Secondside (part 1)

Secondside

Hallo..
Pagi ini cuaca mendung di ikuti gerimis kecil yang membuatku nyaman berada di atas ranjang kecil milikku ini.  Ah ia, namaku Riza Alucard. Panggil saja aku Riza.
Aku bersekolah di sekolah negeri favorit di kotaku. Kini aku duduk di kelas 11 atau kelas 2 SMA. Cuaca di luar sangat nyaman dan sangat tepat untuk melanjutkan tidurku ini.

‘Tok! Tok! Tok!’
Suara pintu kamarku di ketuk dengan sangat keras.

“ka.. bangun..!!” teriak adikku dari depan pintu kamarku

“ia.. nanti juga bangun ah!” balasku sambil kembali menarik selimut

Tak lama suara ketukan di pintu terdengar lagi, kali ini mamahku yang membangnkanku.

“ka.. ayo bangun udah jam 6 nih.. katanya kamu mau liat si dia lomba” pancing mamahku
Setelah mendengar itu aku langsung terbangun dan langsung duduk di pinggir ranjangku.

“oh ia! Sekarangkan pensi sekolah bagiannya dance cover! Oh god!” aku langsung keluar kamar dan langsung berlari ke kamar mandi dan menghiraukan adik dan mamahku yang masih saling memandang heran sambil sedikit cekikikan melihat tingkahku.

Karena terlalu buru buru aku sampai lupa membawa handuk jadi aku meminta adikku untuk mengambilkan handuk.

“makanya bangun pagi terus mandi, jangan begadang mulu liatin fotonya dia” ejek adikku sembari memberikan handuk dan di taruh di tempat handuk di depan pintu kamar mandi.

“bawel lu!” balasku singkat
Lepas mengeringkan badan dan berpakaian lengkap untuk ke sekolah aku langsung menuju ruang makan untuk sarapan bersama keluargaku.

“tumben kamu bangun siang” tanya papahku

“ia.. cuacanya enak buat tidur.. bikin ngantuk terus hihi” balasku

“eleh.. bilang aja semalem kamu abis ngechat dia tapi Cuma di read doangkan? Trus kamu mantengin fotonya dia sampe ketiduran lagi di depan komputer” sambung adikku sembari mengejek

“ehh.. kamu tuh ya!!” aku menarik kerah adikku dengan tangan kiriku

“sudah.. sudah.. biarin kakak kamu usaha, dek.-” Lerai mamahku

“kamunya juga jangan terlalu seriuslah sama adik sendiri” lanjut mamahku sambari menaruh roti selai cokelat di piringku.

Papahku yang melihat tingkah kami hanya tertawa kecil saja tanpa berbuat sesuatu.

“ya sudah, setelah sarapan kamu antar adikmu ke sekolah” ucap papahku

“idiih.. di anterin jomblo” celetuk adikku

“eh.. ngehe lu! Gak aku antar tau rasa” balasku

“eh.. ia ia..” balas adikku memanja

Setelah sarapan dan gerimis sudah mulai menghilang juga beberapa perdebatan kecil selesai akhirnya aku berangkat dan mengantar adikku kesekolahnya di SMP yang cukup jauh dari rumah. 
Aku mengantarnya hanya dengan menggunakan motor, jadi lama perjalananku untuk mengantar adikku 15 menit di tambah 10 menit dari sekolah adikku ke sekolahku. Karena alasan itulah sebenarnya aku malas mengantar adikku untuk ke sekolah.

Setelah aku mengantar adikku aku langsung berangkat ke sekolahku dan langsung ku parkirkan motor matic ku di parkiran sekolah.

Semua orang sibuk di stand kelasnya masing masing, dan saat aku sedang beberes stand dengan beberapa teman kelas, aku melihat dia jalan melewati stand kelasku.

“Mai!” sapaku

Kemudian dia berbalik padaku dan aku langsung mendekatinya

“hari ini kamu pentaskan?” aku mulai membuka percakapan

“he’em” ucapnya singkat sembari menangguk kecil

“eh.. anu.. ini buat kamu, kalau kamu mau” aku menyodorkan minuman teh kemasan bagianku

“eh seriusan buat aku?” wajahnya langsung berubah 1800 hingga membuat jantungku berdebar 
setelah melihat senyumnya padaku dan karena itu pula aku hanya membalasnya dengan anggukan kecil

“wah.. makasih ya! Kebetulan cuacanya panas nih.. jadi haus” ucapnya

“eh.. e, eia.. kan tadi abis gerimis jadi panas cuacanya” aku mulai kikuk jika berada di dekatnya

“hahaha ia, makasih ya buat minumannnya, kamu tau aja”

“eh.. ia, gak apa kok, ia dong.. riza gitu loh, hihihi” aku mulai memancingnya

“ah kamu ini.. ya sudah aku harus siap siap dadah..” dia pergi sambil melambaikan tangan padaku.

“hihi.. gimana gak tau kalo kamu lagi kehausan, kamu terlihat berkeringan gitu hihi” gumamku 
dalam hati

“wah.. kuku onta! Bukannya bantu bantu malah godain dancer”  sapa temanku sembari menepuk pundakku dengan kaleng pyloxnya. Dia adalah Dreg, lengkapnya Dreg simad.

Dia sahabat karibku sejak SMP.

“biarin.. dari pada yang deketin lu cowo semua” ejekku kemudian ku langsung berlari masuk ke dalam stand

“eh kampret lu ya! Haha.. sini lu” Dreg mengejarku  dan mulailah tingkah konyol kami saling terjadi.

Namun setelah ribut, kami kembali membantu teman kami yang lain untuk membereskan stand kami yang masih belum siap untuk di pakai untuk berjualan dan menjajakan barang jualan kami tentunya selain makanan.
Sekitar pukul 09.30 Mai dan kawan kawannya unjuk penamilan, para penonton di buat kagum akan modern dancenya.

“suit suii.. love u Maii!!” teriak seorang anak lelaki di sebelahku dengan atribut konyol di kepalanya

“wah pertik nih nih anak” gumamku.
Aku langsung geser sedikit ke sebelah kiri panggung menjauh dari anak lelaki itu.

Di tengah ramainya pentas Mai dan kawan kawan dancernya di kerumunan orang aku melihat gadis berambut putih panjang yang mengenakan kostum ala cosplay menatap kosong ke arah panggung. 

Penasaran dengan dia aku mendekat ke arahnya namun saat aku agak berlari ke arahnya seorang lelaku berbadan gempal menabrakku dengan kencang

“wah petrik lu! Lu joget joget aja gak usah kayak mau tawuran gitu!” gertakku

Namun orang itu malah mengabaikanku, tak peduli dengan lelaki itu aku langsung arahkan pandanganku ke gadis aneh tadi, sayangnya dia sudah tidak ada di tempatnya.

“lah? Mana tuh cewe? Padahal mau minta foto tadi, lumayan buat ganti DP bbm, eh salah maksudku mau kenalan. Eh.. ah au ah! Kemana ya tuh cewe” bingungku sambil menggeleng gelengkan kepala.

“wah autis lu, Za” ucap Dreg

“ngehe lu” balsku

“lu lagian kenapa geleng geleng, ini kan modern dance, bukan konser metalica”

“kenapa sih lu?” lanjutnya

“jadi gini Reg” aku membawanya ke pinggir lapangan dan duduk di sebuah bangku

“tadi pas aku lagi asik joget, aku liat ada anak cewe di situ” jelasku

“wah cewe? Di mane?” potong Dreg

“eittss tunggu dulu, tapi pas aku mau deketin tuh cewe, dia malah ngilang.. lu liat dia gak?” tanyaku

“wah, cirinya gimana ya? Kali aja bisa bantu”

“jadi gini Reg, dia kek cosplayer, mirip banget!” terangku

“lah, lu mah ingetnya cosu melulu, sadar woi!” tiba tiba tangan Dreg mengelap wajahku

“eh bener.. di belakang badannya dia pake busur panah sekaligus ada beberapa anak panahnya juga”

“rambutnya putih panjang sepunggung, tapi matanya kosong,Reg” terangku lebih jelas.
“kosong? Hiiii” wajahnya panik

“bukan kosong gitu, maksudnya pandangannya kosong, karena penasaran makanya aku mau deketin dia. Eh dia malah hilang duluan” jelasku

“wah kayaknya lu mulai ngantuk nih akibat begadang semalem. Ya udah lu ke UKS gih sono” ucap Dreg.

“tapi ntar stand yang jaga siapa?” tanyaku

“cingcong lu! Sok ngejaga Stand, tadi aja lu malah joget” balasnya dengan muka kecut

“ahaha.. sorry sorry”

“ya sudah, aku antar kamu ke UKS, ntar malah nyasar ke tempat ganti dancer pula kau” cletuk Dreg

“lah kan lumayan, Reg” ejekku

“ah, lu.. “

Kemudian aku di antar Dreg ke UKS, setibanya diUKS karena keadaan sepi jadi aku langsung saja berbaring di kasurnya setelah melepas sepatuku.
“ya udah, aku tinggal ya! Semisal ada cewwe masuk, layanin aja!” ejek Dreg

Tanpa basa basi aku langsung melempat sepatuku ke arah Dreg, namun dengan cepat Dreg menutup pintu UKS dan pergi meninggalkanku sambil tertawa.

Pelahan tapi pasti, entah kenapa mataku tiba tiba saja langsung memberat setelah aku jatuhkan kepalaku ke bantal putih ini. Makin berat dan semakin berat hingga semua gelap tak terlihat. 
========================================================================

0 Response to "Secondside (part 1)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel