Who Me? (part 2)
Hhhhmmmmm
hhuuufftt !!
Aku
terbangun di atas ranjangku, aku
menghirup nafas dalam dalam dan
mengeluarkannya
perlahan, mimpi itu kembali terulang mungkin sudah kesekian
kalinya
dalam hidupku.
Hari ini
adalah hari minggu dan aku sendiri tak sadar bawaha kini aku sudah
duduk di
bangku kelas 10 si salah satu SMA Negeri di kotaku, aku sudah janji
untuk pergi
keluar kota bersama keluarga karena hari ini aku bangun telat jadi aku
membatalkan
kepergian kami dan kami sekeluarga tidak jadi pergi keluar kota
untuk hari
ini.
Dari pada
aku bosan di rumah saja aku memutuskan untuk pergi main ke warnet
untuk
melepas penatku setelah enam hari sibuk sekolah dan di bebani tugas ini
itu, aku
bermain tiga jam seperti biasa.
“tumben main
ke warnet?” ucap teman warnetku.
“bosen di rumah,semalem
mimpi buruk lagi” jawabku lesu.
“bisa mimpi
juga lu tong?” ucapnya meledeku.
“wah kutil
fir’aun lu” balasku.
“ahahaha”
dia tertawa sendiri di keheningan warnet.
Baru aku
main dua setengah jam tiba tiba ada anak kecil yang menggangguku
“ah cacad
gitu aja gak bisa! Itu di kiri! Bukan di situ bloon! Awas jaga temen tuh!
Mampus temen
lu mati!” berisik bocah yang melihat permainanku
“ah bangke!”
geramku untuk anak itu
“dih udah
cacad marah lagi, gak malu tuh!”
Aku hanya
tersenyum mendengarnya, sengaja di ronde ke 2 aku tekan ‘TAB’ untuk
menunjukan
kill death ku.
“idih jeh
kill 10 mati 2 jeh idih kita dewa jeh” ucapnya lagi
Bukannya
diam dia malah terus mengejekku, hingga aku kehilangan kesabaran.
“woi sempak
kuda! Nih coba lu yang main!” aku menantang bocah itu
Dan setelah
aku kasih ‘ppfffftt’
“baru maju
kok mati?” sindirku
“ngecheat
nih musuhnya” balasnya ala bocah ingusan
“ok ok, loh
tuh kok mati lagi?” aku mulai sedikit mengganggunya
“ah bacot
lu!” dia menyentakku.
Baru klai
ini aku di sentak oleh anak seumuran dia. Aku kembali focus melihat
permainannya
dan saat dia sedang respawn aku tekan ‘TAB’ dan hasilnya kill 1
mati 7
‘sangat memalukan’
“udah ah
kalah mulu gitu minggir lu!” usirku
“wuuu cacad
cacad main gituan aja gak bisa” ejek bocah itu lagi
Aku hanya
tersenyum melihat kelaluan bocah warnet itu,aku sendiri sering
melihatnya
datang membawa sepeda hingga saat bilingku habis dan ternyata
bocah itu
juga yang bermain di bekas bilingku, apa kalian pikir aku akan
menontonnya?
Percuma.
Aku keluar
warnet dan berjalan kea rah parkiran untuk mengambil motorku
namun
pandanganku terfokus kea rah sepeda bocah itu, aku tersenyum nakal
melihat
sepeda yang di geletakan begitu saja, aku parkirkan sepedanya di tempat
yang benar
untuk tidak menghalangi keluar masuknya kendaraan yang mau
masuk,
setelah aku perkirkan sepedanya aku langsung mengempeskan kedua ban
nya hingga
benar benar kempes total.
Aku langsung
mengambil motorku dan langsung pulang ke rumah di perjalanan
aku
membayangkan gimana nasib dia nanti,aku tergelitik sendiri di balik kemudi
motor yang
aku kendarai.
Setibanya di
rumah aku langsung mandi dan nongkrong di atas rumah, hal ini
sudah biasa
aku lakukan, tapi saat aku baru ingin duduk di kursi atas aku melihat
sebuah benda
tajam yang tak mungkin manusia biasa yang membuatnya,
ukurannya
hanya sepanjang botol air mineral dan lebarnya hanya selebar pulpen
pasaran
saja.
Aku
mengambilnya penuh kehati hatian dengan tangan kananku benda hitam itu
aku angkat
perlahan dan aku pandangi terus
“apaan nih?
mungkin ini tongkan fir’aun atau batang kuda ya? Lagi pula ini punya
siapa kok
bisa ada di sini?” pikirku sembarangan.
“ah bodo
amat buang aja” aku melemparnya kea rah atap orang dan mengenai
burung yang
sedang terbang rendah.
Aku masuk
kedalam rumah karena hari sudah menjelang malam, malam harinya
aku menonton
film di notebokku,entah mengapa aku malah tertawa melihat film
Jigsaw yang
menurut kebanyakan orang film itu adalah film horror.
Keesokan
harinya aku kembali masuk sekolah aku berangkat pukul 06.25 seperti
biasa aku
masih di antar oleh orang tuaku karena aku sendiri malas untuk
berangkat
sendiri.
Jam pertama
di isi oleh pelajaran bahasa daerah dan jam kedua di isi oleh Bahasa
Indonesia,
dan saat bel istirahat teman teman kelompok prakaryaku berkumpul
untuk
membahas yang akan di kerjakan sepulang sekolah nanti.
“nanti sore
di rumah dia aja ya!” ucap salah satu teman cewek ku menunjuk cewek
yang di
sebelahnya.
“ya udah gak
apa apa lagian juga kalo cuma buat bikin nugget mah mamah saya juga
malah
seneng” ucap cewek yang di sebelahnya itu.
“ok lah tapi
saya sama ini kutil ayam pulang dulu tapi” ucapku untuk izin datang agak
telat.
“jangan lama
lama hayo!” ucap teman cowokku yang satu lagi.
Kelompuk
kami terdiri dari 7 orang cowo 3 dan cewe 4, dan apa lupada tau kalo di
kelompok aku
ada cewe yang wow menurut temen temen cowo sekelas.
Sorenya aku
dan yang biasa aku panggil kutil ayam menuju rumah temen cewek
aku yang
sudah di tunjuk aku membawa motor sendiri dan si kutil ayam juga
membawa
sendiri setibanya di rumah temen cewek aku, aku dan si kutil ayam (ah
ruwet nulisnya
coeg, panggil aja J)
Aku dan J di
sapa oleh sekelompokku.
“wuu katanya
gak telat” ejek salah satu temen cowok
“ih tadi
nunggu si Fariz nih jadi lama” ucap J yang mengarah padaku
“ehehe maap
map tadi makan dulu” balasku
“ah lama ya
udah ayo masuk ntar telat lagi bikin nuggetnya”ucap temen cewek yang
punya
rumah.
Kamipun
langsung masuk dan membuat nugget, namanya juga masih baru
beranjak
dewasa jadi saat membuat adonannya kami bermain main dengan
tepungnya
dan membuat seisi dapur jadi kacau balau namun kami tetap dapat
menyelesaikan
tugas kami dengan baik, setelah tugas selesai kami bantu
beres beres
dapur untuk meringankan tugas si pemilik rumah.
Beres beres
selesai pukul 20.10 malam.
“selesai
juga” terlihat wajah lega dari teman cowoku itu bukan dari si J
“huft ia nih
tadi lama kena main main aja!” ucap teman ceweku yang satu
“ia nih si
Fariz duluan lagian” ucap si J
Aku hanya
member senyum kea rah J
“aku pulang
duluan ya!” ucap salah satu temen cewekku
“eh aku
juga, bareng yuk!” yang satunya malah ngikutin
“akunya sama
siapa?” Tanya temen cewekku yang katanya wow.
“tuh ada si
ujang trus J sama Fariz dadah..” ucap salah satu temen cewekku yang
ngajak
pulang duluan.
Mereka
langsung pergi keluar dan tancapgas.
“huh dasar!”
gumam temen cewekku itu.
“hayo sirah
pulangnya gimana?” goda kami ber 4
“dih jangan
gitu sih!” ucapnya agak kesal.
“aku sama
kamu sih J” pintanya ke J
“tapi saya
udah sama ujang” ucap J menolak dengan alasan.
“ya udah deh
sama kamu aja,Riz” pintanya mengarah padaku.
Mukannya itu
loh bikin tarik nafas, jadi mau tak mau aku meng ‘ia’ kan saja, kami
ber 4
pamitan pulang pukul 20.45 malam J memboncengi ujang dan aku memboncengi
temen
cewek ku itu.
“cie cie
Fariz boncengin cewek haha” ejek ujang dan J dan langsung tancap gas juga.
“ah
terpaksa” keluhku.
“jadi
terpaksa nih?” ucap temen cewek yang aku boncengi.
“eh kagak kagak!” alihku tak sengaja aku menyentuk pahanya walaupun masih di
tutupi oleh
jeans ketatnya.
“eh Riz!”
ucapnya
Aku khawatir
jika ia mengingatkan aku jika aku menyentuk pahanya.
“apa?”
“agak
cepetan dikit dong udah malem nih!”
Aku menarik
nafas lega karena dia malah minta begitu
“ini udah
cepet” jawabku alibi
“duh ah”
kesalnya
Tak lama aku
tiba di depan rumah temen cewekku.
“eh boleh
izin ke kamar mandi gak? Kebelet kencing nih”
“duh dasar
tuh belok kiri”
Dia
menunjukan letak kamar mandinya aku langsung menuju kamar mandi aku baru
sadar ketika di rumah ini hanya aku dan temen ceweku itu setelah aku
melaksanakan
tugasku tiba tiba aja aku kepikiran untuk berbuat jahat sama temen cewek
aku yang satu ini
"Riz lu lagi apa sih di dalem lama amat?!" teriak temen cewek ku
"ngefap! ya kencing lah! lagi benerin celana nih" balasku
setelah selesai aku
langsung bergegas keluar dari kamar mandi dan menemui teman
ceweku.
“eh di rumah ini cuma ada kita aja-“ tak sadar aku
melihat
temen cewekku sudah tam menggunakan pakaian yang ia kenakan lagi
tadi, kini
ia hanya menggunakan seutas handuk saja yang menutupi tubuhnya.
“hei malah
melamun lagi” ucapnya yang membuarkan lamunanku.
Entah
perasaan apa tiba tiba saja aku menyenderkannya pada tembok di depan
kamar mandi
pandangan kami saling bertemu wajah kami makin mendekat dan aku
mulai
mendengar dan merasakan hembusan nafasnya dan u know lah bibir kami
saling bertemu
namun aku merasakan hal lain, posisi kami sangat tidak
nyaman jadi
aku memasukan tanganku kedapalm saku celanaku,
jika kalian pikir
aku akan
melakukan IYKWIM kalian salah besar karena aku mengeluarkan sebuah
cutter dari
saku ku, aku melepaskan bibirku dan bibirnya aku berbisik kepadanya
“maafkan
aku, sayang”
Aku langsung
menyayat lehernya dan darah keluar deras dari luka yang ada di
lehernya
itu, dia terkejut dan aku merasakan sebuah perasaan yang sangat sangat
menyenangkan
dan tidak dapat di kalahkan oleh apapun, darah terus mengalir
dari
lehernya perlahan dia mulai melemas, aku tambahkan lagi sayatan yang ada
di lehernya
agar makin melebar dan darah makin banyak yang keluar tak sadar
baju ku
sendiri terkena cipratan darahnya, aku mulai menyukai pertunjukan ini
tak lama dia
akhirnya tak bergerak sama sekali darah masih terus keluar dari luka
sayatan di
lehernya.
Aku yang
melihat itu tak tinggal diam, aku menariknya ke dalam kamar mandi dan
aku buka
handuknya, tubuhnya cukup membuatku konak dengan dada yang
cukup besar
tapi sayangnya aku tak menyukai itu, aku keluar menuju dapur dan
aku
mengambil pisau dapur kemudian aku kembali mengurus tubuh itu, aku
penggal
kepalanya, aku pisahkan tubuhnya menjadi 14 bagian dan yang terkahir
aku memotong
kedua gunung kembarnya itu.
“ah.. manis
sekali tubuhmu ini” ucapku dengan perasaan yang sangat tidak bisa di
ucapkan
dengan kalimat.
Aku
mengangkat kepala temen cewekku itu, dan aku langsung kembali mencium
bibirnya
“ini baru
posisi yang enak” gumamku dalam hati.
Setelah
menyelesaikan nafsu syahwatku aku menumpuk potongan tubuh itu di
bathup kamar
mandi pisau daging yang aku gunakan untuk memotong motong
tubuhnya
aku buang
kedalam kloset sedangkan kepalanya kembali aku
ciumi dan
aku buang begitu saja di dalam kloset kemudian aku tutup kloset itu.
Perasaanku
saat itu sangat campur aduk dan aku langsung keluar dari rumahnya,
aku menutup
pintu kemudian aku mencabut bunga yang aku sendiri tidak tau apa
namanya aku
taruh bunga itu di depan pintu rumah, kemudian aku langsung
pulang ke
rumah menelusuri gelapnya malam.
Setibanya di
rumah aku lihat jam sudah pukul 22.15 aku langsung berganti baju
dan
melemparkan baju yang ada noda darahnya itu ke arah atap rumah orang,
aku langsung
masuk kedalam kamar dan sebelum tidur aku berkata dalam hati
“nikmatnya
malam ini”
0 Response to "Who Me? (part 2)"
Posting Komentar