Werewolf (part 4: The End)

Kami tiba tepat di depan gerbang castle yang sangat besar, terlihat dari sela sela besi gerbang bahwa castle tersebut memiliki 2 bangunan yang terpisah.

Baru saja kami melangkah Argetha terjatuh,namun tidak benar benar terjatuh, dia hanya sedikit berlutut di sampingku, tangan kanannya memegangi kepala seperti sebelumnya, rupanya dia sudah mulai mengingat semua yang terjadi padanya.

"Agatha!" dia sedikit tersentak

"ia itu namaku" lanjutnya


Ternyata nama aslinya adalah Agatha, mungkin itu efek dari cahaya portal yang dapat mengingatkan akan sesuatu.

"ayo cepat kita selesaikan misi kita,Agatha" aku mengulurkan tangan kananku ke arahnya

dia tak mengatakan sepatah katapun, tanganku di terimanya dan kita mulai memasuki wilayah castle.

jalan utama castle ini sudah tak terawat lagi, tanaman liar tumbuh lebat di kanan kiri jalan, tak sedikit pula tulang belulang yang tertumpuk sejauh mata memandang entah pekerjaan siapa ini.

beberapa meter di depan terdapat bunga mawar merah yang tumbuh subur, namun hanya beberapa bunga saja yang terlihat, jumpahnyapun tak lebih dari 5.

"aku cantik gak? hihi" Agatha memetik salah satu mawar dan menyelipkan di telinga kanannya

"eh.. em.." 

belum sempat aku jawab, tiba tiba datang 3 ekor burung dengan bentuk yang aneh menyerang kami, dengan sigap Agatha merapalkan mantranya dan menyerang salah satu dari mereka dengan kekuatan ice nya.

1 jatuh, 2 lainnya mengarah padaku, namun aku hanya berhasil menebas 1 ekor dan 1 lagi di bekukan oleh Agatha.

"lain kali harus lebih waspada" ucapnya sambil menempelkan punggungnya kepada punggungku.

Dengan posisi saling berbelakangan ini aku pikir kami akan baik baik saja, namun semua berubah ketika retakan tanah di bawah kami mulai melebar hingga cukup untuk memisahkan kami berdua.

"Agatha!"

"Flow!"

terdengar suara burung gundluk dari belakangku dan langsung menyambar Agatha, burung itu membawa Agatha terbang jauh ke arah salah satu bangunan castle tua yang besar itu.

aku langsung bangkit dan langsung mengejarnya, namun semua itu tak mudah aku harus melawan penjaga pintu utama castle agar dapat merebut kunci dan masuk kedalam.

penjaga itu tubuhnya 2 kali lebih besar dari tubuhku, mengenakan armor baja dan menggengam long sword silver, tak mudah mengalahkan penjaga yang seperti itu, dengan susah payah aku mengalahkannya akhirnya dia jatuh juga di tanganku, saat itu aku masih belum menggunakan kekuatan werewolfku, sebelum masuk aku mengambil kunci dan armor milik penjaga itu

aku berhasil masuk kedalam ternyata di dalam tidak seperti yang di bayangkan, di dalam sini terlihat rapih dan bersih, terdapat rak rak buku yang di susun rapih serta beberapa obor untuk menerangi ruangan ini.

"selamat datang nak.." tangan dingin menyentuh bahu kiriku

aku langsung mengambil posisi siap

"ush ush ush.. tidak boleh seperti itu di hadapan orang tua.." 

muncul sesosok pria tua dengan mata yang di tutup oleh kain berapal mantra khusus dan raut muka yang dingin di depanku.

"aku tahu kau pasti terkejut melihatku yang datang mendadak seperti ini-"

"tapi tunggu, aku tidak seperti apa yang kau lihat, di sini aku hanya sebagai penjaga wilayah ini saja, wilayah lantai 2" ucapnya

"jadi ini lantai 2?" aku terkejut

"memangnya kau pikir ini dimana?" dengan mendorong buku yang ia baca ke dagu ku.

"siapa kau?" tanyaku

"aku?-"

"sudah aku katakan tadi, aku penjaga tempat ini-" dia sedikit menahan kata kata yang ingin ia keluarkan selanjutnya

"ah mungkin yang kau maksud adalah namaku, perkenalkan namaku adalah.." dia menahan ucapannya dan meolompat mundur kebelakang sembari mengeluarkan tongkat sihirnya yang dia arahkanpadaku

"ice!" dia mengeluarkan ice berbentuk seperti tombak keluar dari tongkatnya.

dengan sigap aku dapat menghindarinya dengan mudah.

"gerakan yang bagus, namun tidak mungkin untuk yang satu ini"

"wind! " seisi ruangan terasa sangat kacau, buku buku berterbangan kemana mana tak luput pula meja dan kursi ikut menari di atas tanah.

"sial aku kena" geramku dalam hati

"earth!" keluar gundukan tanah menyerang tempat di bawahku yang mengenai punggungku hingga aku terlontar menabrak langit langit.

angin tiba tiba terhenti dengan jatuhnya dari ketinggian 3 meter tadi.

aku langsung berlari ke arah orang itu dengan pedang werewolf tepat di tangan kananku

"ice!" dia membangun dinding ice di sekitarnya untuk melindungi diri dari seranganku

namun aku mencoba untuk menjebol pelindungnya, namun semua itu sia sia

"hahaha.. percuma saja kau seperti itu, itu tidak berguna bagi ice pelindungku! hahaha" ucapnya dari balik dinding ice yang ia buat

"wolf fang !" sekuat tenaga aku tancapkan pedangku di pelindung icenya dan berhasil memecahkan pelindungnya itu

"tidak mungkin!" ia terkejut melihat dinding icenya telah pecah.

"akhirnya kita bisa berduel 1 lawan 1 secara langsung" aku langsung menebaskan pedangku yang sudah aku cabut dari pecahan ice tadi ke arah sorcerer itu, namun tubuhnya berubah menjadi asap hitam.

"haha sudah aku katakan kau tidak bisa menyerangku!" kemudian tubuhnyanya memadat kembali setelah cukup menjauh dariku

"fire ball!" dia menembahan bola api ke arahku beberapa tidak kena dan 1 menyerempet bagian pinggangku, untung saja aku mengenakan armor dari penjaga tadi jadi lukanya tidak terlalu serius.

"kau.." aku mulai sedikit geram dengannya

"heee.. mulai marah.. jangan gitu dong.. hihihihihi" dia meledekku

aku langsung berlari kearahnya dengan mengayunkan pedang werewolfku, dia berdiam diri namun terus mengeluarkan bola api nya, dan saat aku tebas lagi tubuhnya menjadi asap kejadian itu terus terulang hingga aku berhasil menemukan cara untuk dapat membunuhnya.

aku berhasil menemukan titik lemahnya, setelah aku melakukan beberapa percobaan tadi, akhirnya pada saat yang tepat, pada saat ia mengubah tubuhnya dari bentuk asap ke padat aku berhasil menikamnya dengan kedua belati khusus milikku ini, dia tepat kena di kedua dadanya,

"bagaimana kau bisa tahu kelemahanku..?"

"sebaiknya kau harus lebih perhitungan saat kau ubah bentuk menjadi padat, karena aku tahu saat kau berubah bentuk menjadi asap maka semua bagian tubuhmu pun ikut berubah menjadi asap, namun pada saat kau berubah menjadi padat, hanya bagian yang terlihat saja yang memadat, lagi pula respawn asap ke padat mu itu butuh waktu 3-5 detik bukan?" aku mengungkapkan sugestiku

"ceh.. kau terlalu cepat mengambil kesimpulan, nak-"

"namun itu semua benar, uhuk.. huk.." dia mulai batuk darah di depanku.

"andai saja waktu itu aku punya teman sepertimu, mungkin nasibmu tidak seperti ini" dia jatuh tengkurap di depanku dengan 2 belatiku yang masih menancap di kedua dadanya.

tak berpikir panjang lagi, aku langsung melangkahkan kakiku ke pintu selanjutnya untuk segera menyusul Agatha dan menyelesaikan misiku.

Di ruangan selanjutnya aku bertemu dengan seorang badut yang mengenakan costume serba ungu, dia menamai dirinya smile joker, namun aku tak melihat senyum di wajahnya, wajahnya seperti orang menangis namun dengan bibir yang di sobek memanjang seakan ia tersenyum lebar.

aku dan dia tak bertarung saat itu, dia hanya memberiku sebuah teka teki untuk dapat ke pintu selanjutnya

"sebelum kau ke pintu selanjutnya aku akan memberimu teka teki mudah" ucapnya dengan wajah yang menjengkelkan.

"kenapa kau tak menyerangku?" tanyaku

"aku tidak akan menyerang orang yang tak sebanding denganku" jelasnya

"tak sebanding?" 

"ia. aku lihat kau hanya mengenakan armor perang saja, namun tidak membawa senjata, maka dari itu aku mengatakan bahwa kau tidak sebanding denganku" terangnya

saat itu aku memang tidak membawa senjataku, namun tidak benar benar tidak membawa senjata, karena senjataku ku yang asli adalah kedua cakar yang ada di kedua tanganku ini.

"baiklah kalau begitu.." dia melontarkan balon sihir ke arahku dan langsung mengikat tubuhku dengan banlon itu.

"peraturannya adalah.. jika kau berhasil menjawab kedua teka teki ku maka kau akan ku bebaskan dan langsung aku bawa ke tempat dimana gadismu di sekap, jika kau hanya berhasil 1 maka kau hanya aku bebaskan saja dan kau tidak aku bawa ke gadismu"

"jadi kau tahu dimana Agatha!?" aku memotong ucapannya

"ush ush ush ush.. tak baik memotong ucapan orang" hentaknya

|"namun jika kau gagal semua maka gadismu langsung aku bunuh sekarang juga, muahahaha" dia mengancamku sembari tertawa dengan terpaksa

aku merontah rontah namun tali ikatannya semakin kuat.

"baiklah tanpa buang waktu untuk pangeran muda ini aku langsung mulai saja teka tekinya"

"atur seenak jidatmu aja pak!" celetuk ku

"pertama!" ucapnya

"apa yang terlihat ada namun tidak ada, takut gelap suka dengan cahaya, siapakah dia..? aku hitung dalam 2 menit kedepan!" dia langsungmenambahkan aturannya sendiri seperti tadi.

sial.. aku tak bisa menggerakan tubuhku, aku hanya bisa berbicara dan berfikir, aku hanya di beri waktu 2 menit dan sekarang entah tinggal berapa detik lagi untuk ku berfikir.

"teng tong.. waktu habis.. sekarang berikan jawabanmu" dia mengejutkanku dengan datang tiba tiba dan membawa sebuah palu berbentung tangan.

"bisa tambah waktu?" pintaku

"minta ke mertua lu!" 

"belum ada pak, ini aja lagi usaha" 

"lah.. malah curhat! jawab dulu teka teki ku tadi!" aku melupakan teka teki yang ia buat

keringat dinginku mulai keluar berjatuhan

"ayo cepat jawab"

aku melihat keringatku yang jatuh ke bawah namun sayangnya aku keceplosan

"aku yakin jawabannya adalah air!"

tanpa pikir panjang lagi smile joker menghajar tubuhku yang mengakibatkan balonnya semakin ke atas dan aku semakin terbawa oleh balon itu, mungkin kini sudah setinggi 10 meter dari permukaan tanah.

"pertanyaan kedua.." dia langsunng mengucapkannya tanpa basa basi lagi padaku

"aku ada saat suka maupun duka"

saat itu kedaanku sedang sangat frustasi dan entah mau jawab apa lagi, dengan keadaanku yang sekarang aku sudah mulai pasrah di tambah lagi di pertanyaan pertama aku gagal, entah jika aku jawab pertanyaan kali ini aku gagal lagi mungkin nasibku hanya berkahir di sini.

aku mulai meneteskan air mata sembari membayangkan hari hariku dengan Agatha, suka duka telah kami lewati bersama, jujur aku punya rasa dengannya, namun waktu berkata lain, hingga saat ini belum juga aku katakan padanya bahwa aku menyukainya.

dengan berat hati aku mengucapkan sesuatu yang tidak terdengar oleh smile joker, aku sendiri lupa apa itu, namun sepertinya berharga, mungkin.

"hey cepat jawab!" dia memukul kepalaku dengan senjatanya itu.

"AIR MATA !!!" aku berteriak keras kepadanya sambil meneteskan airmata

smile joker tertegur melihatku berkata dengan keadaan seperti itu, matanya terjutu masuk kedalam mataku begitupun sebaliknya.

dia perlahan menurunkanku ke tanah, dia berkata benar, saat itu.

"aku tak menyangka bahwa ada orang seprtimu di dunia ini, orang yang sampai padaku biasanya hanya akan menjadi santapan arkonut saja di luar gerbang, walaupun kau hanya berhasil menjawab 1 tapi aku menghargai itu,ku harap suatu hari nanti hubunganmu dnegan gadis itu bisa bertahan hingga ajal menjempul kalian, aku dapat merasakan apa yang di rasakan korbanku, aku dapat melihat apa yang di bayangkan oleh korbanku dan aku dapat mendengar isi hati koebanku-" dia mengatakan semua dengan wajah yang berputar 180 derajat, wajahnya menjadi terlihat agak mendung, matanya berkaca kaca.

"ini aku beri tisu untukmu, singkirkan air matamu, jangan sampai kau perlihatkan wajah itu di depan gadismu"
dia memberiku sehelai tisu putih ke arahku.

aku langsung membersihkan wajahku dan saat aku ingin berkata terima kasih padanya

"kejutan..!! bodooohh..!" dia berteriak meledekku sembari menjauh dariku

"itu adalah kertas bom yang aktif jika terkena air mata manusia, muahahaha" ucapnya

mendengar hal itu aku langsung membuntal tisu itu dan aku lembarkan ke arahnya, karena mulutnya saat tertawa sangat lebar, tisu yang aku lempar masuk ke dalam mulutnya, aku langsung melompat tiarap darinya, dan selang beberapa detik setelah ia terkejut 

BOOOMMMMM

ledakan dahsyat tak terelakan, smile joker meledak terkena bomnya sendiri, kepalanya kini sudah tak berbekas lagi, kini hanya tinggal tubuhnya saja yang masih berdiri, itu pun sampai palunya jatuh dan mengenai sisa tubuhnya yang masih utuh itu menjadi rata dengan tanah.

setelah kejadian itu aku langsung menuju ruangan ruangan berikutnya, aku kira hanya beberapa ruangan namun ternyata sudah lebih dari 20 ruangan aku masuki dan menghadapi musuh musuhku, 
aku sudah sangat kewalahan, aku pikir aku akan segera mati, mungkin Tuhan ingin lebih lama bermain denganku di kehidupan ini.

hingga aku bertemu dengan pintu yang cukup besar berlapis emas dan silver aku pikir perjalanan ini masih panjang lagi, namun semangatku bertambah ketika aku melihat Agatha di dalam ruangan itu.
dia sedang duduk di meja makan, namun dengan tangan dan kaki yang di ikat erat di bangku dan mulut yang di tahan oleh sesuatu yang tidak tampak oleh mata.

"Agatha!" teriakku memanggilnya

perlahan ia membuka matanya, aku yang saat itu sudah dalam keadaan sekarat melihat ia membuka mata saja sudah membangkitkan kembali kekuatanku.

"rupanya si manis sudah terbangun akibat suara pangerannya,yah..?" ucap sesosok bayangan hitam di belakangnya

aku kembali dalam posisi siaga

"apa yang sudah kau lakukan padanya?!" gertaku

"apa yang sudah ku lakukan? ush.. sabarlah.. aku belum bermain dengannya, ngiahaha" balas bayangan itu

tiba tiba Agatha memanggilku dengan nada lirih

"Flow.."

"lihat wajahnya, sangat manis bukan..?-"

"bibirnya indah, wajahnya aww.." sambung bayangan itu dengan nada yang sangat menjengkelkan


"kauu.. takan aku biarkan kau ganggu dia..!!" aku langsung berlari ke arah bayangan itu dengan maksud menghajarnya.

Tiba tiba sesuatu yang tak terlihat mementalkanku hingga aku terpental beberapa meter

"ah sial!" gerutuku

"masih mau maju lagi?" tantang bayangan itu

"tunjukan wujudmu terlebih dahulu dasar makhluk bodohh!!"

"baiklah kalau begitu" kemudian wujud asap itu mulai memadat

"tidak mungkin.." aku seakan tak percaya apa yang sedang ada di hadapanku.

sesosong werewolf hitam dengan mata merah menyala, dengan tato kutukan di dahinya. Tubuhnya 3 kali lebih besar dari tubuh werewolfku, dia adalah "sang werewolf kegelapan"

"aku pasti akan mati" ucapku dalam hati

"sekarang majulah" tantang werewolf itu

"hiiiyaaaa!!!!" aku berlari kearahnya dengan merubah wujudku menjadi werewolf

namun tetap saja ukuran mempengaruhi segalanya, aku selalu terpental dan di hajar olehnya, hingga aku tak bisa bangun.

"Floww.. kau pasti bisa.." teriak Agatha dengan berlinang air mata

"dasar tidak berguna!" werewolf itu menandang perutku hingga aku terpelanting jauh kebelakang.

"aku pikir kau ini kuat, namun ternyata..-" dia menahan ucapannya

"cuih.." dia meludahi wajahku

kemudian dia mengangkat tubuhku seakan aku ini hanya sebesar bola sepak saja, setelah pandangan kami bertemu, dia membantingku dengan posisi kepala terlebih dahulu.

"tiidddaakk.. flooww!!" teriak Agatha yang melihatku

aku terbujur kaku, tubuhku seperti mati rasa, perlahan aku tak merasakan bagian tubuhku lagi, sepertinya aku mau mati. namun dalam samar samar pandangan dan pendengaranku, werewolf itu mendekati Agatha dan melepaskan ikatanan.

awalnya aku pikir Agatha akan di bebaskan begitu saja, sayangnya apa yang aku pikirkan sangat salah.
ketika Agatha berlalri ke arahku dengan cepat werewolf itu menusuknya dari belakang dengan tangan kanannya, dan melemparkan tubuh Agatha tepat di depanku.

"kau terlalu lama berlari wanita jalang!" ucapnya

perlahan aku paksakan diri untuk dapat bangun, aku mendekap tubuhnya yang berlubang tembus di bagian ulu hatinya, aku memangkunya.

"Agatha.. maaf.. maafkan aku, seandainya aku jauh lebih kuat dan lebih berani,jujur aku sangat menyukai kamu dari awal aku menemukanmu, aku sangat menyayangimu Agatha!, jika saja aku berani mengatakan hal itu sedari dulu, kamu gak mungkin seperti ini, bukan kamu, tapi kita.." aku menahan airmataku yang sudah menembus sisi sisi mataku

"maafkan aku Agatha, maaf akus sudah bertindak ceroboh,.. maafkan aku.." aku menangis dengan deras saat memangku tubuhnya.

air mataku jatuh di pipinya, dan mulai mebasahi pipi yang tampatk manis itu, dengan lesung pipi di kedua pipinya.

"Ketika kita mengetahui apa kekurangan dan apa kelebihan kita ..maka saat itu kita akan mengetahui apa tujuan di ciptakannya kita ..." dengan samar Agatha mengatakan hal itu di hadapanku,

Perlahan denyut nadinya melemah dan mulai tak terasa lagi, dia telah berpulang mendahuluiku.

"Agatha.." aku mengucapkannya dengan nada sangat lirih seakan aku masih belum bisa menerima semua ini.

"Hai werewolf bodooh!! ini bukan acara tangis tangisan! kau sangat lemah pecundang payah!" teriak werewolf itu dari beberapa meter di hatapanku.

aku meletakan kepala jasad Agatha ke lantai dengan lembut, setelah beberapa saat aku memandangi jasad Agatha, aku mengalihkan pandanganku ke arah werewolf itu.

"kauu.." geramku

"ia aku disini" ucapnya dengan datar

entah kekuatan apa yang sudah merasuki tubuhku ini, rasanya sangat amat kuat, detak jantungku semakin meningkat dan meningkat hingga rasanya ingin meledak. aku paksakan tubuhku untuk berdiri dan berjalan ke arah werewolf itu.

tiba tiba  Buff..

aku merasakan kekuatan besar masuk kedalam tubuhku, dalam 1 langkah aku berhasil berada di belakang tubuh werewolf yang besar itu, besar? tidak kali ini ukuran kita setara.

aku hajar bagian belakang werewolf itu hingga ia terpental jauh melewati jasad Agatha, aku langsung mengejarnya, tak butuh waktu lama, hanya 1 kedipan mata.

aku terus meneus menghajarnya, suatu waktu aku memperlambat gerakanku, hingga ia menahan seranganku.

"si.. siapa kau?" ucapnya dengan wajah penuh ketakutan

"dimana sikap sombongmu yang tadi?" aku langsung menghajarnya kembali

saat dia jatuh ke tanah aku menahan seranganku

"masih bisa meludahiku, lagi? cuih!" aku lemudahi wajahnya seperti dia meludahiku

aku tarik ekornya, aku putar beberapa kali dengan 1 tanganku dan aku lembarkan ia dan menambrak dinding hingga runtuhlah dinding itu. aku kembali mendekatinya.

"tolong maafkan aku.." ucapnya memohon

namun sayangnya apa yang sudah ia lakukan terhadap Agatha sudah membuatku muak dengannya.

dengan 1 teriakan, aku dapat meruntuhkan langit langit yang ada di atasnya hingga ia tertimpa. aku gali reruntuhan itu, rupanya ia masih bisa hidup, wajahnya kali ini sangat terlihat kasihan.

"mana wajah sombongmu yang tadi! itu baru balasan untuk kau sudah meludahiku!" tak butuh waktu lama aku menendangnya hingga ia terbang cukup tinggi.

"itu untuk kau telah menculik Agatha!"

aku mengejarnya dengan 1 lompatan yang tingginya saat itu 15 meter. aku hajar keras perutnya hingga ia kembali jatuh dengan cepat ke lantai dan mengakibatkan kerusakan fatal di lantainya.

"itu untuk kau mengikat Agatha!"

dan untuk penghabisannya, saat dia masih bisa merangkak, aku menahan dirinya dengan beban tubuhku, aku injak bagian belakang lehernya hingga ia menjerik kesakitan, dan saat itu pula aku menembus tubuhnya degan tangan kananku untuk mencabut jantung werewolf itu.

saat aku sudah mendapatkan jantungnya dan kini berada dalam genggangamanku aku tidak baik jika aku tak mengatakan ucapan terkahir untuknya.

"dan ini untuk balasan karena kau telah mengambil cintaku" aku memakan langsung jantung yang masih berdegup itu, darah tumpah dimana mana, mulutku penuh dengan darah segar milik werewolf itu,aku menjilatinya dengan sangat nafsu.

Aauuuuuu....

aku berteriak layaknya werewolf mendapakna bulan purnamanya.


===================*==================================*==========


Raja kegelapan sudah tiada, kini perdamaian sudah menyebar dimana mana, para makhuk di dunia inipun sudah merasa lebih tenang dan dapat melakukan aktifitasnya seperti semua tanpa khawatif bangsa skeleton menyerang mereka kembali, semua warga senang, semua warga bersuka cita atas kemerdekaan mereka.

Tak teruntuk bagiku yang sudah menjadi werewolf sepenuhnya,saat itu aku kehilangan orang yang sangat aku sayangi, aku melepaskan pandanganku di sebuah danau bernama K.Palace, danau ini mengingatkanku pada Agatha, seorang gadis yang baru ku temui yang langsung membuatku jatuh hati. tawa candanya, senyum indahnya, wajah lucunya saat dia cemberut, aku merindukannya.

"andai kau ada disini, pasti kau tahu betapa aku sangat mencintaimu dan akan ku hilangkan sikap egoku padamu, Agatha" ucapku dengan nada berbisik sembari menghirup nafas kesedihan.

"Flow.." tiba tiba tangan dingin menyentuh bahu kiriku

sentuhan yang tak asing tangan ini..

"Agatha..?" aku meraih tangan itu dengan tangan kiriku,

aku genggam tangan itu sembari aku memutar badanku.

"Cinta itu bukan apa yang di pikirkan oleh akal ,,,,,,,,,
Tapi cinta adalah apa yang di rasakan oleh hati ........"  ucapnya dan langsung memelukku dengan erat.

"eh.. tapikan kau sudah.." aku menahan ucapanku sebelum aku membalas pelukan darinya

"aku mendengar semua yang engkau katakan,dan Tuhan masih belum mengizinkan aku untuk pergi meninggalkanmu di dunia ini" ucapnya dengan nada lembust seperti biasanya.

setelah mendengar hal itu darinya, aku langsung membalas pelukan hangatnya.


"Cinta bisa tumbuh kapanpun ia mau, diamana saja,dan dengan siapa saja tanpa melihat usia,harta dan agama. Untuk mendapatkannya memang tidak mudah, banyak cobaan yang harus kita lewati, jujur aku akui itu. namun jika kita terus berusaha dan dengan penuh keyakinan, kita pasti bisa mendapatkan apa itu arti cinta."



3 Responses to "Werewolf (part 4: The End)"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel