Werewolf (part 2)

Aku terbangun di sebuah ruangan yang tak asing bagiku, aku kini berada di kamarku. Kepalaku terasa berat 
sekali begitupun dengan tubuhku yang menolak untuk aku gerakan,kini posisiku hanya terlentang menatap 
langit langit kamar dan aku mulai mendengar beberapa orang sedang bercakap di depan kamarku, tak asing itu adalah suara paman,tapi dengan siapa dia bicara? Bibi,kemana dia? Yang terdengar hanya suara paman dengan seorang pria dengan suara sedikit ngebass

“jika esok hari dia masih tak sadar aku turut berduka atas kepergiannya” ucap pria itu

“apa kau sudah melakukan sebaik mungkin? Apa yang kau berikan kepada anak itu?!” suara paman tiba tiba meninggi


“aku sudah lakukan segala yang aku bisa,maaf-” ucap pria itu

“sebaiknya anda berdo’a agar anak itu dapat sadar dalam waktu dekat ini” sambungnya

“tapi apa kau bisa sembuhkan penyakitnya?” ucap paman, kini nadanya mulai menurun.

“anda tunggu saja di sini, aku akan memeriksa keadaannya lagi di dalam” ucap pria itu di lanjut dengan di bukanya pintu kamarku.

Aku langsung pura pura memejamkan mata, jantungku mulai berdegup siapa orang yang masuk kedalam kamarku ini,dokter kah? Atau seorang penjahat professional? Langkahnya semakin mendekati ranjangku.

“hey nak, lebih baik kau hentikan aktingmu kali ini, aku tau kau sudah sadar, aku dapat mendengar degup jantungmu-“ ucapnya sedikit membisik di telingaku.
Aku sedikit membuka mataku.

“jika kau tidak hentikan, maka cairan ini akan masuk kedalam tubuhmu dan merusak jaringan saraf tubuhmu dan membuat darahmu beku dan akhirnya kau kehabisan nafas” lanjutnya dengan nada yang membuatku merinding

“apa yang kau inginkan dariku?!” aku melirik tajam ke arahnya

“tidak banyak, aku hanya perlu sample darahmu saja”

“jika keperluanmu hanya itu kenapa tidak saat aku sedang tertidur?”

“tidak hanya itu, aku ingin setelah aku mengambil sempel darahmu kau menatap cahaya yang akan di pancarkan oleh benda ini” pria itu mengeluarkan alat seperti pulpen pegas dengan alat seperti lampu di atasnya.

“hanya itu?” tanyku

“hanya itu”

“apa itu akan aman untuk ku?” aku kembali bertanya

“sangat aman”

“baiklah kita mulai”

Pria itu mengambil sebuah alat suntik dari tasnya dan mulai mengusap lengan kananku dengan alcohol

“tunggu sebentar” aku menahannya

“ada apa lagi?”

“apa aku pernah bertemu denganmu sebelumnya?” tanyaku

“tidak” jawabnya singkat

Dia langsung menusukkan jarumnya tanpa sepengetahuanku

“aww”

"Jangan manja”

“sudah berapa lama aku tertidur?” aku kembali bertanya

“5 hari, di hitung sejak malam itu” jawabnya singkat

Aku mulai mengingat sesuatu tentang hari itu,hari dimana paman menembaki aku dengan senjata apanya dan saat bibi menusukku dengan 2 buah suntikan dengan obat bius

“apa kau sduah ingat sesuatu?” Tanya pria itu

“ya, sedikit”

“baiklah, sekarang aku ingin kau melihat cahaya yang akan keluar dari benda ini” pria itu memberitahuku

“apa kau yakin ini akan benar benar aman untuk diriku?” aku masih meragukannya

“taruhannya gajiku 1 tahun” jawabnya

Aku mulai merasa yakin setelah dia mengatakan itu.

Cklakk..

Dalam sekejam pandanganku putih semua, tidak ada warna lain selain warna putih, apa aku buta? Tidak aku dapat melihat sesuatu, samar samar tetapi mulai semakin jelas dan semakin jelas, sebuah pemandangan yang sangat tak ingin aku lihat.

Sebuah peperangan besar terjadi,terlihat perang berat sebelah terjadi, aku memicingkan mataku agar aku dapat melihat lebih jelas, namun itu sia sia saja karena pandangan tanpa memicingkan mataku semakin jelas, tidak pertempuran itu bukan antar manusia, mereka undead.

Tapi dengan siapa mereka bertempur? Serigala? bukan.. tetapi dengan monster yang ada di mimpiku waktu itu, pasukan undead yang jumlahnya hampir ribuan itu sedang melawan pasukan werewolf yang jumlahnya mungkin hanya 300, jumlah yang sangat tidak seimbang dan merugikan sebelah pihak.

Tidak hanya itu, pasukan werewolf bukan hanya bertempur dengan pasukan undead, tetapi juga melindungi sebuah desa kecil di belakangnya,pertumpahan dari dari pasukan werewolfpun tak terelakan lagi pasukan undead main maju sedangkan pasukan werewolf makin terpojok dan makin berkurang jumlahnya bahkan ada beberapa werewolf yang terlihan takut dan kabur, namun naas, werewolf yang kabur itu terkena perangkap pasukan undead dan mati di tempat.

Di saat beberapa werewolf ada yang kabur, tiba tiba dari desa seorang pria bertubuh kurus kering berlari ke pasukan werewolf yang sedang bertempur melawan pasukan undead, dia tidak mengenakan baju zirah apa lagi pedang atau perisai, dia hanya mengenakan pakaian lusuh berwarna biru muda yang lusuh sembari membawa batok kelapa, apa kau pikir ini bercanda? Aku sendiri ingin tertawa melihatnya, tapi ini sungguhan!

Dia berlari dengan penuh amarah ke arah pasukan undead,dia jatuh tersandung akibat mayat mayat werewolf namun dia bangkin kembali pria itu semakin dekat dengan pasukan undead, aku pikir dia akan menemui ajalnya namun itu salah, saat jaraknya sudah sekitar 20 meter dari pasukan undead, dengan batok kelapanya dia menciduk darah segar werewolf yang masih mengalir dari tubuh bangkai itu dan langsung meminumnya tak tersisa, mulutnya di penuihi dengan darah werewolf.

Dia meminum darah werewolf seperti tidak pernah minum air sebelumnya, dia sangat rakus dengan darah werewolf itu,  kemudian dia melanjutkan larinya kea rah pasukan undead dan werewolf yang sedang bertempur habis habisan, dalam beberapa langkah tubuh pria yang kurus kering itu berubah membesar, terlihat otot ototnya tumbuh di bagian atas tubuhnya, tambutnya melebat dan dalam sekejap dia berubah menjadi salah satu werewolf.

Dia bertanrung dengan sangat brutal, berbeda dengan pasukan werewolf yang lain, dia menyerang tak tentu arah, diamana ada yang angkat senjata dia pasti menyerangnya, meskipun dari pasukan werewolf sekalipun,dia sudah kehilangan kesadarannya.

Pertempuran bertahun tahun itu di menangkan oleh pria itu sendirian, semuanya rata dengan tanah, baik dari pasukan werewolf maupun pasukan undead, pria itu berdiri sendirian di tengah tengah para bangkai yang mulai membusuk,dia masih berdiri dengan tegap.

Setelah ia meratakan semua yang bertempur dia kembali berjalan ke arah desa awal dia berlari itu,di desanya dia di sambut isak tangis duka dan kebahagiaan karena tidak ada yang menyangka jika orang yang terlihat payah seperti dia bisa membantai semua yang ada di depannya ketika ia mengamuk.

“hey hey! Bangun!” terdengar suara pria berusia 40 tahunan

“hey jika tidak aku akan menyirammu!” acamnya padaku

“ia ia aku bangun” aku langsung terbangun dari tidurku

“eh.. ini dimana?” tanyaku keheranan karena aku terbangun di tempat yang tidak aku kenal sama sekali
Ruangan atau mungkin bisa di sebut dengan tempat ini seenuhnya berwarna biru dengan beberapa lampu LED berwarna putih.

Aku mencoba bangun dari posisi tidurku, duduk dan berdiri, ternyata bukan aku yang pusing ternyata tempat ini benar benar bergerak.

“tempat apa ini?” tanyaku pada orang yang membangunkanku tadi

“ini adalah HQ” jawab orang itu dengan singkat

“HQ? apa itu? Sebuah singkatan?” tanyaku heran

“ntahlah, aku sendiri hanya asal mengambil nama dari kedua huruf itu, dan itu adalah namaku” ucapnya

“ya, nama tempat ini adalah namaku”

“aku tak mengerti”

“jadi H itu untuk kata depan (Ha) dan Q untuk nama belakangku (Q =ki) jadi jika di baca akan menjadi 
Haki” ternyata dia memperkenalkan namanya

“kenapa harus ribet ribet gitu sih” aku mengucapnya dengan kalimat sedikit sinis

“namamu?” tanyanya

“Flowerew” balasku

“hanya itu?”

“ya, itu nama pemberian dari ayahku. Jauh sebelum dia meninggalkan aku kepada pamanku” dengan mata sini melirik ke samping

“ikut aku!” dia terlihat memaksa

“kenama?”

“ikut saja, sini cepat” dia menarik tanganku

“eh cebol, bisa santai gak sih?!” aku kesal dengan sikapnya yang semena mena

“masuk kedalam situ” perintahnya

“kotak  ini maksudmu?” tanyaku

“diam di tempat” kemudian haki menekan tombol merah yg ada di samping kotak ini
Cahaya biru mulai menyotor ke tubuhku, entah appa yang sedang ia lakukan kepadaku

“hey hey.. apa yang sedang kau lakukan?”

“diam dan lihat hasilnya!” dia menggretak keras kepadaku

“oh, ok ok” aku sedikit takut padanya

Sinar itu mulai padam dan perlahan menghilang

“ternyata benar, kau orangnya” ucap haki kepadaku

“aku? Maksudmu?”

“sini kuberitahu kau” ucapnya sembari menarik tanganku, lagi

Dia mengajaku ke lantai bawah, dia menusukan jarum ke jempol tangan kananku dan meneteskan darahnya ke suatu benda di depanku, berbentuk tabung dengan lubang di atasnya jika di cermati bentuknya lebih mirip kotak harta karun, setelah beberapa saat Haki membuka benda itu.

Buuzzzzz

Asap nitrogen keluar dari celah pembuka benda itu, kemudian haki menggunakan sarung tangan khusus untuk mengambil sesuatu di  dalamnya, kemudian tangannya keluardan seperti memegangsesuatu, sebuah pedang dengan bentuk kepala werewolf di bagian tangkai belakangnya, terlihat cukup keren.

“koleksimu bagus juga” ucapku menyeleneh

“ini bukan punyaku” jawabnya sembari menunduk dan berjalan ke arahku

“lalu? Kau mencurinya?” tanyaku dengan lugu

“haaa bodoh! Ini punyamu” ekspresinya berubah 180 derajat

“kapan aku punya benda seperti ini? bukannya tadi aku tidak membawa apa apa ya?” tanyaku lagi

“jadi begini, tadi aku meneteskan darahmu kea lat ini, dan alat ini menscen darahmu bahwa senjata dan 
perubahan apa yang cocok denganmu” terangnya

“jadi senjata dan perubahanku adalah..” aku mulai mengerti

“tepat! Kau seorang werewolf.

Aku menatap kagum dengan apa yang aku pegang ini, kali ini pedang sungguhan, bukan seperti waktu aku kecil, pedang yang di belikan oleh paman untukku dari pasar tradisional.

“pertama tama kau harus latihan terlebih dahulu untuk dapat mengendalikan pedang ini dan juga jiwa werewolfmu” ucap Haki

“sungguh?!” aku merasa bersemangat setelah mendegar itu

“kapan aku mulai berlatih? Dimana? Cepat katakana padaku,Haki! “ lanjutku

“hadeh.. kau ini orangnya bawel juga yahh..”

Kemudian Haki mengotak atiktombol di samping pintu tak berdaun, tak lama di tengah tengah pintu itu muncul cahaya yang cukup terang hingga menyilaukan mataku.

“pertama, aku akan membangkitkan jiwa werewolfmu”

Kemudian aku di tuntun masuk oleh Haki untuk masuk kedalam cahaya itu, aku pikir lebih tepatnya sebuah portal.

Haki mengambil kembali pedang werewolfku, katanya insting werewolfku yang akan di latih pada ujian pertama ini jadi aku tak menggunakan senjata.

Setelah aku masuk kedalam portal, semua keadaan di dalam sangat jauh berbeda dari sebelumnya.

“aku pikir tempat latihannya seperti ruangan, ternyata malah hutan belantara seperti ini” gumammu

Tiba tiba

Zrreett.. 
earphone yang Haki berikan kepadaku berbunyi di telingaku, ternyata Haki mulai memberitahuku 

bagaimana ujian kali ini

“Flow, ujian kali ini aku akan menguji insting buas werewolfmu itu, di sini kau tidak memerlukan senjata ataupun hal yang lainnya, tempat ini juga aku seting sedemikian rupa agar seolah olah kau berada di hutan, ingat, ini tempat latihan jadi tidak ada musuh yang berbahaya di sini.. ah aku lupa, jika tidak salah aku lupa menghapus folder beruang grizly yang kelaparan, jadi berhati hatilah jika kau bertemu dengannya, hihihihi… “

“eh tunggu..Haki! Haki!” dia langsung mematikan sambungannya

“wah, kali ini apa yang harus aku lakukan di tempat ini ya?”

Krruyuukk..

“ah sial aku lapar..”

Aku mulai mencari beberapa tumbuhan dan ikan di sungai untuk mengganjal perutku, tapi sejauh apapun aku mencari aku tak menemukan buah ataupun ikan, aku menahan rasa laparku, aku terus berjalan di pinggiran sungai buatan ini.

Lalu aku menemukan sebuah pohon rindang yang cocok untuk bersandar.

“dari pada lapar, lebih baik aku tidur saja di sini untuk melupakan rasa laparku sejenak” aku mulai menyandarkan diriku pada batang pohon yang cukup kokoh itu.

Entah berapa lama aku tertidur rasanya aku malah semakin dan laparku itu semakin menjadi jadi, aku mulai muak dengan pelatihan bodoh ini, aku mulai menghubungi Haki, namun tak ada jawaban sama sekali, hingga malam tiba aku terus menghubunginnya dan masih saja tak ada jawaban.

Aku pikir karena tempatku terlalu rendah jadi aku putuskan untuk naik ke atas bukit agar sinyalnya lebih terjangkau, namun hasilnya tetap saja, mungkin sudah 2 hari ini aku berada dalam tempat pelatihan bodoh ini, lapar, pusing, lemas aku sudah tidak tahan lagi dengan semua ini.

Aku berteriak di atas bukit dengan sekencang kencangnya agar Haki mendengarnya namun semua itu sia sia saja, itu semua hanya menguras habis tenagaku, kini aku terduduk lemas di atas bukit itu.

Sreeekk srekk hngggssshh hngsshh..

“siapa itu!?” teriak ku

Sesuatu yang besar datang menghampiriku di dari bawah bukit, besar, berotot dengan sebuah tatapan tajam

“jangan jangan itu.. oh God.. Damn! “ aku langsung berdiri dan berlari sekuat tenagaku untuk menjauhi sesuatu itu tetapi dia malah mengejarku dengan sangat cepat sekali, dia adalah beruang yang di maksud 
Haki.

Tubuhnya kekar dengan rambut rambut coklat yang gondrong menyelimuti tubuhnya dan badannya yang gempal hingga dia terlihat mengerikan jika berlari, itu belum seberapa jika di banding dengan taring yang meneteskan air liur dari mulutnya.

Aku terus berlari dari beruang itu, namun apalah dayaku yang sudah 2 hari tidak makan dan tidak mendapatkan asupan gizi akupun perlahan mulai kehilangan kesadaranku dan ambruk sementara di kaki bukit itu, terlihat beruang itu sudah mulai cukup dekat denganku dan perlahan mengurangi kecepatan larinya, namun sayangnya pandanganku mulai menghilang sesaat.

Aku pikir aku akan mati di tempat seperti ini, namun semua berubah ketika semua bayangan itu datang, bayang bayang kelam dari masa laluku yang suram, yang selalu di bully, yang selalu di jauhi tanpa alasan dan di benci oleh semua orang terkecuali paman dan bibiku, di tambah lagi  hubungan pertemanan yang membuatku kecewa, aku mulai merasakan sesuatu yang besar di dalam diriku, aku mulai panas, aku mulai marah, ntah mengapa aku mulai kecewa pada diriku sendiri, aku ingin berubah.

“aku ingin berubah..!!” aku teriak sekuat tenaga

Aku terbangun dari pingsan sementaraku tadi, aku melihat lengan kanan beruang itu ingin mencabik seisi perutku keluar dengan cakar panjangnya itu, aku langsung terbangun dari posisi tidurku dan menahan lengan beruang itu dengan 1 tangan kiriku, aku kembali berteriak dan sesuatu membuatku tambah kuat.

Aku seperti mengeliatkan tenaga dalam dari dalam tubuhku yang melontarkan beruang besar itu cukup jauh dari diriku, perlahan tubuhku tumbuh dengan lebat rambut rambut sepertiwerewolf, lenganku mulai membesar dan posisi berdiriku kini sudah seperti serigala yang siap menerkam musuhnya dan mulai sejak saat itu aku mulai kehilangan kesadaranku dan aku merasa seperti tidur terlelap.

Hingga saat aku terbangun aku berada di kamar rumah sakit dengan jarum infuse menusuk tangan kiriku.

“maaf, kali ini kau gagal” ucap Haki dengan nada lesu

“apa kau bilang!? Kau..” aku sangat kecewa mendnegar hal itu, kemudian Haki keluar menutup pintu kamarku begitu saja.

Aku merasa kecewa, entah pada siapa, pada Haki? Apa diriku sendiri? Pipiku mulai basah akan air mataku yang mengalir ini, aku duduk tertuntuk di atas ranjang putih ini dengan tetesan air mata yang membasahi pipiku.

3 hari sudah aku di rawat di ruangan ini, akhirnya aku keluar dari ruangan itu, aku pikir aku sudah ada di rumah, tapi ternyata aku masih terjebak di tempat milik Haki ini.

Aku langsung menemui Haki untuk bernegosiasi dengannya, namun aku tetap tidak bisa kembali ke rumah dengan alasan tertentu, jadi aku memutuskan untuk kembali berlatih di tempat yang bodoh itu, akhirnya setelah beberapa kali percobaan terus menerus aku di anggap berhasil oleh Haki walaupun baru 70% saja presentasenya, karena aku hanya baru menambah telinga dan ekor saja, kurang sedikit sih, tapi cukup membanggakan untuk ku.

Setelah sedikit keberhasilanku itu, aku di kirim oleh Haki ke sebuah tempat yang sangat dingin, di sini mungkin temperaturnya di bawah 00.

Haki bilang ini adalah tempat para ice mage, tapi yang aku lihat hanya reruntuhannya saja, tak ada lagi castle yang megah yang di bilang oleh Haki, aku tak menemukan apapun di sini kecuali reruntuhan bagunan yang sudah hancur, aku taksirkan ini baru terjadi, sekitar beberapa minggu yang lalu.

Setelah melihat kejadian itu aku melaporkan kepada Haki, dan aku di beri perlengkapan untuk mencari apakah ada yang masih hidup atau tidak, jika tempat itu benar benar sudah tidak ada penghuninya lagi maka tempat itu akan di hapus oleh Haki, entah apa maksudnya itu.

“Haki aku menemukan seseorang! “ aku langsung melaporkan apa yang sudah aku temukan setelah pencarian beberapa menit.

“cepat tolong dia”

Kemudian aku mengeluarkan alat yang sudah Haki berikan kepadaku jika aku menemukan seseorang di tempat ini,lalu aku bawa ke markas dan di rawat langsung oleh Haki.

“beruntung sekali kau menemukan sorang ice mage wanita, bukan, dia seorang gadis” ucapnya sumringah kepadaku

“ish,, apaan sih kau” ucapku agak geli melihat tingkahnya

“apa dia masih bisa bertahan hidup?” lanjutku

“dia hanya beku., itu cara para ice mage muda untuk melindungi diri mereka saat mereka dalam keadaan bahaya” terang Haki

“woah.. kau tahu banyak tentang dunia ini, kau ini sebetulnya siapa sih?”

“eh, kuku onta! Aku ini sudah lama tinggal di sini, ya maklum saja jika aku tahu!” ucapnya dengan kesal ke arahku

“mhehehe maaf maaf..” ucapku sambil menggaruk kepala belakangku.

2 hari setelah penemuan dan perawatan gadis itu, akhirnya dia siuman dan mulai bisa sedikit berbicara

“hey, siapa namamu? Kau cantik sekali,, kau punya mata biru emerald” aku menyapanya dengan senyuman kecil

“aahh..” wajahnya memerah

Dia langsung menarik selimut dan menutup wajahnya

“hey flow, tidak baik bersikap seperti itu kepada seorang gadis.

“ahaha maaf maaf..”

“hey boleh kenalan?” lanjutku sambul mengulurkan tangan kananku

“namaku Flow, Flowerew, lalu namamu?” sambungku

“umm.. aku..” tangannya menyentuh tanganku

“buset dingin banget!” aku langsung menarik tanganku

“um..” dia kembali memasukan tangan kanannya kedalam selimut

“eh..  gk kok gak apa, tadi aku Cuma gaket aja” aku kembali mengulurkan tanganku,

Haki yang melihat tingkahku hanya tersenyum kecil.

“aku..” suaranya yang dingin seperti pendingin ruangan di duniaku, suaranya membuat bulu kudukku merinding, loh?


Belum sempat ia memperkenalkan dirinya kemudian dia memegangi kepalanya dnegan kedua tangannya, dia berteriak, matanya melotot seakan mengeluarkan kebencian yang mendalam, Haki yang melihat itu langsung mengambil tindakan sesuai apa yang dia ketahui, akhirnya semua kembali normal setelah gadis itu di beri 2 suntik botol penenang,kini dia kembali tertidur.

0 Response to "Werewolf (part 2)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel