Werewolf (part 3)

2 hari kemudian dia kembali sadar dengan wajah yang cukup segar, matanya mulai menyapu tiap tiap sudut ruangan.

“dimana aku?”

“sekarang kau berada di ruang perawatan milik temanku, sekarang kau aman” jawabku dengan tenang

Namun tiba tiba dia menangis tersedak,kemudian aku beri dia tisu untuk menghapus air mata dari pipinya. Setelah tangisnya mereda dia mulai mengatakan sesuatu yang tidak aku mengerti, mungkin itu adalah bahasa khusus para ice mage.

“rupanya kau sudah siuman ya” haki menghampiri kamu sembari membawa 2 cangkir the hangat

“wah terimakasih, kau ini emang teman yang baik yahh..” aku mengambil secangkir the dari nampan yang di bawa Haki

Plakk.. 



tangan Haki menampar tanganku yang menambil salah satu cangkir yang ia bawa.

“eh kok?”

“ini untukku, kalau kau mau buat saja sana sendiri” ucapnya sembari menaruh cangkir the di meja sebelah
ranjang gadis itu.

“boleh tahu namamu?” Tanya Haki

“umm.. aku..” dia terlihat seperti sebelumnya, dia memegangi kepalanya, namun kini terlihat lebih rileks

“kau lupa namamu?” Tanya Haki

“ehm.. sepertinya begitu” balas gadis itu

“Argetha! Ya! itu nama yang cocok untuk gadis sepertimu! “ aku asal ceplos.

Haki dan gadis itu memandangku dengan heran

“karena terlihat dari wajah dan tatapanmu yang dingin dan mungkin kau gadis yang kuat!” jelasku

“ish.. dasar aneh” cletuk Haki

“emangnya kenapa!?” aku menarik kerah Haki

“hihi.. sudah sudah.. namanya tidak terlalu buruk kok, mungkin seiring berjalannya waktu aku akan ingat
dengan namaku” ucap gadis itu untuk melerai kami

Aku melepaskan tanganku dari kerah Haki.

“baiklah kalau seperti itu” Haki berjalan meninggalkan kami di kamar

“eh.. Argetha, apa kau sudah benar benar pulih?” tanyaku

“tidak terlalu sih, Cuma ada sedikit pusing di kepala, mungkin kalau aku jalan jalan aku akan membaik” dia
mencabut selang infuse yang ada di tangan kirinya lalu bersiap ingin berjalan keluar kamar.

“eh.. sini aku bantu” aku merangkul dia untuk berjalan keluar

Di depan pintu Haki memergoki kami berdia, awalnya dia berfikir untuk segera mengistirahatkan Argetha untuk tetap beristirahat sampai benar benar pulih, namun Argentha menolaknya dengan alasan agar cepat sembuh, mau tak mau Haki menuruti kata kata Argetha.

Haki kemudian menyiapkan sedikit latihan untuk Argetha, di awal latihan dia sudah bisa berlatih layaknya orang sehat, namun pada saat bagian mengeluarkan senjata, Argetha sedikit kesulitan karena kepalanya masih belum membaik.

Hari demi hari di lewati akhirnya Argetha sudah sehat dan sudah bisa ikut berlatih 1 room denganku, aku sedikit agak canggung ketika harus berlatih bersama dengan seorang gadis seperti dia.

Argetha type ice mage yang sangat berbakat, entah jika di sekolah mungkin dia adalah anak emas sekolah dan menjadi lulusan terbaik,dia sangat serius dalam hal berlatih, 1 hal yang membuatku penasaran dari dia.

Dari awal berlatih sampai sekarang dia tidak mengeluarkan keringat setetespun,sampai suatu hari karena aku penasaran aku bertanya langsung kepada Argetha, dia sendiri bahkan tidak sadar, aku Tanya ke Haki, ternyata ice mage memang tidak pernah berkeringat, jika ice mage berkeringat maka ia di pastikan akan mati.

Entah sudah berapa lama aku berlatih, akhirnya aku memberanikan diri bertanya kepada Haki untuk segera meminta misi,awalnya Haki masih tidak percaya sampai akhirnya misi yang ia berikan dapat kami kerjakan dengan mudah, karena misi pertama cukup mudah karena tidak sampai di kerjakan berhari hari.

Seiring berjalannya waktu aku dan Argetha sudah semakin dekat dan kami sering bertukar pikiran dan cerita, seiring berjalannya waktu juga Argentha akhirnya sudah dapat mengingat kembali kenangan kenangan yang hilang walaupun tidak semua.

Ternyata Argetha bersekolah juga di dunianya, dia masih kelas Frost 2, jika di samakan denganku berarti dia kelas 2 SMA.

Semua misi yang Haki berikan sudah sering kami selesaikan bahkan beberapa kali nyawa kami jadi taruhannya,semakin berkembangnya kami karena misi yang telah Haki berikan, semakin kuat juga insting werewolfku dan sudah beberapa kali aku hampir berubah menjadi werewolf sempurna, aku sangat senang dengan semua kemajuanku itu.

Namun semua berubah ketika Haki mendapatkan informasi bahwa prajurit tengkorak yang sudah lama hilang itu kembali lagi, setelah mereka menyerang kerajaan Ice mage ternyata para prajurit tengkorak itu kini memiliki markas mereka sendiri yang di berinama ‘Citadel’, Haki terus mengorek informasi dan akhirnya menemukan titik koordinat letak markas mereka, pandangan Argetha saat itu berubah drastis, matanya kini memancarkan kebencian dan auranya pun berubah.

“cepat antar kami kesana!” sentak Argetha

“tapi kau harus memiliki senjata dan peralatan yang baik untuk bisa mengalahkan mereka semua” ucap Haki

“tenang Argetha, tenang, suatu hari kita akan kesana dan mengalahkan mereka” aku menangangkan suasana yang saat itu mulai menegang

“aku akan mengupgrade senjata kalian agar kalian bisa kesana” Haki meminta senjata kami satu persatu

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya senjata kami berhasil di upgrade dan Haki juga membawakan beberapa capsule merah untuk berjaga jaga jika kami sekarat.

Sebelum keberangkatan haki menyempatkan diri untuk terus mencari informasi tentang prajurit tengkorak itu, ternyata mereka di pimpin oleh sesosok bayangan hitam mengerikan, dia membawa senjata tajam yang menlengkung halus dan ber aura gelap.

Argetha yang mendengar itu semakin serius akan tindakannya, karena dalam ingatannya bahwa pemimpin prajurit tengkorak itu yang sudah membunuh kedua orang tua Argetha.

Portalpun di buka oleh Haki, aku dan Argetha sudah sangat siap untuk semua resiko yang akan di hadapi meskipun nyawa kami taruhannya, namun aku sendiri tidak takut, karena hal tersebut sudah sering terjadi padaku.

Argetha sudah siap dengan sebuah buku mantra di tangan kirinya, aku sendiri sudah siap dengan pedang dan naluri werewolfku, kini kami siap berangkat menuju ‘medan perang!’




*Maaf gak bisa nulis banyak banyak own lagi ngerjain tugas negara dulu, ini aja curi curi waktu :v

0 Response to "Werewolf (part 3)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel