Just Dream~
Aku baru
masuk kelas X di SMA terdekat,sekarang aku sedang Masa Orientasi Siswa atau
yang biasa di sebut dengan MOS. Aku tidak pernah berfikir jika akhirnya seperti
ini.
Aku di gugus 4-mawar tepatnya
di ruang X-MIA4 aku sekelas dengan beberapa orang yang mungkin sangat dekat
denganku seperti, Dimas , Haikal , Rifqi , Q , Akhid dan yang lainnya, tunggu
dulu ada Dimas? Aku sontak kaget setelahliat daftar siswa yang 1 gugus denganku,
‘bukannya dia udah kerja?’ pikirku dalam hati namun cepat terbuyarkan setelah
semua anak kumpul dan beberapa Kakak OSIS masuk ke ruang kelas kami.
Setelah jam kakak OSIS selesai dan
besok ada tugas dari mereka bahwa kami 1 gugus besok jangan berangkat ke
sekolah melaikan ke komplek pemakaman di kota kami, aku langsung berdiskusi
kepada seluruh anak laki-laki 1 gugusku.
“Besokkan
kita di suruh ke kompplek pemakaman tuh, nah gimana kalo kita kumpul dulu?” aku
membuka diskusi kami
“tapi
dimana?” Tanya seseorang yang wajahnya sangat sulit untuk aku lihat
‘siapa dia?’
Tanya ku dalam hati
“hey,Fariz!
Kok malah ngelamun sih?! Kita besok kumpulnya di mana nih?” Akhid membuyarkan
lamunanku tentang laki laki yang tadi bertanya padaku
“eh em.. gimana
kalo di rumahku dulu?” balas aku untuk Akhid
“di rumahmu?
Jauh amat riz..” kata Rifqi
“ia terlalu
jauh dari rumahku” Q puny meng’iya’kan kata-kata Rifqi
“hm.. kita
langsung ke depan gerbang komplek pemakaman aja, gimana tuh? Dari pada rebut
gitu?” ucap dandi yang membuat kami langsung setuju
“tapi jam
berapa?” kata Haikal
“kan di
suruh jam 17.30 tuh? Gimana kalo kita kumpulnya jam 17.00 pas aja biar bias
main-main dulu terus juga barang kali ada yang telat datang,kan jadi gak telat
telat banget tuh. Oke?!” aku memberitahu pada semua
“oke!” semua
setuju
Keesokan
harinya da di jam yang telah di tentukan,semua sudah berkumpul kecuali Dandi
“nahkan
dugaanku benar, pasti ada yang terlambat” keluhku
“hmm..
tunggu aja sebentar lagi ntar juga dia datang,kok” jawab laki-laki yang
wajahnya selalu aku tidak bias melihatnya
“ia juga
sih..” balasku
“hooiii
teman teman semua, maaf aku telat” teriak Dandi dari kejauhan
“nah tuh dia
datang, tapi bawa apaan dia ya?” Tanya Q
Setelah Dandi
tiba kami langsung menannyakan apa yang sudah ia bawa da ternyata hanya kendi
kecil dan beberapa bungkus mercon.
“mercon buat
apaan nih dan?” tanyaku pada dandi
“jadi gini
nih, kan dari pada bosen lama-lama nunggu kakak-kakak OSIS sialan itu dan kita
jadi bosan… jadi mending kita main ini dulu” balasnya santai
“gak ah! Aku
gak mau main mercon udah banyak korbannya tau!” balas Haikal
“eh
merconnya tidak kita pegang kok jadi nanti merconnya kita simpan di dalem kendi
terus kita ledakan, oke?!” terang dandi
“oh gitu ya?
Asik juga tuh ayo main” balas Akhid
Beberapa jam udah berlalu, dari
kami main petasan,buka bersama hingga sholat maghrib bersama tapi tetap saja
kakak OSIS belum ada 1pun yang nongol, perempuan dari gugus kamipun sama.
Hingga akhirnya mercon si Dandi tersisa 1 bungkus lagi, dan dandi mengajak kami
bermain lagi sambil menunggu sholat taraweh.
“hmm… yang
terakhir nih, gimana kita mainnya di dalem aja, lagian kendinya juga udah mau
pecah kok sekalian kita pecahin aja gimana hehehe” ucap Dandi yang menurutku
agak sinting
“main di
dalem pemakaman yang bner aje luw dan, luw mau kesurupan? Hih gue sih enggak!”
ucap Haikal
“enggak,
jadi gini nih kal, setelah kita nyalain merconnya kita lari, oke!?” balas Dandi
“gile luw
dan! Gue suka permainan luw! ahahah” kata Akhid, yang malah membuat dandi makin
senang.
Kemudian kami masuk kedalam
komplek pemakaman, Dandi yang paling depan karena katanya dia udah membuat
kuburuan bohongan sebelum kami tiba di sini cukup lama kami mencarinya dan Haikal
ketakutan 7 keliling hingga pegangannya membuat tanganku sakit sekali dan
memang suasana di sini dingin,gelap dan mencekam karena waktunya setelah sholat
maghrib.
“ini dia
kuburannya!” sontak Dandi yang sangat terlihat senang
“cihuy.. ayo
dan, langsung tancep aje dah” Akhidpun ikut senang
“woi!
Sssstt… jangan berisik! Langsung main aja! ahaha” suara laki-laki itupun
langsung menyambungkan kata-kata dandi dan Akhid.
“hmmm aku
rancang ya merconnya jadi gini tempatnya, ini kendi aku tancapkan di
tengan-tengah kuburan ini, sekarang aku masukan merconnya..” Dandi
mempraktekannya langsung di depan kami
“terus.. apa
lagi dan?” Tanya Akhid
“dan 1 2 3!
Lar semua ahahahah” Dandi langsung menyalakan 1 bungkus merconnya itu, sumbupun
menyala dan semua anak berlalrian menuju pintu keluar komplek pemakaman.
“dan kamu
yakin itu kuburan buatanmu?” sambil lari aku bertanya pada Dandi
“aku gak
yakin sih,soalnya beda banget sama apa yang udah aku buat lagian aku juga
kasian sama si haikal,mukanya udah pucet gitu ahahah” jawab Dandi yang sambil
lari di sebelahku.
Setelah semua sudah keluar dari
komplek pemakaman, tepatnya kami sudah di depan gerbangnya terndengan suara
mercon Dandi yang begitu kuat terdengar di telinga kami semua
Duuuuuuaaarrr!!!!!
“gila luw dan, klo kita diem di situ
bisa ngikut masuk kuburan kita ahahha” kata Rifqi
“wahahhaa
ia” Q membalas kata-kata rifqi
“nah terus
sekarang kita kemana?” tayaku pada semua
“memangnya
sekarang jam berapa?” Tanya Haikal
“nih” tangan
Q menunjukan jam tangannya pada kami semua
“buset udah
jam segini, kitakan ada taraweh bersama di sekolah!” aku kaget dan mengingatkan
teman-temanku itu
“oia aku
lupa” semua langsung menambil motornya masing-masing dan tancap berkendara
menuju sekolah
Setibanya di
depan sekolah sesuatu yang anjil mulai terjadi, jam mengulang lagi dari kita
selesai sholat maghrib bersama
“wah gila
nih waktu, masa bisa mundur lagi sih?!” bentar Q
“tapi
lumayankan bisa menghemat waktu? Hihihi” laki-laki itu selalu ada di sampingku
setiap dia berkata hingga membuatku terkejut
Aku
sempatkan untuk melirik kartu namanya sebelum dia jalan menuju yang lain
[Dimas
.R]
‘hah, jadi
dia dimdim?! Kenapa aku bisa tidak tahu’ sontak ku dalam hati, itu alasan
menagapa wajahnya tidak bisa aku lihat.
Hinga aku
mulai menyapanya.
“hoi.. dim”
sapaku padanya saat kami sedang kumpul di halte dekat sekolah
“wah akhirnya
kamu nyapa aku juga,riz! Hahaha sakitnya tuh di sini” dia menunjuk dadanya
“hehehe maaf
ya.. maaf banget nih hehe” aku minta maaf pada Dimas
“hoi, acara
reuninya udah nih?” ucap akhir polos dan membuat semua tertawa
“ada yang
mau aku bayarin minum? Sekalian nunggu yang lain lah..” tawarku pada semua,
awalnya sih bercanda tapi. . .
“aku mau”
“ia aku juga
mau”
“cepet riz
udah haus banget nih”
“buruan
beli”
“ye.. aku
tadi bercanda kok hahaha” tapi akhirnya aku membelikan minuman untuk mereka
semua
“yasudah aku
beli dulu ya” aku menuju warung depan gerbang sekolah untuk membeli minuman
untuk semua.
Setelah minuman ku dapat aku
sempatkan diri untuk melihat papan pengumuman dan ternyata ada beberapa orang
jepang datang ke untuk menghadiri acara ini, tunggu jangan senang dulu, memang
apa urusannya mereka datang di waktu
taraweh berjamaah? Tapi aku malah memikirkan jun amaki, hadeh.Setelah aku
membaca pegumuman itu aku kembali ketempat semua temaku berkumpul dan aku
membagikan kepada semua dan aku langsung berbisik ke Dimas
“Dim tadi
aku lihat ada group amaki datang ke sini,loh!” dengan senang aku membisikannya
pada dimas
“ah yang
bener? Ntar kalo udah ketemu panggil aku ya!” balas dimas
“ehhehe
seperti biasa” balasku
Setelah kami menghabiskan menuman
kami , kami tetap segini karena belum ada yang datang lagi selain kami,kemudian
aku mengusulkan untuk masuk ke dalam sekolah, dan ternyata semua anak baru
sudah kumpul di lapangan untuk acara buka bersama, wait.. waktunya mundur lagi
loh!
“bosan aku
karena waktunya mundur lagi” keluh Q
“hihihi”
balas Dimas dengan tawa kecilnya
Kami langsun bergabung dengan
yang lainnya untuk acara itu, yang sebenarnnya kami sendiri sangat kebingungan
karena hal aneh terus terjadi pada kami. Setelah berbaur dengan para murid baru
di lapangan dan langsung menunaikan sholat maghrib (lagi) di masjid sekolah.
Setelah melaksanakan sholat maghrib untuk yang kedua kalinya, aku terpisan dari
seua teman-temaku itu, aku mencari mereka hingga aku dan semua di kumpulkan di
sebuah ruang berlantai 3.
“ayo ayo
semua masuk sesuai dengan gugus kalian! Cepat! Cepat! Cepat!” bentak kakak OSIS
yang memakai jubah hitam dengan topeng yang berbeda warna di setiap pemakainya
Aku kebagian
di lantai 2 tapi jarang lantai 1ke 2 hanya 1 meter, bayangkan hanya dengan
berdiri,loh
Di situ hanya ada aku yang dari
gugus 4 dan Denny,Andika dari gugus 5 dan beberapa murid baru yang belum aku
kenal, baru saja kamu duduk kami langsung di suruh ke kamar asrama pergugus anehnya
kamu dan denny 1 gugus? Tapi sayangnya Cuma kami ber2 yang ada di kamar gugus
itu, dari pada di bilang humu aku cari angin dulu keluar kamar dan asrama, di
depan aku memainkan ponselku untuk mencari wi-fi hingga sesuatu mengubah
pandanganku
‘Amaki..’
mulutku tidak bisa berbicara, aku mengatakannya dalam hati tetapi pandanganku
terus tertuju padanya hingga dia masuk ke dalam asrama,aku mengejarnya
tiba-tiba
Srriiiiiinkkk….
Begitu aku masuk kedalamnya ruangan
penuh cahaya hingga aku tidak bisa melihat apa-apa lagi selain cahaya putih aku
tutupi mataku degan lenganku agar cahaya terang itu tidak benar bener masuk
kemataku, hingga cahaya itu padam dan mengubah suasana di dalam asrama
tempatnya suit di katakana dengan kata kata karena menurutku sangat aneh
Aku kini berada di lantai 2 mirip
sebuah pondok,aku dan yang lainnya juga hingga ada pembagian gadis jepang dan
ternyata yang ku harapkan tidak dengan gugus kami, aku sangat kesal karena hal
itu aku sangat marah, sangat kecewa kenapa amaki tidak di gugusku melaikan di
gugus yang jauh denganku, aku merontah rontah seperti orang gila yang mau di
suntik mati salah seorang kakak OSIS dengan jubah hitam topeng merah
mendekatiku, menahan tubuh ku dan berkata
“sudah
terima saja, waktu dulu kakak juga sama sepertimu dulu kakak juga suka dengan
gadis jepang di saat saat seperti ini, tapi kakak tidak sepertimu,kakak akui
perasaan kakak hancur sepertimu saat itu juga, tapi kakak terima dengan lapang
dada karena dia bukan yang terbaik,bukan yang tepat untuk di gugusmu,dek, coba
kamu tenang.. sabar jangan erontah lagi ya!” terdengar suara laki laki yang aku
kenal dari balik topeng itu.
Setelah aku
aku mendengarnya aku aku langsung tenang entah kenapa,beberapa teman 1 gugusku
pun mulai memalingkan wajahnya dariku,kakak OSIS itu kemudian pergi
dariku,menjauh dan mulai menjauh. . .
“kita
kebagian dengan yang namanya siapa? Aku bertanya lesu pada Denny
“namanya..
Hikano Tokori.. atau Koroi Hikano ya? Aku lupa” balas Denny
“oh.. Hinako
Kotori?!” balasku
“nah tuh
tau” ejek denny padaku
‘lumayanlah
dari pada ama yang kurang,hehe’ dalam hatiku bercakap sendiri
Tapi sesuatu
memang menjanggal hatiku, aku masih belum bisa melupakan amaki, memangnya
kenapa bukan dia yang di sini?
Sampai
akhirnya hinako datang ke gugusku,
“hallo
semua…” ucapnya dengan senang di sertai senyuman manisnya
“hay….”
Balas semua anak gugus kecuali aku yang memandangnya dengan lesu
“kamu
kenapa? Kok enggak jawab salam aku?” Hinako datang menemuiku, wajahnya merengut
di depanku.
“dia maunya
sama Amaki, kak…!!” 1 gugus meneriakan itu untuk Hinako
“oh.. ahahha
dia ada di gugus bawah kok” Hinako memberiku semangat dengan senyumannya, tapi
tetap saja aku berpaling dari wajahnya
Kemudian
hinako member kami penjelasan,cerita di jepang,serta semua sejarahnya.
Berhubung dinding dan lantai gugus
1 dan gugus yang lan transparan tak sengaja aku melihat amaki yang sedang
melakukan hal yang sama dengan hinako tepat di bawah lantai kelasku, aku terus
melihatinya saja tanpa aku hiraukan hinako yang sedang menerangi, hingga amaki
keluar dari kelasnya aku pun meminta izin untuk ke kamar kecil pada Hinako, dan
Hinako pun mengizikannya.
Berhubung
kamar kecil ada di lantai bawah aku ketemu dengan amaki yang lewat di depanku
“Am..”
mulutku terkunci dan tanganku tidak bisa bergerak saat dia lewat di depanku,
alasan aku turun sebenarnya bukan untuk ke kamar kecil malainkan untuk bertemu
dengan amaki tapi begitu ketemu aku langsung tidak bisa apa apa, menyedihkan
memang.
Kemudian aku kembali ke ruang
gugusku di atas baru aku mau duduk di tempatku 1 kelas gugus meninggalkanku
begitu saja, dari pada aku terlalu sedih aku berjalan menuju tempat dimana
tempat tepat di atas meja amaki, aku tiduran dan menghadap bawah sambil aku
putar aku Ikimono gakari, setiap aku melihatnya dia berpaling dari wajahku, aku
beri dia senyuman dia malah cemberut hingga tanganku bergerak sendiri menembus
lantai yang memisahkan kita antara atas dan bawah, entah kenapa jarak aku dan
dia begitu dekat hingga aku memberikan tangan kananku dan berkata
“watashi
wa.. Fariz, Fariz Iqbal Nugraha and
you?” aku mengatakan itu dengan lembut dan sebuah senyuman dan aku sempat
berfikir, ngomong apa aku ini.
Dan tidak
aku duga.. ternyata..
Dia menerima
tanganku itu dan dia berkata
“namaku
Jun.. Jun Amaki” balasnya dengan lembut hingga tidak sempat aku dengar
“apa?
ulangi”
“Jun.. Jun Amaki”
dia mengeraskan sedikit suaranya, aku lihat pipinya memerah,perlahan aku lihat
senyuman manis di bibirnya, aku sangat terhipnotis akan ha itu…
Tapi
sayang..
.
.
.
Semua itu…
.
.
.
Hanyalah..
.
.
.
Mimpiku saja
T^T *huuaaaaaa (teriak nangis)
0 Response to "Just Dream~"
Posting Komentar