Secondside (part 2)

Wuzzzz..

Angin dingin meraba kakiku dengan lembut, ku tarik selimut UKS untuk segera menutupi tubuhku ini. Namun, aku malah kepanasan, lalu aku bangun dari tidurku.Duduk, lalu langsung ke kamar mandi untuk buang air kecil.

Keluar dari kamar mandi aku langsung memakasi sepatuku yang tadi aku lempar tepat di depan pintu. Lepas aku mengikat sepatu, kulihat acara masih berlangsung dengan ramai

“wah.. osis, sukses nih acaranya” gumamku
Kemudian aku kembali masuk kelapangan, namun suasanya di sini berubah drastis, tidak seperti tadi. 

Perasaan yang tadinya ramai kini seakan rasa ramai itu meredup. Seakan ada yang mengganjal di sini.
Ku coba bertanya pada seorang gadis, namun dia tak menyautiku. Ku coba lagi pada teman sekelasku. Dia juga seakan tak melihatku. Kemudian aku melihat Dreg tepat di depanku, dan aku memanggilnya.

“syukurlah Dreg masih mengingatku” tenangku
Namun Dreg melewatiku begitu saja dan bersalaman dengan orang yang ada di belakangku.

“lah si petrik.. ada apa ini sebenarnya” aku mulai curiga dan mulai ketakutan

“apa aku sudah.. ah gak mungkin” namun tiba tiba pandanganku teralihkan ketika aku melihat sosok seperti ikan pari dengan ukuran 5 meter terbang tepat di atas kepala ku, tidak, kepala kami semua.

“apa itu..?” heranku dalam hati

“semuanya lihat, ada ikan terbang!” teriakku panik.

Namun semua orang tak menghiraukanku dan bersikap seakan semua biasa saja dan tidak terjadi apa apa.

Namun, sayangnya malah aku lah yang di lirik oleh ikan terbang itu, tubuhnya yang tadi melewatiku kini ikan itu bergerak cepat ke arahku, aku yang panik malah lari ke loby untuk menyelamatkan diri, saat ku tengok kebelakang, ikan itu membuka mulutnya dan mengeluarkan seperti ular berduri dari mulutnya dan seakan memiliki mata sendiri.

Aku terus berlari dan berteriak meminta tolong, namun tak ada yang mendengarkanku.
Tiba tiba

Wuzzz

Anak panah melesat dari depanku, aku menghindarinya dengan cepat, dan anak panah itu tepat menancap mulut ular yang berada di mulut ikat terbang aneh itu.

“seseorang tolong aku!!” teriakku ketakuan sampai sampai posisiku kini berjongkok sembari melindungi kepalaku dengan kedua tanganku.

Wuzz Wuzz Dreepp Drep Drep Drep Gubrraaakk..

Terdengar seperti sebuat stand roboh tertimpa benda berat.
Aku perlahan membuka mataku untuk melihat apa yang sudah terjadi. Benar saja, sebuah stand milik kelas 11 roboh tertipa ikan besar itu., semua anak panik dan berhamburan menyelamatkan diri mereka masing masing dan seakan tak melihatku di dekat mereka.

Ketika aku arahkan pandanganku sebuah tangan lenjuntai ke arahku, seakan ingin membantuku bangun. Ku lihat tangan itu berasal dari Gadis aneh yang sempat ku lihat tadi sebelum aku ke UKS.

“ayo bangun” ucapnya dengan nada seperti anak kecil.
Aku yang masih bingung belum berani untuk menyentuh tangannya.

“ayo, tidak apa apa”

“Aku bisa jelaskan semua” lanjut gadis itu.
Dengan berani aku terima tangan itu dan membantuku berdiri dari posisiku.

Dia tak lebih tinggi dariku, namun dia memiliha mata dan senyuman yang indah.

“namaku Levia, Levia Aikensa.” Dia memperkenalkan dirinya padaku

“aku dari divisi 22”

“divisi terakhir” lanjutnya dengan wajah sedih

“eh.. maksudmu? Divisi? Terakhir?” tanyaku bingung.
Dia berjalan menuju bangkai ikan aneh itu

“ikuti aku” ucapnya dan akupun mengikutinya dari belakang

“ini Creeper type.660 dari Sea Dimensional. Mungkin ini cpreeper terakhir yang masih tersisa” terangnya padaku

“ahh.. maksudmu apa sih? Divisi? Creeper? Sea Dimensional? Kau ini siapa?” tanyaku sangat kebingungan

Kemudian ia memberiku sebuah benda yang mirip dengan KTP setelah ia memberiku benda itu dia seperti sedang mengurusi bangkai ikan itu dengan cara memasukannya kesebuah kapsul dari sakunya.

Di benda yang mirip KTP itu tertera fotonya, nama dan divisinya.

“apaan ini? Trus maksud semua ini apaan ya?”

“hmm rupanya kau baru bangun” ucapnya dengan wajah serius.

“biar aku jelaskan” dia mulai menjelaskan sesuatu yang di luar dugaan dan nalar manusia, mulai dari manusia terlahir hingga manusia memiliki sebuah kekuatan yang bisa mengubah segalanya, termasuk jagat raya dan konflik antar dimensi ini. Para manusia yang di sebut Agent biasanya memiliki suatu kekuatan yang di bilang sebagai orang terpilih.

Konflik antar dimensi rupanya sudah berlangsung sangat lama bahkan katanya kini hanya tinggal 2 divisi dari pasukan manusia dan sisa 1 divisi Dragon Dimensional lagi. Dan katanya creeper yang tadi itu adalah creeper terakhir dari Sea Dimensional, karena 1 Dragon Dimensional terbagi atas 6 
Dimensional.  Creeper adalah nama panggilna monster yang berasal dari Dragon Dimensional.

 Kini 2 divisi atau pasukan manusia hanya tinggal membantai 1 Dimensional lagi yang di pimpin oleh Heliconteires dari Dark Dragon Dimensional alias Dragon Dimensional terakhir.
Usut punya usut ternyata Dragon Dimensional juga sama seperti Divisi pada manusia, merekan punya pasukan khusus, prajurit dan bahkan mereka punya pemimpinnya masing masing, dan ternyata pemimpin dari Dark Dragon Dimensional ini adalah si Heliconteires itu sendiri dan wujudnya masih belum teridentifikasi karena belum ada kepastian yang benar tentang perwujudannya.

Bahkan salah 1 agent yang selamat dari divisi 05 yang katanya pernah bertempur melawan Dark 
Dragon Dimensional mengatakan bahwa Heliconteires memiliki bentuk wujud seperti gedung 50 lantai dengan sayap membentang dari 1 gedung pencakar langit sampai ke pencakar langit sebelahnya, berkisar 400-600 meter.

Ada juga yang mengatakan bahwa tingginya menembus awan dan bentuknya seperti kupu kupu bertanduk. Memang tidak jelas bentuknya si heliconteires ini. Namun sayangnya agent itu sudah wafat sesaat sebelum sempat di tanyakan bagaimana ia bisa selamat dan bertemu dengan heliconteires tersebut.
Mendengar penjelasan itu bulu kudukku seakan berjoget ria di seluruh tubuhku.

“Apakah aku salah satu orang yang memiliki kekutan tersebut dan menjadi orang yang terpilih melawan monster yang tiada bandingan itu?” pikirku takut

“oh ia,jika kau ingin bergabung bersama kami, kami akan selalu ada kapanpun saat Creeper muncul. Dan langsung saja katakan aku bersedia, pada agent yang akan membantumu, jika kau bertemu dengannya”

“eh tapi bagaimana aku bisa menggunakan kekuatanku?” aku kebingungan.
Levia mendekatkan dirinya dan berbisik padaku

“kau tau kenapa mereka mengabaikanmu?” aku hanya mengangguk kecil

“karena kau tidak menggunakan wujud kasarmu” dengan cepat Levia memukul perutku dengan sangat keras hingga aku merasakan aku seperti jatuh ke jurang.

Hhhmmmmfffttt... hhuuuuuuuhhh...

Aku langsung terbangun dari posisi tidurku menjadi poiisi dukuk, keringatku mengucur deras dari tubuhku.

“mimpi apaan tadi ya? Gilee serem amat” aku lihat kesekelilingku, suara terdengar tidak terlalu keras dari sebelumnya, dengan panik aku langsung keluar Uks dan langsung memakai sepatuku di luar UKS.

Aku lihat sebuah stand milik kelas 11 roboh seakan tertimpa sesuatu, namun di atasnya tidak ada apa apa. Aku mendekat ke tempat kejadian dan bertanya pada seorang gadis.

“eh maaf, ini kenapa ya?”

“eh.. gini, kak. Tadi, tiba tiba aja stand kelas 11 ini roboh. Padahal gak ada angin kencang tadi” jawab seorang gadis yang masih terlihat panik ketakukan.

“trus ada korban gak dek?”

“untungnya gak ada kak” ucap gadis itu lalu pergi meninggalkanku

“stand yang tiba tiba roboh sendiri? Kok kejadiannya sama kayak di mimpiku ya? Ah pasti Cuma kebetulan”

“weh, Za! Untung lu tadi tidur, coba kalo tadi lu gak tidur, bisa mampos lu” cletuk Dreg membuyarkan lamunanku.

“wah petrik lu Reg! Ngarepin banget kayaknya” kesalku

“eh ya gak sih.. tadi kejadiannya aneh banget sumpah, masa lagi enak enaknya joget eh itu stand roboh sendiri coba? Kan heran?” ucapnya dengan wajah heran dan ketakutan.

Sesaat setelah aku mendengar ucapan itu dari Dreg, aku langsung menelan ludah dan langsung lari ke parkiran mengambil motor dan langsung tancap gas pulang ke rumah.

0 Response to "Secondside (part 2)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel