Who Me (LA5T Chapter)

Tiba juga hari dimana pertandingan itu di mulai, aku segera meminta izin untuk dapat menonton pertandigan antara tim home dan tim away yang katanya sangat rival itu.

"boss, aku izin hari ini untuk lihat pertandingan bola basket antar rival"
"izin?! tunggu dulu sampai para pelangan ini selesai dengan urusan perutnya" Mr.Das tak mengizinkan aku untuk menonton pertaningan itu
"tapi boss-"
"pasti karena Ilen kan?" aku tak menyangka bahwa Mr.Das mengetahui kenapa aku ingin lihat pertandingan basket di hari ini
"biasanya kau tak suka basket, tapi setelah kau tau Ilen ikut dalam tim basket kau jadi ingin melihatnya, jangan jangan kau..-"
"duh maaf boss aku harus pergi, lain kali saja ya!" aku langsung pergi meninggalkan Mr.Das dari kedai.



Aku berlari menuju tempat pertandingan di mana sedang ramai ramainya orang membicarakan pertandingan basket yang melegenda itu, aku tiba di loket sedikit lebih telat dari jam yang seharusnya, antrian sudah mulai panjang dan tak lama lagi pertandingan di mulai.
Tiba akhirnya giliranku yang harus membeli tiket.

"oh damn.. aku lupa membawa dompetku" geramku dalam hari
"mas, ini tiketnya" petugas layanan sudah mengulurkan tiketnya
"eh, maaf mbak saya gak jadi ambil"
akupun keluar barisan dengan muka murung dan sangat kesal,

aku duduk di anak tangga sembari merasakan kekecewaan yang terjadi namun semua berubah ketika seorang gadis datang menghampiriku.

"kamu mau nontonkan?"
"ia sih, tapi aku lupa membawa dompetku dan aku tidak jadi mengambil tiketnya" ucapku
"nih ambil saja punyaku, hari ini aku ada kepentingan mendadak jadi mau gimana lagi, dari pada terbuang sia sia" dia sambil menjulurkan tiket VIP nya padaku.
"beneran nih?"
"iya.."
aku menerimanya dengan rasa senang dan tak bisa aku bayangkan ketika aku melihat pertandingan Ilen nanti, setelah aku terima dari tangan gadis itu dia lagsung masuk kedalam mobil sedan hitam yang sudah menunggunya dari tadi, tanpa buang waktu lagi aku langsung masuk kedalam dan mencari tempat untuk nonton.

para penonton bersorak ketika tim yang mereka dukung memasukan bola ke ring lawannya,tapi sampai score kedua tim seimbang 18-18 Ilen masih belum datang juga, aku khawatir apa terjadi sesuatu padanya sampai aku tidak konsentrasi pada pertandingan,

score sudah menunjukan 28-25 yang unggul kali ini tim home dan Ilen baru tiba di lapangan dengan kacamata besarnya dan sambil memegang botol air mineral, terdengar riuh cemo'ohan dari penonton lawan dan beberapa pemain dari tim home sempat berhenti bermain dan sempat melirik sebentar ke arah Ilen yang baru datang, terlihat Ilen sedang di marahi oleh wasit yang sedang menjaga di pertandingan rival itu, ternyata Ilen saat itu hanya menjadi pemain cadangan saja.

sampai suatu ketika ada pemain dari tim away yang mengalami cidera kaki dan harus di gantikan, kahirnya Ilen di mainkan dan penonton bersorak tapi tidak untuk penonton tim home alis tim lawan, aku sendiri yang melihat Ilen di mainkan sangat senang dan ikut teriak memanggil namanya, tapi dia tak melihat ke arah penonton apa lagi ke arahku, dia terlalu fokus pada pertandingan.

pluit telah di tiup dan permainan kembali, pertandingan sangat seru antara kedua tim masing masing saling mendobrak pertahanan dan saling menjaga ring masing masing, tim away berhasil memasukan bola lagi dan sekarang scorenya 28-28 dan suatu ketika Ilen di oper bola oleh rekan timnya, namun sayangnya Ilen melakukan kesalahan dan permainan harus di ulang kembali penonton dari kedua pihak saling mengejek dan akan tingkah cupunya Ilen dalam permainan bola basket.

Ilen kembali di oper bola oleh rekannya, namun naas saat ingin memasukan bola kakinya di sandung oleh pemain lawan, kacamatanya lepas dari tematnya dan terlempar cukup jauh, semua penonton berteriak untuk melakukan hukuman,aku tak perdulikan tingkah supporter lainnya aku hanya memperhatikan Ilen saja dan saat terjadi keributan antar supporrter Ilen bangkit dari jatuhnya, ia melepas twintailnya, pandangannya berubah drastis, sorotan matanya sangan kejam seperti ingin memangsa buruannya, para pemain di lapangan terkejut melihat tingkah Ilen, kali ini, di detik terakhir ini dengan scroe masing masing 35 dan pelanggaran mungkin anak menguntungkan tim away jika bolanya masuk, namun sayangnya yang jadi eksekutor adalah Ilen, semua yang melihat meragukan apakah Ilen dapat memasukan bolanya, aku merasakan dentuman jantungku yang tidak terkontrol, pluit di bunyikan, Ilen mulai melempar bolanya dan...

"wwwwoooo....." supporter tim away berteriak kegirangan,

tembakan terkahir dari Ilen berhasil masuk melalui cara Free Throw, hasil akhir 35-36, 36 untuk tim away, semua penonton mulai ramai dan supporter tim away menyanyikan lagu kebanggaannya, aku lihat supporter tim home meninggalkan lapangan satu demi satu, tim away merayakan kemenangan di lapangan, supporter tim away masih terus mengumandangkan lagu kebanggannya, aku hanya bisa tersenyum ketika Ilen merayakan kemenagannya bersama timnya.

sesekali Ilen melihat ke arah supporter sembari memberikan senyuman hangattnya, aku yang melihatnya juga membalas senyumnya. setelah aku melihat pertandingan itu aku kembali ke kedai untuk kembali bekerja dan menepati janjiku pada Mr.Das.

"Farizz... gara gara kau pelangganku pergi semua.." Mr.Das erteriak ke arahku
"ma-maaf boss, aku tak menyangka bahwa pelanggan yang ramai tadi siang itu supporter tim away juga"
"maaf, maaf ya sudah sebagai gantinya kamu bersihkan kedai ini" Mr.Das terlihat geram
"tapi bukannya itu sudah jadi kebiasaanku ya?"
"oh ia, bener juga kamu" wajah Mr.Das berubah menjadi seperti orang yang menyebalkan.
"ya sudah, jaga kedai ini, aku pulang duluan!" Mr.Das pergi meninggalkan kedai dengan terburu buru.
"tumben sikapnya begitu" ucapu dalam hati.

sesaat sebelum aku menutup tirai pintu kedai terlihat seorang pria bertubuh besar menghampiriku dan masuk paksa lewat pintu
"hey pak, sekarang sudah waktunya tutup,maaf aku tidak bisa melayanimu" ucapku dengan jujur
"apa aku setua itu untuk di panggil dengan sebutan'pak'? " ucapnya degan nada berbisik yang menusuk jantung
"tapi sekarang sudah malam, kedai sudah tutup"
"beri aku secangkir kopi hitam, cepat!" aku tak dapat melihat wajahnya, dia mengenakan mantel hitam yang tebal dan topi hitam seperti topi koboi.
"ba, baiklah" aku merasakan ketakutan yang mendalam.
 aku kemudian kembali kepadanya dan memberikan dia secangkir kopi hitam sesuai keinginannya, dia duduk di samping jendela bagian depan kedai, aku curiga dengan orang itu biasanya manusia normal akan mengeluarkan bau khasnya tapi tidak dengan dia, dia tidak mengeluarkan aroma itu, pakaiannya serba hitam membuatku makin penasaran dengannya.

aku meninggalkan dia sendirian minum di tempatnya, sedangkan aku kembali bersih bersih di meja bar sembari menatapnya sesekali, namun saat dia balik menatapku aku palingkan pandanganku ke benda yang sedang aku bersihkan, dan saat aku menatapnya lagi kini dia sudah berada tepat di depan mataku

"hey tak baik menatap orang dengan tatapan seperti itu, jika kau ingin mengenalinya datang dan perkenalkan dirimu dahulu"
aku hanya bisa menahan nafasku saat melihat mulutnya berbicara, terlihat sepasang taring terlihat di mulutnya yang tipis itu
"aku tidak akan melukaimu jika kau tetap menjaga sikapmu dari anakku, namun belakangan ini kau seperti mengabaikan anak ku, berhati hatilah denganku.." suara itu,wajah itu aku tidak akan melupakannya,
perlahan dia mundur dari tempatnya berbisik ke arahku tadi.

aku menutup mataku sejenak dan kembali membuka mata namun yang tersisah hanya uang tip bayaran untuk secangkir kopi saja, aku tak mendengar langkahnya keluar dan mendengar dentingan lonceng pintu, dan mulai saat itu juga aku langsung membalik tanya 'buka' menjadi 'tutup' dan menutup tirai tirai di dalam kedai,
aku lengsung membereskan semua peralatan dan langsung tidur, di tempat khusus pegawai.

Esok paginya aku menemukan uang tip itu sudah menjadi abu, entah apa maksudnya itu, karena aku sendiri tak berani menyentung uang yang di berikan pria misterius semalam, aku langsung membersihkan demunya dan membuka kedai, terlihat ramai para pelanggan yang sudah mengantri di depan, tidak biasanya kedai ini di penuhi pelanggan, namun yang aku heran kenapa semua pelanggan ini hanya memesan kopi hitam saja dan hanya beberapa yang memesan kopi dan makanan manis, hari itu Mr/Das tidak mengunjungi kedai padahal suasana di sini sangat ramai pelanggan, ya walaupun sikapnya sangat aneh sih, setelah aku perhatikan dengan seksama kursi yang semalah di duduki oleh pria itu tidak di tempati oleh siapapun, padahal pelanggan jumlahnya melebihi kapasitas yang tersedia, bahkan ada yang sampai berdiri, tapi mengapa tidak duduk di kursi itu, sampai ketika datang seorang kakek tua di depan kedai, mengetuk ngetuk kaca dengan tongkat kayunya.

aku keluar menemui kakek itu agar tidak melkukan hal itu karena khawatir akan memecahkan kaca,
"kek, apa yang sedang kau lakukan?" aku menegurnya
"jika kau ingin akhir yang indah jangan halangi aku" ucap kakek itu
aku tak mengerti maksud dari kakek itu.
"mereka, hati hati dnegan mereka, jangan mendekati mereka, jangan pernah berhubungan dengan mereka, berhati hatilah.." ucap kakek itu sembari menyeringai.
aku kembali masuk kedalam kedai dan meninggalkan kakek itu,
"dasar kakek aneh-" saat aku di dalam keadaannya sunyi senyap seakan tidak pernah ada pelanggan yang hadir kemari, padahal beberapa saat lalu di dalam sangat ramai, aku hanya meninggalkannya beberapa saat dan sekarang sudah sangat sepi, udara di dalam juga lebih dingin dari biasanya, dan saat aku ingin kembali ke kakek itu dia sudah tak ada di tempat.
kejadian hari ini begitu ganjil dengan kehadiran orang misterius dan kakek itu, hari ini aku menutup kedai lebih cepat dari biasanya di khawatirkan kejadian aneh menimpaku lagi dan aku juga tidur lebih cepat dari biasanya.

"hoii pemalas bangun!!" teriakan Mr.Das membangunkanku dari tidur, aku langsung membuka pintu kedai dan menyapanya
"pagi boss"
"pagi, pagi udah siang nih, tuh udah 9.30, kita telat, cepat buka kedainya"
"siap!" aku langsung melaksanakan perintah dan setelah selesai aku menceritakan kejadian kemarin dan Mr.Das hanya menertawaiku karena di anggap tidak logis dan sangat konyol,

hari itu cuma segelintir pelanggan yang datang, dan aku pastikan bahwa mereka bukan salah satu dari yang kemarin, ternyata benar, mereka bukan salah satu dari yang kemarin, aku meminta maaf soal kejadian tadi karena aku bertindak agak seronok untuk memastikan mereka.

hari demi hari aku merasakan kejanggalan, benar, karena tidak ada kabar dari Ilen, hingga suatu malah saat aku ingin tertidur, aku menemukan sebuah surat yang terselip di bantal tidurku, sepucuk surat itu di tulis tangan dengan tulisan yang rapih.

Dear Fariz
Aku tau kamu punya rasa sama aku
dan aku juga merasakan hal yang sama denganmu
aku tak tahu apa itu, apa kau tahu?
aku merasakan haa dingin jika tidak melihatmu
kau juga?
aku tahu kamu hadir di hari itu, apa kau melihat aksiku?
tapi kenapa kau pergi dari tempatmu saat aku memberimu sebuah senyuman?
saat itu aku sangat sedih,
maaf  belakangan ini aku tidak menemuimu lagi 
kau tahu alasannya?
kau bisa mendengar di radio 
ataupun surat kabar besok kenapa belakangan ini aku tidak menemuimu
maaf aku tak bisa mengucapkannya langsung
"kita bebas menulis cerita kita sendiri,
selama akhirnya masih tepat"

Salam manis, Ilen H

ternyata surat itu dari ilen, malam itu aku terus berfikir siapa yang memberiku surat ini, apa Mr.Das yang memberikannya saat aku kerja? ah aku pikir tidak mungkin.

esok harinya aku bertanya pada Mr.Das tentang surat itu, dan ternyata Mr.Das sendiri tidak tahu, tetapi dia percaya akan sesuatu yang ganjil dari surat itu, kemudian dia langsung membuka surat kabar dan menyalakan radio kecil di kedai, tepat pada halaman 9 kolom 12 baris 5 di beritakan bahwa ada 14 korban jatuhnya pesawat komersial di arena gunung di kota sebelah, dan saat di surat kabar tidak di ketahui nama jasad yang hilang bahkan di radio tidak memberikan tahukan nama siapa orang ke 14 itu karena jasadnya tidak di temmukan apa kalian tau pa yang aku pikirkan?
aku sempat memperhatikan keanehan di tiap letak penempatan beritanya, aku sempat berfikir nama dari jasad terakhir itu ada kaitannya dengan urutan angka di surat kabar ini dan jumlah korban, jika tiap angka itu di jadikan alfabeth, apa kalian tahu namanya? 

0 Response to "Who Me (LA5T Chapter)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel