100 Day with LostSaga (part4 END)
Di
perjalanan kami tidak di pimpin oleh King Altheon tapi di pimpin oleh Arthur
seorang hero
yang pangkatnya setara dengan Artix.
Dia tak
banyak bicara, namun sekalinya bicara dia keras sekali, bukan suaranya
melainkan
keteguhan nadanya yang membuat para player bersemangat untuk
menghadapi
pasukan SnowPrincess.
Kami sudah
berjalan 5 kilometer dan hampir tiba di tujuan, Arthur yang
menunggangi
kuda mengatakan sesuatu kepada Rheza yang kebetulan Rhezalah
yang
barisnya dekat dengan Arthur kemudian Arthur berjalan dengan cepat
dengan
kudannya dan meninggalkan kami saat itu, kompi kami kini di pimpin oleh
Rheza.
Kami sudah
menempuh jarak 6 kilometerdan kami telah tiba di tujuan, garis awal
medan
pertempuran,terlihat banyak para medic yang berlalu lalang di sekitar
kami
infantry dengan senjata lengkapnyasudah rapih berbaris yang di pimpin oleh
komandan
Hadian.
Aku sendiri
tak menyangka jika Hadian menjadi komamndan dalam game ini, aku
di tempatkan
di baris ketiga sebagai pasukan penyerang karena aku menggunakan
Glove dan
saat aku sadar satu kompiku berbeda Glove satu dengan lainnya.
Ada yang
berwarna ungu dengan baru berlian di tengahnya dan ada juga dapat
memancarkan
cahaya.
Saat itu
Gloveku tak kalah keren dengan punya mereka karena aku sendiri
memiliki
glove yang tak kalah keren dari milik mereka, Glove ku berwarna biru
berlian dan
adasedikit cahaya di tengahnya.
“semua
pasukan bersiap!” teriak Arthur saat itu,
Kompi
kami,kompi penyerang di pasang di bagian paling depan barisan, di
belakang
kompi kami ada pasukan Infantry dan tepat di belakangnya lagi baris
para pasukan
musketeer.
Medic tak
maju ke medan perang, hanya beberapa saja yang maju karena sudah
lebih
berpengalaman.
Aku
perkirakan pasukan penyerang dalam satu kompi ini ada 10 baris ke belakang
dan 5 baris
ke samping, aku berada di barisan ke3 dan urutan ke 2 dari kanan saat
itu.
Di sampingku
ada Player yang sangat garang wajahnya namun dia sangat pemalu,
dia adalah Rafi teman sekolahku, namu kami tidak sekelas.
Kami
kemudian di giring maju untuk bertempur lawan pasuka Snow Princess di
kota
SnowTown, karena King Altheon tak mau wilayahnya terbantai lagi oleh
pasukan Snow
Prince.
Saat 2 kilo meter dari kami mulai berjalan tadi
aku melihat sesosok wanita besar
dengan
mahkotanya, rambutnya berwarna biru laut dan menggunakan tongkat
Icenya untuk
membangkitkan pasukan Snow nya.
Aku terlalu
kagum melihat penampakan SnowPrincess yang sebesar itu, hingga
aku langsung
di hadapkan oleh pasukan Snow Princess.
Saat itu
keadaan sudah berantakan, tak ada lagi barisan yang ada hanya
pertarungannya
masing masing, aku berhadapan dengan gadis korek api dan
dapat
mengalahkannya dengan mudah.
Tujuan kami
yaitu mengepung camp terjauh milik Snow Princess dan di lakukan
dengan
mudah.
Dan saat aku
baru selesai bertarung aku melihat tumpukan kotak hadiah namun
aku sangat
terkejut ketika kota itu bergerak melompat ke arahku.
“surprise!” teriak salah satu kotak itu
Dan semua kota itu melompat ke arahku dengan wajah yang
sangat mengerikan.
ParagonX keluar dari Gloveku dan langsung menebas semua kotak
hadiah itu,
karena kejadian itu aku tertinggal oleh pasukan penyerang,
aku berada sekitar 20
meter dari depan pasukan penembak, aku langsung lari mengejar
pasukan
penyerang namun saat itu keadaan benar benar mulai kacaw
pasukan penyerang
sudah mulai banyak yang terluka melihat kesempatan itu aku
dapat melampaui
pasukan yang terluka itu aku mebantai bebrapa pasukan milik
SnowPrincess,
Arthur berada tepat di sampingku
“berhati hatilah dengan mereka” ucapnya sambil menebas
pasukan Snow
“baiklah” jawabku
Aku menggunakan katana yang ParagonX berikan padaku saat aku
tertinggal tadi,
aku seperti sedang berduet dengan Arthur saat itu pasukan
Snow yang tak henti
hentinya bermunculan membuat kami mulai kewalahan, pasukan
penyerang
tersisa 50 orang, setengah dari mereka sedang bertarung
seperti aku dan Arthur
dan sisanya lagi sedang mengepung dan menghancurkan Camp
kedua milik
SnowPrincess.
Aku terus mengayunkan katana dan Arthur terus mengayunkan
Excalibur miliknya
yang tak henti hentinya menebas kepala para pasukan
SnowPrincess.
Aku juga melakukan hal yang sama seperti Arthur saat itu kini
aku dan Arthur
beradu punggung saling melindungi dari pasukan SnowPrincess.
Pasukan yang menyerang camp sudah selesai dengan kegiatannya
dan mulai
membatu aku dan Arthur yang kewalahan melawan pasukan Snow.
Saat itu kami langsung menuju ke arah SnowPrincess untuk
cepat
mengalahkannya tapi aku dan Arthur di cegat oleh 2 monster
yang tubuhnya 5
kali lipat dari tubuh kami, yang satu berama Snow Golem dan
satu lagi Evil
Rudolph.
Arthur langsung bertempur melawan Evil Rudolph yang di bantu
sekitar 25
penyerang dan aku sendiri melawan Snow Golem bersama Rheza
yang di bantu
sisa dari yang membatu Arthur.
Saat sedang bertempur melawan Snow golem Rheza mengatakan
bahwa Drakath
dan regunya masih belum bisa di temukan, ke adaan lebih gawat
pun terjadi saat
Snow Golem dapat membangkitkan Snow Golem yang ukurannya jauh
lebih kecil
yang tubuhnya setara dengan kami.
Pasukan Infantry dari jauh mulai menembaki Snow Golem dan aku
lihat ada Akbar
yang membantuku juga.
“Akbar?” ucapku girang
“jangan lengah,nak” balasnya di lanjut menyemburkan api ke
arah Snow
Golem.
Aku dan pasukan penyerang terus menghajar bagian bawah Snow
Golem dan
pasukan infantry menembaki bagian dada ke atas Snow Golem,
terlihat tubuhnya
terbentuk dari gumpalan salju tiga gumpalan wajahnya seram
namun menjijikan
itu membuatku semakin ingin terus menghajarnya.
Aku dan pasukan penyerang terus menghajar Snow Golem hingga
terlihat
tubuhnya meleleh.
“tembak!” teriak Drakath
dari arah tebing di samping camp milik Snow Princess.
Dia menyuruh pasukan archer menembakan panah berapinya ke
arah Snow
Golem dan berkat bantuannya kami berhasil melawan Snow Golem
kami langsung
menuju ke tempat Arthur dan pasukannya melawan Evil Rudolph.
Arthur dan perisainya masih kokoh melawan Evil Rudolph,
pasukannya kini tersisa
10 orang aku dan pasukan yang tadi membantuku langsung
membantu Arthur
untuk melawan Evil Rudolph tanpa istirahat semenitpun.
“Arthur, Drakath telah kembali bersama pasukan archernya,
mereka yang telah
membantu kami melawan Snow Golem” ucapku saat berada di dekat
Arthur.
“baguslah kalau begitu, berhati hatilah dengan yang satu ini,
dia dapat
menjatuhkan kotak hadiah jika kau tidak berhati hati” Arthur
memperingatkanku
agar tetap berhati hati jika melawan evil Rudolph.
“jangan lupa dengan aku nak!” teriak Akbar yang terus menerus
menyemburkan
api seperti naga yang berada di samping pasukan penyerang
lainnya.
“ahaha baik paman!” ucapku
“IMP awas di atasmu!” Arthur memperingati Akbar karena kotak
sudah mengarah
kepadanya.
Namun Akbar tak mendengarkannya dan dia tertimpa oleh kotak
hadiah yang
besar itu.
Seorang pasukan menarik mundur dari tempatnya dan menjauhakan
Akbar dari
titik serangan Evil Rudolph.
Akbar langsung terkapar tak berdaya saat itu juga
Aku yang melihatnya semakin waspada jika ada titik merah
berada di sekitarku.
“lalu bagaimana dengan Artix dan player lainnya?” ucap Arthur
sambil terus
mengayunkan Excaliburnya kea rah Evil Rudolph
“belum ada kabar, kini mereka yang menghilang” aku sambil
menggelengkan
kepala untuk membalas yang perkataan Arthur.
“teruskan penyerangan! Kerahkan semua kemampuan kalian!”
teriak Arthur yang
memberi semangat terhadap kami.
Beberapa player mengeluarkan hero hero mereka akupun tak
kalah aku juga
mengeluarkan semua hero yang aku bawa, sapper,maid,SA dan
ParagonX.
Aku mengerahkan semua kekuatanku, beberapa hero milik player
bahsan sudah
ada yang menggunakan skillnya.
“SA keluarkan nafas beracunmu, maid lakukan rolling jump!”
peintahku kepada
kedua heroku.
Mereka melakukan apa yang aku perintahkan dan menguntukkan
bagi kami para
penyerang untuk dengan cepat menghabisi Evil Rudolph.
Kemudian Arthur mengelaurkan skill yang ia pendam dan
langsung menewaskan
Evil Rudolph saat itu juga,kini setelah kami berhasil
mengalahkan Evil Rudolph
kami memutuskan untuk meminta bantuan medic yang ikut
bertempur.
Akbar di bawa mundur oleh beberapa medic dan sisanya
mengobati player dan
hero yang terluka.
“apa kalian sudah lelah?” ucap SnowPrincess yang
suaranyaterdengar jelas walau
jarak kami sekitar 200 meter di depannya.
Entah mengapa ParagonX menggunakan skill sayap lucifernya dan
langsung
menyerang SnowPrince.
“jangan sekarang..” ucap Arthur sambil menahan lajunya
ParagonX namun
ParagonX sudah maju lebih dahulu dan menyerang dengan skill
sayap lucifernya.
“ahahaha geli sekali geli hahaha ini membuatku muak!” geram
SnowPrincess yang
kemudian menangkap ParagonX.
Walaupun ParagonX
menggunakan skill namun Snow Princess dapat
menangkapnya dengan mudah dan langsung melemparkan tubuh
ParagonX
kepada kami yang sedang di obati oleh para medic, beberapa
tulang tangan dan
kaki ParagonX tergeser dan patah maskernya terlepas dan darah
mengalir lewat
hidung dan mulutnya.
“ParagonX….!!” Teriakku marah dan saat itu aku sangat marah,
kemarahanku
meluap luap
“aku takan membiarkan orang yang telah melukai ParagonX tetap
hidup di dunia
ini!” lanjutku dengan kesal
Tiba tiba semua itu terjadi, ParagonX memancarkan cahaya dari
tubuhnya, cahaya
itu mengarah padaku dan sesuatu itu mulau terjadi dengan
tubuhku, aku
merasakan bahwa aku telah di kendalikan sesuatu bukan aku
yang
mengendalikannya tapi sesuatu di dalam tubuhku yang
mengendalikannya.
Aku kini berpenampilan seperti Lucifer tapi tidak dengan
tongkatnya aku kini
dengan kedua katana milik ParagonX
“Hey kau orang yang membawa perisai besar bantu aku untuk
melawan raksasa
lemah itu” tubuhku menunjuk Arthur dan tangan kiriku yang
memegang katana
mengacungkan katanyanya kea rah SnowPrincess
Maid dan sapper melihatku dengan sebuah tatapan yang tidak
biasa, mereka
melongo melihatku berubah sikap 180 derajat.
“tapi di sini aku yang memimpin!” ucap Arthur
“sia sia pasukan kita jika pemimpinnya sepertimu!” aku memasukan katana yang
di tangan kananku ke tempatnya dan melempar Arthur ke depan
pasukan
SnowPrincess yang sudah cukup banyak itu.
Arthur langsung dengan sigap kembali mengangkat pedangnya dan
langsung
melawan semua pasukan Snow.
“medic bawa semua anggota yang terluka parah, yang hanya
cidera ringan ikut
aku! Maid persiapkan skill ekor gomihomu dan skill ledakan
mawar sapper
pertahankan helmmu!” ucapku langsung melesat ke Arthur yang
sedang melawan
ratusan masukan Snow yang sudah bersiap sedari tadi
“aku tak pernah melihat kakak Fariz bersikap seperti itu”
ucap sapper dengan
kaget
“bahkan aku sendiri baru melihat player yang seperti itu”
balas maid
“lalu apa yang kalian tunggu! Cepat lakukan apa yang ia
perintahkan!” teriak salah
satu player.
Pasukan infantry langsung mereload senjatanya pasukan
musketeer langsung
memasang pisau di ujung senjatanya.
“ini perang sungguhan! Siapkan dirikalian!” teriak komandan
Hadian
“ya!” teriak seluruh regu penembak
“maju! Jika kalian sayang nyawa kalaian!!” perintah Komandan
hadian sambil
terus menggendong RPG di belakang tubuhnya dia membawa
senjata jenis MK-46
yang biasa di pasang di atas tank di duniaku.
Dengan seruan komandan Hadian, regu penembak tak mau kalah
dari regu
penyerang, mereka maju dengan bringas bertempur melawan
pasukan
SnowPrincess.
Tiba tiba dari balik regu penembak seseorang dengan selancar
esnya melewati
kami begitu saja, dia langsung membekukan seluruh pasukan
SnowPrincess yang
membuat kami tertegun lalu dia menghadap ke arah kami dan
berkata
“tunggu apa apa lagi pasukan payah! Serang!”
Lalu muncul dari balik tumpukan salju pasukan Ice Mage yang
membantu kami
untuk menyerang SnowPrincess
Aku mendekat kepada orang yang tiba tiba datang ke pestaku
dengan cara yang
tidak sopan.
“siapa kau!” dengan tatapan bengis aku ucapkan itu
“aku Rifqi! Dewa es di dalam game ini! aku adalah Skadi!”
ucapnya lalu kembali
meluncur dengan selancar esnya mengarah kepada SnowPrincess.
“tak akan ku biarkan kau mengganggu acaraku!” aku langsung
menggunaka skill
sayap Lucifer dan mengejar Rifqi.
Pasukan Ice Mage berada di depan regu penembak.
“menyingkir kalian pasukan es!” ucap komandan Hadian
menyenggol pasukan Ice
Mage.
Regu penembak melewati pasukan Ice Mage dengan mudah, namun
sayang
pasukan SnowPrincess yang di bekukan itu sudah dapat bergerak
kembali, namun
pasukan Ice Mage yang melihat itu langsung menggunakan skill
badai Es mereka
yang kembali membekukan pasukan Snow itu.
Melihat ada kesempatan,komandan Hadian menyerukan untuk
menembaki
Pasukan Snow Princess yang sedang dalam keadaan beku itu, dan
siasatnya
berhasil, esnya pecah dan pasukan Snow itu musnah semua.
Arthur yang sedari tadi bersamaku kini dia tertinggal di
belakangku karena ak
mengejar Rifqi dan langsung menyerang Snow Prince sama
seperti yang Rifqi
lakukan.
Snow Prince melakukan Iced Stunnya dan berhasil membekukan
kami berdua,
namun untung bagi Rifqi karena dia adalah dewa es dan dia dapat
melepaskan diri
dari stun milik Snow Princess dan sialnya bagiku aku
terperangkap dalam stun
yang bodoh ini.
Krak..
Stunku pecah dan aku bebas aku tak tahu siapa yang sudah
membebaskan aku
Namun tiba tiba terdengar suara revolver milik Sherief Denny
yang tepat berada
di belakang ku.
“trimakasih” ucapku singkat dan langsung mencabut 1 katana
yang aku sarungi.
Kini aku menggunakan dua katana dan langsung menghajar
SnowPrincess
Kami bertiga terus berhadapan dan berarung dengan Snow
Princess dan langsung
di bantu oleh regu penembak Komandan hadian.
“menyingkir dari area tembakku!” teriak Komandan hadian yang
memperingatiku
dan Rifqi.
Aku langsung menyingkir seperti yang di katakana Rifqi
langsung mengubah
bentuk tubuhnya dan masuk kedalam tanah Sherief bergerak
mundur namun
masih terus menembakan pelurunya.
“tembak!” Komandan Hadian menembakan RPGnya kea rah Snow
Princess yang
di susul oleh rentetan peluru milik regu penembak.
PRG yang di tembakan Hadian di tangkap oleh Snow Princess dan
Snow Princess
menggigitnya hingga terjadi ledakan yang sangat besar
“aaarrrggghhh” teriak Snow Princess terkena ledakan itu.
Aku kembali meneyerangnya dari belakang karena Snow Princess
tidak dapat
bergerak bebas, dia hanya berdiri di sebuah panggung kecil
yang terlihat seperti
ember di balik jika sudah di naiki SnowPrincess.
Rifqipun kembali menyerang dan mengikuti caraku, Shereif
Denny sedang
mereload revolvernya.
Dan regu tembak masih menembaki tubuh Snow Princess tak henti
henti, Snow
Princess semakin mengamuk dan mengeluarkan badai salju,
beberapa regu
tembak terkena badai salju karena saat itu sedang dalam
konsdisi reload regu
tembak di gantikan sementara oleh pasukan Ice Mage yang terus
menerus
menembakan es ke arah Snow Princess, tubuhnya kini setengah
tertutup es dan
seperti terkena stun, tangan kiri Snow Princess berhasil di
bekukan oleh pasukan
Ice Mage, yang terbebas dari tubuh Snow Princess kini hanya
bagian dada ke atas
dan tangan kanannya yang masih mengangkat tongkat esnya itu.
Tiba tiba Haikal berteriak dari belakang kami.
“arah dada, ambil tongkatnya dan jatuhkan mahkota yang ada di
kepalanya
Teriak Haikal.
“Haikal!” seru Arthur
“aku dan Artix telah mengetahui siapa di balik semua ini,
tapi pertama tama kita
harus mengalahkan Snow Princess terlebih dahulu!”
Ucap Haikal dengan nafas tersengal sengal.
“lalu dimana Artix!” Tanya Arthur.
“Lighting Strike!” Artix mengeluarkan skillnya dari balik
bangunan yang sudah
hancur di sekitar Snow Princess berdiri.
Skillnya itu mengenai tepat ke SnowPrincess dan memecahkan
seluruh es yang
menahan tubuh besar Snow Princess.
“tembak lagi!” teriak komandan Hadian, dan regu penembak
kembali menembaki
seluruh tubuh Snow Princess.
“tembak tepat di bagian jantungnya!” teriak Komandan Hadian
lagi untuk
mengarahkan regu tembaknya itu untuk mengenai jantungnya,.
“sisanya jatuhkan mahkotanya dengan peluru kalian tapi jangan
hancurkan
mahkota itu!” lanjut teriakan komandan Hadian yan paling
geger saat itu
“jangan mau kalah regu penyerang, jatuhkan tongkatnya!”
teriak Haikal
“kage bunshin no jutsu!” Rheza menggunakan skillnya dan
mengeluarkan
beberapa tubuh bayangannya.
“aku juga bisa jika itu hanya bunshin!” teriak Haikal
“ayo Hong Gil Dong, bunshin!” teriak Haikal dan mengeluarkan
3 bayangan yang
sama dengan dirinya.
Mahkotanya berhasil di jatuhkan begitu pula dengan
tongkatnya.
“Fariz ambil mahkota dan tongkatnya itu, cepat!” teriak
Artix, aku dengan cepat
mengambil kedua benda itu dengan cepat.
“berat sekali” ucapku sambil mengangkat keduanya
“lemparkan tongkatnya padaku” teriak Haikal
Aku melemparkan tongkatnya pada Haikal dengan tangan kananku.
Regu tembak berhasil melukai dada bagian arah jantungnya,
Arthur yang saat itu
sudah kelelahan dia dengan sekuat tenaga melempar
Excaliburnya kea rah luka
yang berada di dada Snow Princess dan berhasil menembusnya
tusukannya
sangat dalam hinga membuat SnowPrincess jatuh dari tempatnya
dan Excalibur
itu tersangkut.
Beberapa pasukan sudah di tarik mundur oleh komandan Hadian.
Sapper melihat Excalibur milik Arthur yang dia pikir dapat
dia cabut dengan
tangannya sendiri, namun naas Sno Princess bangkit kembali
dan ingin
menyerang seluruh pasukan, namun dengan latah sapper
menggunakan skill ‘Air
Strike’nya untuk dengan cepat membunuh Snow Princess.
Nuklir sudah berada tepat di atas Snow Princess bebeapa
player dan hero sudah
berhasil di tarik mundur tapi sapper malah berjuang mencabut
Excalibur milik
Arthur dari dada Snow Princess yang mengamuk.
Maid yang melihat kejadian itu langsung berbalik ke arah
sapper dan melindungi
sapper dengan pelukannya sebelum terjadi ledakan maid
mengaktivkan skill ‘Nine
Tails’nya dan haikal melemparkan tongkat tepat ke
menusuk kepala Snow Princess dan.
Duuuuaaaarrrrrrr……
Ledakan yang mengerikan itu aku rasakan untuk kedua kalinya
dan kembali
sapper tidak bisa bergerak dari situ, radiasiya kali ini 2x
lebih hebat dari
sebelumnya beberapa player dan hero dari regu penembak
terpental karena tidak
kuat menahan radiasi skill dari sapper.
Bahkan aku dan Sherief denny terpental dari tempat dan
tersandar di batang
pohon yang sudah tinggal setengah ini,tapi makhoranya tidak
aku lepaskan.
Haikal dan Rheza sangat beruntung bisa melakukan bunshin
karena jika tidak
mereka sudah jatuh di jurang yang berada di bawah mereka.
Radiasipun selesai, aku dan Sherief bangun dan melihat apa
yang terjadi, komandan
Hadian tertutup salju yang sangat tebal, begitupun
dengan regu penembak lainnya.
Haikal dan Rheza merangkak dari bibir jurang dan setelah
kejadian itu aku tak melihat
Rifqi dan pasukan Ice Magenya.
Terlihat asap tebal yang mengepul di sekitar area ledakan,
tak ada tanda tanda makhluk
hidup di sekitarnya.
Aku yang khawatir akan 2 heroku itu langsung berlari ke arah
tempat itu Sherief Denny
mengikutiku dari belakang sedangkan Haikal masih
menolong Rheza yang masih berada
di bibir jurang.
“sapper! Maid!” teriaku saat tiba di sekitar ledakan.
Namun tak ada balasan hingga aku tersanjudng tumpukan salju,
ternyata itu adalah maid
yang sedang memeluk sapper dan di bawah sapper pedang
Excalibur berhasil di
selamatkan.
Arthur mendekat kepada kami
“aku berhutang besar pada anak itu” ucapnya tertunduk haru
Aku mengangkat tubuh maid dan sapper lalu mengambil Excalibur
dan memberikannya
pada Arthur.
“trimakasih” ucapnya yang kemudian melangkah pergi
“tunggu dulu!” ucapku sembari menodongkan katana ke leher
kanan Arthur
“dia sudah menyelamatkan excaliburmu dengan nyawanya! Tapi
hanya itu balasanmu,
hah!” aku berteriak sambil menahan tangis sembari memaki
Arthur
“hiks..” tak sadar aku mulai menangis.
Sherief Denny menurunkan katana yang aku todongkan kea rah
Arthur.
Dia berjalan untuk melihat bagai bekas ledakan yang di
tumbulkan skill sapper dan
melihat ke sekitar tempat berdirinya Snow Princess.
Artix berjalan ke arah kami dan membisikan sesuatu kepada
Sherief Denny.
Sherief Denny terkejut mendegar apa yang di katakana Artix
dan berdiri lalu
berjalan kearah Camp meninggalkan aku dan Arthur.
“apa yang kau lakukan bodoh!” teriakku sambil menangis
Kemudian Arthur mengerti apa yang aku maksud dan mengangkat
tubuh sapper,
dia pergi tak sepatah katapun.
Aku melihat tubuh maid, dia kelihatannyatidak terluka parah,
namun saat aku
mengangkat tubuhnya untuk menggendongnya semua ekornya
terlepas.
Aku sangat terkejut melihat itu,aku mencoba memasangkan
kembali ekornya tapi
tetap tidak bisa, aku sangat kecewa melihat hal itu, aku
berteriak dan menangis
sejadi jadinya di dinginnya SnowTown malam itu.
Selesai melakukan itu aku menggendong tubuh main dan menyeret
sapunya yang
patah.
Aku kembali ke camp dan meminta tolong kepada para medic
untuk
menyembuhkan Sapper dan Maid tapi setelah melihat kondisi
keduanya para
medic tidak bisa berbuat banyak lagi.
“maaf jika sudah sperti ini ini bukan bidang kami” ucap salah
seorang Cyber Medic
yang menangani sapper dan maid
“jadi maksud kalian?”
“maafkan kami”
Mendengar pernyataan tersebut sebuah luka tergoreskan di
hatiku, sebuah luka
tanpa darah, tidak terlihat namun terasa sangat sakit di
hatiku.
===================+=====================+================
Hari ke-99 terjebak di LostSaga
Para medic masih sibuk mengobati player dan hero yang
terluka, King Altheon
datang ke barak kami di temani dengan Cysero.
“aku datang kemari karena mendengar ledakan tadi” ucap King
Altheon.
“dia yang melakukannya demi menyelamatkan kami semua” ucap
Arthur
menunjuk sapper
“gadis muda itu?” Tanya Cysero
“dia memang masih muda,tapi nyalinya melebihi siapapun di
sini” lanjut Arthur.
King Altheon dan Cysero terkejut.
“lalu siapa player yang sedang menangis itu?” tunjuk King
Altheon ke arahku
“hero itu miliknya, dan dia tak kehilangan satu namun 3 hero
sekaligus dalam misi
ini” ucap Arthur dengan perlahan
King Altheon datang menemuiku dan mengatakan sesuatu.
“jika kau masih menangisi orang yang sudah tiada maka air
matamu itu terbuang
percuma dan mereka yang kau tangisi juga akan ikut bersedih
di sana” bisiknya
lembut kepadaku.
Perlahan aku menghentikan tangisanku
“kau player yang luar biasa karena memiliki hero yang sangat
tangguh di banding
dengan semuanya, kini giliran kau yang menunjukan kepada
semua hero milikmu
ketangguhan kau sesungguhnya tanpa mereka” setelah mengatakan
hal itu King
Altheon keluar barak kami dan menuju barak lainnya, Cyseo
menepuk pundakku
lalu menyusul King Altheon.
Suasana di barak ini kemudian hening kembali tapi tidak
dengan para medic yang
hingga saat ini masih terus mengobati para player dan hero.
Aku masuk ke dalam barak dan menemui Arthur yang sedang
berbincang dengan
SA dan Artix.
“Arthur maaf atas kejadian tadi sore” ucapku sambil
membungkuk.
Arthur yang melihat sikapku hanya tersenyum dan dia malah
meminta maaf
kepadaku.
Kemudian Artix masuk kedalam perbincangan kami.
“untuk sementara waktu misi ini telah selesai tapi belum
benar benar selesai”
kata Artix secara perlahan
“belum selesai?” Tanya Arthur
“saat kami di suruh mengejar regu Drakath kami menemukan
sebuah bukti bahwa
Snow Princess hanyalah sebuah alat yang di gunakan seseorang
untuk
mengalihkan perhatian” ucap Artix
“siapa yang melakukan hal seperti itu!” ucapku dengan keras
yang membuat
beberapa orang menengok ke arahku.
“ssstt jangan terlalu keras” tarik SA menundukan kepalaku.
“aku menemukan sebuah bukti di tepi tebing saat aku dan
Haikal sedang
beristirahat sejenak untuk pengejaran regu Drakath”
“lalu apa buktinya?” Tanya Arthur
“ini buktinya” ia menunjukan kemeja yang di pakai Developer K
“itu kemeja Developer K” ucapku kaget melihat kemeja itu
“lalu apa urusannya dengan Developer K?” lanjutku
“dia mungkin ingin melakukan sebuah eksperiment tertentu di
atas bukit karena
yang kami temukan bukan hanya kemeja itu saja tapi kami
menemukan beberapa
gear dan beberapa tabung pemanas” ucap Haikal yang tiba tiba
berada di depan
pintu barak.
“lalu mengapa harus di atas bukit yang penuh dengan salju
seperti ini? dan apa
urusannya kau menyuruhku membawa mahkota milik Snow
Princess?” tanyaku
“sebetulnya itu hanya ke isengan belaka untukku saja,hihihi”
jawab Artix
Aku tak berkata apa apa setelah mendengar ucapan itu dari
Artix
“mungkin itu akan berguna nantinya,jangan di buang” ucap
Haikal mengarah pada
mahkota itu
“aku tak mengerti maksud dari pembicaraan kalian” ketus SA
yang kemudian
meninggalkan kami dan langsung keluar dari barak.
“ada benarnya juga yang di katakana SA” aku menerima ucapan
SA saat itu sambil
mengacak acak rambutku.
Kemudian suasana hening sejenak.
Arthur trus menggenggam excaliburnya,Artix kemudia berdiri
dan mengangkat
kapak emasnya Haikal perlahan berjalan menuju ke arah kami
dan duduk di
sebelahku.
“aku sendiri tak mengerti apa maksud Developer K mengalihkan
perhatian kita
untuk melawan Snow Princess” buka Haikal.
“sudahlah hentikan itu, aku sendiri baru sadar jika Snow
Princess itu bukan
makhluk hidup, dia itu Cyborg” Sherief Denny mengghentikan
ucapan Haikal
setelah dia di obati Cyber Medic.
“bagaimana kau tahu dia cyborg?” tanyaku
“kau ingat saat aku mendekati tempat berdiri Snow Princess?
Saat itu aku
menemukan sepatunya yang tidak terlepas dari tempat itu dan
tercium bau
seperti mesin panas dan saat aku mengangkat sepatu Snow
Princess aku terkejut
ketika aku melihat banyak kabel dan gear di dalamnya yang
tersambung oleh
tempat berdirinya dan ada sebuah tulisan yang tidak bisa aku
baca karena sudah
terbakar saat itu” terang Sherief Denny.
“aku tanya apa urusannya dengan Developer K!” gertaku
Tangan Arthur menurunkan pundakku mengisyaratkanku untuk tetap
tenang.
“aku sudah kehilangan 3 heroku, yang tersisa kini tinggal SA
saja, apa kau
mengerti perasaanku!” kataku dengan kesal bercampur sedih
“aku sendiri pernah memiliki player dan ia tewas saat misi
penyelidikan Fire
Temple!” balasnya tak kalah keras denganku.
Aku menunduk mendengar hal itu.
“di sini kami sama denganmu,nak. Dulu masing masing dari kami
adalah hero
berkepemilikan,kami pernah di miliki player sepertimu tapi
beberapa dari kami
ada yang pergi meninggalkan kami dan ada yang tewas seperti
pemilih Sherief
Denny” ceramah Arthur kepadaku
“dan playermu sendiri?” tanyaku perlahan ke Arthur.
Dia hanya dia tak mau mengatakan apapun tentang playernya,dia
malah semakin
erat menggenggam Excalibur miliknya, aku tau dia menyimpan
masalahnya
sendiri.
“mulai sekarang lebih baik kita tak menyimpan perasaan kita
sendiri, sekarang
kita adalah team dan sesame team tidak boleh menyimpan
rahasia satu sama lain
dan tidak menyimpan perasaannya masing masing, jika itu
membebankan pikiran
kita keluarkanlah, ucapkan saja mungkin ada yang bisa aku
atau yang lainnya
member saran” ucapku tegas untuk beberap hero dan player yang
berkumpul di
barak ini.
“maaf tapi itu hak pribadi kami masing masing” ucap salah
satu player yang
sedang di obati.
“ucapkan yang hanya membebankan pikiran kalian saja, jika itu
terlalu pribadi
untuk kalian sebaiknya jangan di katakana” ucapku untuk
menenangkan beberapa
hero dan player yang mulai heboh.
“kalau begitu aku lebih dahulu bercerita tentang apa yang
membebankan
pikiranku” ucap Arthur mengacungkan tangan kanannya.
“kalau satu persatu akan lama dan membuang banyak waktu,
kasihan yang butuh
istirahat” ucap Shreief Denny yang menyuarakan player dan
hero lainnya.
“baiklah kalau begitu untuk malam ini lima sampai sepuluh
orang saja yang
bercerita sisanya besok” ucapku mengadilkan
baru saja Arthur angkat bicara sebuah cahaya biru berbentuk
lingkaran tiba tiba
muncul atas kepala kami dan hanya beberapa hero dan player
saja yang di
atasnya di tandai kami mulai keheranan mengapa tiba tiba
muncul tanda seperti
itu di atas kepala kami, kami mulai berfikir apa hanya kami
saja yang di tandai
atau ada dari barak lain juga yang di tandai.
Kami yang di tandaipun mulai keluar barak untuk mengecek
apakah hal serupa
juga di rasakan oleh hero dan player dari barak lain, namun
semua itu tertunda
saat cahaya putih yang menyilaukan mata tiba tiba muncul di
depan pintu barak,
kejadian sama persis seperti saat aku di tarik masuk ke dalam
LostSaga.
===========================+===============================
Saat kami membuka mata kami sudah berada di tempat yang entah
apa namanya
tempat ini seperti sebuah pabrik mesin besar yang masih
sangat aktiv dan terdengar
alunan music rock dari tiap tiap speaker yang
terpasang di sisi
bangunan.
saat kami sedang bertanya Tanya tempat apa ini tiba tiba
monitor besar yang
berada di depan kami menyala dan menampakan wajah Developer K
yang sedang
dudu di suatu tempat.
“halo hero! Oh aku lupa aku juga mengajak player,
ahahahahaha” ucap Developer
K yang girang sendiri
“maaf sudah mengecewakan kalian semua atas tindakanku,
serahkan mahkota itu
atau nyawa kalian taruhannya!” seru Developer K.
“mahkota!” rentak beberapa hero yang terbawa
“hah! Kau mengganggu tidurku saja Dev!” teriak Rheza dengan
geram
“apa kalian tidak tahu tentang sejarah mahkota Snow Princess
hah?! Orang bodoh
itu ingin memanfaatkan kekuatan dari Mahkota itu, mahokta itu
dapat
mengabulkan satu keinginan kita dan mahkota itu akan hilang
selamanya!” teriak
Rheza yang kesal namun matanya masih mengantuk itu.
“nilai seratus untuk anak pintar ini, selamat selamat!” ucap
Developer k yang
tercengang mendengar ucapan Rheza saat itu.
“kau tahu sejarah itu dari mana, Zha?” Tanya Haikal.
“aku sudah bermain LostSaga lebih dahulu dari pada kalian
orang orang bodoh!”
ucap Rheza seenaknya
“setiap aku bermain sesuatu aku selalu mencari tahu informasi
apa apa saja yang
aku tidak ketahui dari game tersebut!” lanjut Rheza yang tiba
tiba penuh
semangat.
Semua orang melamun melihat Rheza yang awalnya terlihat
seperti orang yang
sedang mabuk anggur ini mengatakan hal yang mungkin tidak
semua gamer
lakukan.
“cukup basa basinya, ayo pasukan lawan mereka!” Developer K
menjatuhkan
beberapa Cyborg yang sudah dalam mode khususnya yang
menunjukan tiga jenis
senjata berat tersebut.
Kemudian lantai yang kami pijak bejalan sendiri menembus
layar tersebut.
“kita juga jangan diam saja maju!” teriak Arthur
Beberapa player dan hero yang terpilih mulai bergerak maju
untuk melawan
pasukan Cyborg milik Developer K komandan Hadianpun ikut
bergerak walau kini
tangannya hilang satu, tak terkecuali aku yang masih diam di
tempat sambil
mengalisis apa yang sudah terjadi dalam game LostSaga ini.
“Desa Willowcreek di serang oleh cyborg yang sama dengan
cyborg yang sedang
kita hadapi kini dan mungkin ini ada hubungannya dengan
SnowPrincess yang
telah kami bunuh kemarin” aku terus memikirkan hal itu ber
ulang ulang.
Tiba tiba di tempat yang sepanas ini aku merasakan hawa
dingin yang menembus
tulang belakangku hawa dingin yang sama seperti saat pertama
kali aku melihat
Death Knight.
Saat itu tubuhku sangat kaku untuk bergerak dan aku hanya
bisa melihat kawan
kawanku beraksi saja, aku tidak bisa bergerak karena tubuhku
terasa sangat kaku
akibat udara dingin yang tiba tiba menembus tulang
belakangku, tiba tiba pundak
kananku di sentuh oleh sesuatu yang berat namun terasa dingin
yang menembus
tulang yang dinginnya dua kali lipat dari dingin di tulang
punggungku, ku lihat itu
sebuah tangan besar yang pernah aku lihat.
“bertempurlah seperti kawan kawanmu nak, jangan terlalu
banyak berfikir”
ternyata itu adalah tangan Death Knight ucapnyanya begitu
mengerikan dan
menusuk ke dalam jiwa yang kosong mendadak sepertiku.
Death Knight itu langsung melaju ke medan pertempuran dan
langsung
membantu kawan kawanku.
Selang beberapa detik kemudian aku mendengar ringkikan tawan
yang tak lazim
dari Grim yang melewatiku begitu saja.
“kau belum bayar hutangmu Alfatah!” ucap Grim yang kemudian
di jawab oleh
Death Knight
“itu urusan lain di dunia ini!” hanya itu yang di ucapkan
Death Knight sembari
menebas beberapa Cyborg samas eperti waktu itu.
Tapi kini permainan scythe yang di lakukan Grim tak kalah
mengerikan dari
permainan pedang yang di lakukan Death Knight, Grim terus
menari kan
scythenya ke tubuh para Cyborg.
Aku lihat ke arah monitor yang terpasang dimana mana ternyata
Developer K
berada di dalam sebuah robot raksasa yang menyerupai tubuhnya
namun dalam
versi robot.
“Fariz jika kau masih sayang dengan nyawamu berika mahkota
itu kepadaku”
Karena saat itu akulah yang memegang mahkotanya.
“tidak akan aku berikan!” teriakku yang langsung melaju ke
medan pertempuran,
kemudian pintu besar di ujung pabrik terbuka dan robot besar
yang di kendalikan
Developer K keluar dari situ, tobuh robot itu setengah dari
ruangan besar ini.
suaranya sangat berisik yang membuah konsentrasi kami
berantakan akibatnya
beberapa hero kehilangan konsentrasinya dan berhasil di
kalahkan oleh
paraCyborg.
Aku berhenti melangkah setiap robot besar itu berjalan karena
jika aku
melangkah aku akan kehilangan keseimbanganku,beberapa hero
dan player
lainnyapun melakukan hal yang sama denganku terkecuali Death
Knight dan Grim
Reaper.
Akhirnya robot besar itu hanya menetap di ujung ruangan saja.
“aku tunggu kau di sini Fariz! Cepat berikan mahkotanya!”
hentak Developer K
“tidak akan!” ucapku tetap
“kau!” ucap Grim menunjuk Developer K
Dengan cepat Grim menyerang robot Developer K
“sial, kenapa tidak bisa di tembus” sinis Grim
“ahahaha dasar tengkorak bodoh! Mesin ini sudah di rancang
tidak bisa di tembus
apapun termasuk oleh makhluk sepertimu! Hah payah! Ahaha”
ucap Developer K
dari dalam robotnya
Grim yang mulai terbakar emosi terus menghajar robot besar
itu,Death Knight
yang melihat itu langsung membantu Grim, Death Knight yang
awalnya
bermusuhan dengan Grim kini ia malah membantu Grim untuk
menghancurkan
robot besar Developer K.
Mahkota Snow Princess aku kenakan untuk memanas manasi
Developer K,
Developer K yang panas melihatku menggerakan tubuh robotnya
dan
mengeluarkan laser ke arah Death Knight dan Grim namun
berhasil mereka tepis
dengan kuat.
Aku yang bertarung melawan para Cyborg sempat menjadi pusat
perhatian
karena aku mengenakan mahkota tersebut, karena aku mengenakan
mahkota aku
merasa menjadi semakin kuat untuk melawan para Cyborg yang
telah mengambil
orang tua dari sapper.
“Fariz awas mahkotanya!” teriak Arthur saat mahkotanya
terlepas dari kepalaku
akibat serangan Cyborg.
Arthur langsung mengambil dan mengenakan mahkota itu dan aku
kembali
seperti biasa namun tetap dengan serangan brutal aku
menyerang para Cyborg.
Haikal dan Rheza berkolaborasi dalam melakukan bunshinnya,
dengan bunshin
mereka kini mereka mendominasi serangan para Cyborg.
“sebagian bantu Grim dan Death Knight melawan Developer K,
kau tetap lakukan
serangan melawan para Cyborg!” perintah Arthur dengan
kerasnya sambil
menunjukku untuk terus melawan para Cyborg.
Tapi aku tak mau jika hanya melawan Cyborg karena hanya
melawan Cyborg
sudah biasa pikirku jadi aku melesat menuju robot besar yang
di kendalikan oleh
Developer K, Arthur menggeleng geleng melihat sikapku yang
keras kepala dan
dia langsung berlari menuju robot besar itu juga.
“Arthur.. kemarilah” ucap Developer K dengan sebuah bisikan
yang menyeramkan
“berikan mahkotanya padaku” lanjut Develop K
“tutup telingamu Arthur!” teriakku agar Arthur tidak
terpengaruh bisikan dari
Developer K.
Robot besar itu berputar tubuh bagian atasnya sembari
mengeluarkan laser yang
dapat menstun hero yang berada di sekitarnya.
Tidak di sadari lagi Komandan Hadian sudah ada di dekat robot
itu dan sedang
mengarahkan RPGnya ke titik vital robot itu.
RPG telah di luncurkan dan berhasil mengenai bagian untuk
perputaran tubuh
robot besar itu walaupun tidak begitu besar hasilnya namun
cukup untuk
membuat Developer K semakin mengamuk, dia kemudian
mengeluarkan listrik
Gravitasinya dan tempat mengenai komandan Hadian, Death
Knight yang saat itu
mundur untuk menghindari listrik terkena serangan berputar
milik robot
Developer K Death Knight terpental cukup jauh sedangkan
komandan Hadian
terpental keluar jalur dan jatuh tepat di gerigi mesin yang
sedang aktiv di bawah
bagunan ini, darahnya muncrat kemana mana yang mengotori
sebagian kecil
mesin yang sedang bergerak.
Aku ingin muntah saat hal itu terjadi langsung di depan
mataku, aku tak dapat
banyak bergerak karena aku sendiri bingung harus melawan
dengan cara apa jika
musuhku robot sebesar ini.
Tapi Death Knight terus mengadu pedang besarnya itu ke kaki
robot besar itu dan
lain halnya dengan Grim dia terus menerus melakukan skill
teleportasinya sambil
terus mengadukan scythe besarnya ke tubuh baja robot besar
itu.
Tiba tiba aku teringat akan ranjau yang pernah di gunakan
oleh sapper,mungkin
hanya dengan itu aku dapat melawannya.
‘tapi bagaimana mendapatkan ranjau itu?’ pikirku dalam hati
‘oh ia belt ini kan’ aku langsung menggunakan kemampuan belt
yang aku kenakan
ini, membayangkan ranjau dan bum! Aku kini memegang sebuah
ranjau yang
sama seperti yang di miliki sapper, aku langsung menyarungkan
kedua katanaku
dan langsung berlari menuju robot besar itu, aku langsung
memasang beberapa
ranjau darat
“pancing robot besar itu ke arahku!” teriakku kepada para
hero yang sedang
bertarung melawan robot Developer K.
Arthur menengok kebelakang untuk melihat mengapa aku
melakukan hal
sedemikan, namun karena kelengahannya itu dia tertendang oleh
robot
Developer K dan mahkotanya jatuh jauh dari kami, robot
Developer K berhasil
mengambil mahkotanya dan saat di angkat
Pciung! Tang trang tang tang tang..
Jari robot yang mengangkat itu di tebak oleh seorang
musketeer dari jarak jauh
yang di komando oleh tarantula.
Jari robot itu terlepas,mahkotanya jatuh tempat ke arahku,
tanpa pikir panjang
aku langsung membawa lari kembali mahkotanya robot Developer
K langsung
mengejarku dan tak melihat lagi bahwa di tempat aku berdiri
tadi sudah aku
pasang banyak ranjau darat yang jika terinjak akan
menghancurkan kaki hero tapi
entah untuk robot yang sebesar ini.
Aku berlari dan terus berlari hingga aku lupa bahwa aku punya
skill sayap Lucifer
dan ketika aku mengingatnya aku langsung menggnakan skill
terseebut dari arah
belakang terdengar beberapa ledakan keras yang berasal dari
ranjau darat
milikku, ternyata robot besar itu menginjaknya.
Aku sedikit tersenyum karena hal itu tapi sayangnya hal itu
tidak terlalu terasa
bagi robot yang besarnya keterlaluan itu, robot itu kemudian
merendahkan
tubuhnya dan melakukan putaran seperti sebelumnya untuk
menghindari Death
Knight yang sedang mengejarnya namun Developer K lupa akan
Grim yang sedari
tadi terus menyerangnya dan setelah putaran itu berakhir maka
berakhirlah salah
satu lengan robot besar itu akibat tebasan dari Grim Reaper.
Arthur yang berada di belakang Death Knight dengan penuh
semangat mengikuti
langkah Death Knight kembali Death Knight menyerang beberapa
bagian yang
sudah terlihat rusak,tapi Arthur tak melakukan hal yang
serupa, setelah berhasil
tiba di tubuh robot Developer K, Arthur menancapkan
excaliburnya tepat di
bagian perputaran tubuh robot Developer K saat ingin melakukan
putarannya
yang gila itu.
Kemudian Arthur berlari ke arah garis awal kami, tak lama
setelah itu Developer K
melakukan aksi putaran gila itu lagi dan benar saja siasat
Arthur dengan
mengganjal gerigi yang berada pada poros perputaran dengan
excaliburnya robot
besar itu tak berhasil melakukan putaran gila itu namun
Developer K memaksakan
hal itu, terlau terfokus pada putaran petur robot Developer K
lupa bahwa Grim
sudah berada tepat di depannya dan tetap saja Grim tak dapat
menembus
ruangan yang berisi Developer K tapi Grim tak kehilangan
akal, dia ingat mata
robot itu dapat memancarkan laser, kemudian dia mencongkel
kedua mata robot
itu dengan scythenya dan langsung meninggalkan Developer K.
Death Knight yang melihat Excalibur milik Arthur yang membuat
robot ini tak bisa
bergerak dan robot it uterus memaksakan dan terlihat asap
mulai mengepul dari
poros itu, Death Knight yang melihat itu langsung kabur
mundur untuk
menyelamatkan dirinya setengah perjalan Death Knight dari
robot Developer K,
namun Developer K masih berusaha untuk melakukan putaran gila
tanpa di sadari
Excalibur milik Arthur semakin masuk kedalam hingga merusak
gerigi pada robot
itu dan hasilnya
Duaaaarrr…
Sebuah ledakan akibat Developer K memaksakan putaran gilanya
itu robot itu
hancur menyisakan kepalanya saja yang terpental hingga garis
awal para hero
berkumpul.
Grim masuk kedalam ruang kendali dan menjemput Developer K
untuk di bawa ke
hadapan semua hero.
Semua hero saat itu sudah berkumpul di garis awal sebelum
melawan robot besar
Developer K, Grim menjatuhkan Developer K tepat di tengah
para hero yang
terbawa saat itu.
“maafkan aku semua, aku hanya bersenang senang” ucapnya
sambil memelas
“bersenang senang? Rambutmu kribo! Udah bakar aja nih
Developer K!” teriak
Rheza sambil memukuli Developer K yang tidak berdaya itu.
“ini bukan kasus begal motor” ucap Tegar yang saat itu
menjadi Tarantula yang
mengkomandoi Jamor yang menjadi musketeer saat penembakan jari robot Developer
K.
“oh ia, enaknya di apain nih?” ucap Rheza yang meminta
pendapat kepada
beberapa player dan hero yang sudah menjadi korban Developer
K
“di jadikan samsak!” teriak seorang Fikri
“di jadiin gear item!” ucap salah satu hero
“di jadikan lalab!” ucap Naufal yang saat itu memegang epic
sword berserker.
“kalian ini, biar aku yang tangani” ucap Yudha yang
berpakaian Space Tropper.
“jadi kau masih menginginkan ini?” lanjut Yudha sambil
mengangkat mahkota
Snow Princess.
“eh-em” ucap Developer K ragu ragu
“jawab!” tegas Yudha
“t-tidak” ucap Developer K memelas
“bagamana jika posisinya sudah seperti ini !?” ucap Yudha
sambil mengarahkan
mahkota itu ke atas mesin penggiling yang tepat berada di
bawahnya.
Tepatnya mesin penggiling itu di lantai dasar dan kita berada
di lantai 3
“tetap tidak!” Developer K mengelak
“ingat mahkota ini hanya dapat di gunakan sekali dan hanya 1
harapan saja yang
dapat di kabulkannya, setelah harapan itu I kabulkan mahkota
ini akan lenyap
dengan sendirinya,benar Rheza?” ucap Yudha mengingatkan lagi
“he’em” jawab Rheza dengan malas mendengar ucapan yudha.
“bagaimana, dev?” ulang Yudha kepada Developer K
“tetap tidak!” Developer K mengelak dengan kencangnya
“yasudah” Yudha menjatuhkan mahkota itu kebawah tepat di atas
mesin
penggiling.
Developer K melompat ke arah mahkota yang terjatuh itu.
“semuanya buat permohonan!”
Sebelum Yudha menyuruh itu aku sudah membuat permohonan
terlebi dahulu,
mungkin aku dapat di katakana mencuri start.
Mahkota jatuh yang di kerjar Developer K itu menghilang di
depan pandangan
Developer K, kini yang berada di depan pandangan Developer K
adalah sebuah
mesin penggiling yang masih aktiv, dan Developer K jatuh
tepat ke tengah mesin
penggiling itu, tubuhnya terkoyak,tulang tulangnya
remuk,otaknya pecah
darahnya menyemprot kemana mana di sekitar mesin
penggilingan.
Semua yang melihat itu merasa senang dan merasakan kebebasan
setelah
Developer K telah tiada.
“Developer K sudah mati yah” Tanya Naufal
“tidak! dia hidup sehat wal'afiat” balas Tegar untuk ucapan Naufal
barusan tegar
Semua yang ada di sini tertawa lepas dan merasa
senang,terkecuali aku yang
janjinya belum di tepati oleh Developer K dan meratapi
kepergian ketia heroku.
“kenapa Fariz?” Tanya Yudha.
“t-tidak” jawabku ragu.
“aku tau yang kau pikirkan, karena aku pkir kita memikirkan
hal yang sama” ucap
Yudha padaku.
Aku menatap Yudha dengan heran, Arthur menepuk pundakku dan
berkata
“kita menang Fariz, kita menang” ucap Arthur padaku sambil
merintihkan air
mata
Arthur langsung memeluk tubuhku, dan semua yang ada di sini
melakukan hal
yang sama seperti yang Arthur lakukan padaku.
Death Knight dan Grim Reaper sudah menghilang entah kemana
saat itu.
Kami kembali ke castle melalui portal yang tersisa di dalam
bangunan ini,King
Altheon sudah menunggu kedatangan kami, dan di hari
berikutnya Arthur di
angkat menjadi Raja oleh King Altheon karena alasan tertentu.
Semua hero dan beberapa player terlihat senang, aku emisahkan
diri untuk pergi
ke hulu sungai di tepi castle.
“sudah lebih dari 100 hari aku terjebak dalam dunia ini, aku
mulai merindukan
adikku, orang tuaku tapi-“ suara langkah menahan perkataanku
saat itu.
“tapi apa?” Tanya Yudha
“tidak, bagaimana dengan mu sendiri, Yud?” tanyaku
“aku sendiri mengalami apa yang kau rasakan” balas Yudha
sambil melempar batu
pipih ke tengah sungai.
Kemudian 2 orang cavaleri mendekati kami untuk masuk kedalam
castle, aku tak
menyangka bahwa semua orang sudah bersiap siap untuk berpisah
dengan
heronya masing masing, aku hanya mengatakan perpisahanku
kepada SA, karena
dia satu satunya hero milikku yang masih hidup.
Aku mendekatkan diri pada Arthur, maksudku King Arthur.
“terimakasih sudah menemani misiku,tuan” ucapku menyenggol
perasaan King
Arthur.
“bangunlah” ucap King Arthur.
Lalu King Arthur memelukku dengan erat
“jaga dirimu baik baik, jangan pernah membantah perintah
orang tuamu jika itu
berada pada jalan yang baik” ucap Arthur padaku.
SA mendekat padaku dan berkata.
“jika aku bisa pergi ke duniamu, aku ingin sekali bermain
dnegan adikmu”
“mungkin suatu hari” ucapku dengan sebuah senyuman pahit
karena harus
berpisah dengan para hero, para player sudah bersiap di
tengah portal berbentuk
lingkaran di tanah lapang di halaman tengan castle itu.
Saat ingin dikirim ke duniaku aku sempat melihat sapper,maid
dan ParagonX
berada di barisan belakang para hero, sapper melambai
lambaikan tangan
kanannya, wajahnya sangat riang dan terdengar suara lolinya
“hati hati di jalan kakak!”
Maid menggengam erat sapunya wajahnya merah merona, lain lagi
dengan
ParagonX yang melipat kedua tangannya dan memangdangku dengan
tatapan
irinya.
Aku dan semua player yang terjebak di kirim melalui portal
ini, terlihat para
Caster yang membuat portal yang mengagumkan ini dan kami tiba
di depan
rumah kami masing masing.
====================+=====+++==============================
Aku berada di depan rumahku, ku lihat keadaan rumah sangat
sepi.
‘bagaimana tidak sepi jika aku tiba di rumah tengah malam
begini’ ucapku dalam
hati.
Aku mengetuk pintu rumahku dan yang membuka adalah seorang
perampok yang
telah merampok rumahku.
“tidaaaaakkkk!!” teriakku dengan amat kencang.
“brisik!” teriak adik ku dari balik kamarku.
‘Ternyata itu semua hanya mimpi, sudah berapa lama aku
tertidur?’ ucapku
dalam hati.
“wah kamu sudah bangun” ucap mamahku yang membawakan aku
segelas susu
putih dan roti cokelat.
Aku langsung memeluk erat mamahku dan bertanya padanya sudah
berapa lama
aku tertidur mamahmu bilang aku sudah tertidur selama satu
minggu.
Aku sontak terkejut mendengar ucapan mamahku itu.
“apa benar aku tidur selama itu mah?” tanyaku heran
“ia, memangnya kenapa kamu bisa tidur selama itu?” Tanya
mamahku balik
“jadi gini mah” aku menceritakan seluruh isi mimpiku itu pada
mamahku.
Mamahku yang mendengar cerita itu tak percaya dan malah
tertawa, tapi aku
meyakinkan bahwa hal itu memang nyata, kemudian setelah
meminum susu aku
langsung di ajak keluar rumah oleh mamahku untuk menghirup
udara dan
beretmu dengan matahari lagi.
Dan sepasang mata terbuka di sudut kamarku mata kiri berwarna
merah dan yang
kanan mengeluarkan aura, persis seperti mata ParagonX.
“kau sedang tidak bermimpi nak” ucap bayangan itu.
0 Response to "100 Day with LostSaga (part4 END)"
Posting Komentar