bawa orang tadi tergeletak di bawah meja,masih terikat erat dan tidak lecet sama sekali,aku buka karung itu dengan paksa

“kak Ve! Hah..” aku sedih melihat kak Veranda dalam keadaan seperti ini, telinga dan hidungnya mengeluarkan darah segar yang masih mengalir, matanya terpejam aku sungguh tak kuat melihat keadaannya sekarang ini.

“hiks..  kak Ve..!!” aku teriak tersedu memanggil nama kak Veranda,
Aku dekap erat tubuhnya,aku menangisi dia yag tak bersalah menjado korban orang orang sinting seperti mereka.
Kemudian aku gendong dia untuk menuju keluar apartemen,setibanya di depan pintu keluar semua terjadi begitu saja, kak Veranda yang aku gentong tadi kini berubah menjadi seorang anak laki laki yang naïf,

“loh kok! Jadi kamu sih?” aku bertanya pada anak yang aku gendong tadi

“hehehe hebatkan hebatkan?” anak itu benar benar membuatku bingung

“kau! Kau telah membunuh bos kami! Akan kami balas kau!” tiba tiba seorang pria bertubuh kurus tinggi menudingku dengan keras,
salah satu temannya langsung menuju kea rah aku dan anak aneh ini dan langsung melayangan bogeman mentah, langsung ke anak laki laki itu

“kau kini lawanku” kata orang yang langsung memukul bocah itu

“hehe baiklah ayo lawan aku!” terima bocah itu dan langsung berlari kea rah jalan raya, dia melompati setiap mobil yang hamper menabraknya dan pria itu

“kau jangan hanya melihatnya saja! Bocah tengil! Ayo lawan aku!” tiba tiba pria kurus itu menyelotek kepadaku

“kau jangan banyak omong” aku langsung berada di depannya dan langsung memukul pipi bagian kirinya hingga dia terpelanting kebelakang

“aww yeah.. lumayan juga pukulanmuu bocah!” dia mengusap pipinya yang tadi baru aku pukul

“hah! Kau masih bias bicara? Kabuurrr” aku langsung berlari dan mengikuti langkah bocah aneh tadi begitupun dengan musuh bagianku

“hei bocah sampai kapan kau berlari terus menghindariku?” teriak pria itu
Tak aku hiraukan hingga sampai waktunya tiba, ketika dia sudah sangat dekat denganku, aku lompat setinggi yang aku bias dan melakukan putaran 180 derajat dan langsung melayangkan pukulan terkuatku padanya,hingga membuatnya jatuh terpelanting jauh kebelakang,kini dia tidak bias bicara apa lagi untuk bangkit.

“huh,sampai waktunya tiba,bang” ejekku padanya sambil membersihkan debu di bahu kiriku, ku arahkan itu padanya

“hei.. kau sudah selesai ya?” bocah itu kembali lagi kepadaku
Aku hanya sedikit tersenyum kecil untuknya

“aku bahkan tidak terluka sepertimu” ejekku untuknya

“hey ini bekas pukulan di awal kita bertemu tadi!” dia kesal”

“oh ia” jawabku polos yang membuat dia sangat jengkel

Kemudian kami menuju taman untuk menenangkan diriku sejenak
Aku duduk di bangku sudut taman,

“hey siapa namamu?”

“sebelum menanyakan nama orang,perkenalkan dulu namamu”

“oia ia, maaf, namaku Fariz. Fariz Iqbal Nugraha”

“hmm cukup bagus”

“memang namamu siapa?”

“ehmm.. kasih tau gak ya…?” ah sial dia membuatku kesal dengan perkataannya itu

“heeii kalian…” tiba tiba seorang kakek memanggil kami berdua

“eh itu kakekku” kata anak ini

“kakek… kami di sini..” dia melanjutkan perkataannya sambil melambaikan tangannya
Kemudian kakek itu mendekati kami, wajahnya mirip dengan almarhum kakekku.

“yang lain di mana kek?” Tanya anak itu

“ada.. mereka semua aman sekarang..” lanjut kakek itu dengan nada yang sangat tenang

Kemudian kami di tuntun oleh kakek itu ke tempat persembunyiannya.
Tempat ini tidak terlalu terang,perkiraanku besar ruangan ini hanya 5x6 saja,ada sebuah kursi putar besar dan meja kerja yang seukuran dengan kursinya,di atasnya banyak bertumpuk buku buku kerja dan ada album foto yang memishkan diri

“boleh aku lihat album itu?” aku bertanya pada kakek itu untuk mengizinkanku agar aku dapat melihat isi album foto itu

“tidak! Kau tidak boleh melihat isinya!”bentak kakek itu

“oh oke oke” aku melepaskan tanganku dari album itu
Kakek itu kemudian menatapku dengan tajam, hingga membuatku ketakuan

“ah… aku ingin keluar dari tempat ini!!” entah kenapa tiba tiba tubuhku bergerak sendiri, suaraku ak bias ku tahan untuk mengatakan itu,
kemudian aku mendobrak pintu ruangan itu, tangan kananku langsung menarik anak laki laki yang dari tadi besamaku dengan paksa

“hah!? Pemakaman?” aku sontak kaget bukan kepalang karena apa yang aku lihat adalah pemakaman yang sangat kusam dan tidak terurus

“ah di sini baunya tidak enak sekali” kata anak itu

“hey nak,kau menuju kea rah yang salah, seharunya kau kea rah sebaliknya”
Aku menghiraukan itu, karena hanya ada 2 jalan di situ antara yang naik dengan yang mendatar (memutari sebuah kuburan besar) aku pilih jalan yang mendatar itu anak itu lepas dari peganganku dia berlari menuju jalan yang atas tapi aku tak menghiraukannya aku lari sekuat yang aku bias hingga aku menemukan sebuah jalan yang sangat amat lurus,sekita 100 meter dari pandanganku ada sebuah gerbang yang sangat besar,di sisi kirinya ada 1 roda yang cukup besar yang sedang di tiduri seekor beruang grizly,di latari oleh sebuah gunung indah yang besar, aku sangat besyukur dapat melihat pemandangan indah ini

“hei kok diem aja gak jalan?”  tiba tiba ada suara wanita yang aku kenal
Aku langsung melirik kea rah suara itu dan…

“kak Ve!!” aku sangat senang melihat itu,
kemudian semua member JKT48 berkumpul semua, bahkan teman temanku yang lama hingga yang baru berkumpul di sini semua,semuanya terlihat bahagia, tertawa lepas bahkan ada yang sedang bermain dengan beruang grizly itu, yang aku kira beruang itu buas.

“fariiizz.. ayo sini main ahaha” ajak semua orang yang sedang bermain dengan beruang grizly itu
Aku tolak permintaan itu dengan alasaku sendiri

Kemudian kami yang melihat teman temanku yang bermain dengan beruang grizly itu tertawa lepas semua, dan aku lihat kak Veranda pun tertawa lepas,aku tersenyum puas ketika melihat kak Veranda tertawa lepas seperti itu, aku harap ini selalu berakhir bahagia seperti ini. . .

 “oh tidak aku telat sekolah!” aku lihat jam beker di sebelah ranjangku yang menunjukan jam 08.35
Kemudian aku cek ponselku,untung hari minggu.

0 Response to "Kak Veranda!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel