Polkadot

Hai..

Namaku Ariz Ahargun, panggil saja Ariz. Saat ini aku masih duduk di kelas 11 SMA.
aku memiliki 2 orang sahabat, namanya Viroz dan Elaine.
kami bertiga sangat dekat sejak SD, hingga kini masuk SMA, kami selalu bertiga dengan segala perbedaan kami, kami tak pernah berselisih apa lagi bertengkar karena perbedaan kami, namun kami malah saling mengisi satu sama lain, itulah hebatnya perbedaan kami, haha..

Seperti biasa, sebelum berangkat aku selalu menjemput kedua sahabatku itu, rumah kami tidak terlalu jauh namun sekolah kami yang cukup jauh hingga kami bertiga harus mengenakan motor kami, hebatnya kami bertiga mengenakan motor matik yang sama, haha itu yang membuatku semakin sayang terhadap dua orang sahabatku ini.



seperti hari hari biasanya aku yang selalu kebagian memboncengi Elaine untuk pergi ke sekolah. Jujur Elaine ini gadis yang feminim, rambutnya sepinggang dan menggenakan kacamata, membuatnya semakin tampak manis jika terus terusan di pandang, namun sayangnya kalau ia marah, Viros yang badannya dua kali lipat dari aku pun bisa Elaine kalahkan dengan mudah, hih serem.

aku sekelas dengan Viros di 11 MIA 2 sedangkan Elaine 11 MIA 1.

"wah gara gara kamu nih Riz aku jadi telat masuk tadi, untungnya Bu Imah baik memperbolehkan aku masih bisa duduk, meskipun aku harus mengerjakan pr di papan tulis" keluh Elaine dengan nada juteknya saat kami bertiga kumpul di kantin saat jam istirahat.

"haha payah nih si Ariz, apa coba len alesan si Ariz tadi pagi ngomong ke gua?" ucap Viroz dengan nada menyindir.

"emang apaan?" sahut Elaine dengan penasaran.

kemudian Viroz mengatakan hal yang sangat melenceng dari apa yang aku ucapkan pagi harinya, kemudian aku tutup mulitnya agar ucapannya di sudahi, namun Elaine yang mendengar itu malah tertawa terbahak, meleihat Elaine tertawa sontak aku dan Viroz pun itu tertawa bersama.

sesaat setelah tertawa bersama pandanganku teralihkan oleh seorang siswi yang mengubah hidupku.

"woi Riz! sadar Riz, sadar.." ucap Viroz yang membuyarkan pandanganku dari siswi yang lewat di depanku tadi.

"cie cie.. Ariz.. bisa suka juga lu sama cewek? ahaha" ejek Elaine.

"hee.. kalo lu bukan temen dah gua sikat lu, Len" balasku mengejek

"wizz sabar bozz sabar, gua dulu yang sikat dia, ahaha" balas Viroz

"ish kalian nih.." ucap Elaine sambil menjewer telinga kami berdua.

Belsukpun berbunyi, semua murid masuk ke kelasnya masing masing dan seketika kantinpun sepi beriring siswa terakhir yang masuk ke kelasnya.
Entah mengapa, tiba tiba aku kepikiran terus oleh sesosok siswi yang sudah mengalihkan duniaku, entah siapa namanya, tapi dia sudah benar benar mengalihkan duniaku.
Rambutnya hitam kecoklatan sepinggang, kulitnya putih langsat, matanya bulat almond dan lesung pipinya yang wah.. membuatku tak bisa berhenti pikirkan dia.

Cletak!

sebuah sepidol mendarat tepat di keningku.

"cengar cengir sendiri, udah gila kamu Riz?" hentak Pak Andhi yang ternyata sedari tadi memperhatikan aku.

"dia mah udah lama gila pak, dia cuma belum minum obat tuh.." cletuk Viroz

serentak semua murid di kelas terwa akibat ucapan Viroz.

"hee kamu malah ngomong bukannya ngerjain, yasudah kamu ngerjainnya di depan" ucap Pak Andhi kepada Viroz.

"ngerjainnya dimana pak?" ucap Viroz yang saat itu mungkin telinganya kurang di korek pake linggis.

"DI JITOK!" ucap Pak Andhi.

kemudian kelas ramai lagi akibat ucapan Pak Andhi.

"wahaha mamam tuh anyeng.." ucapku sambil menertawai Viroz yang di suruh ngerjain di depan oleh Pak Andhi.

"ya kami juga Ariz! kerjain no 11 di depan!" hentak Pak Andhi

"siap pak bos!" ucapku langsung maju kedepan untuk mengerjakan tugas yang di berikan oleh Pak Andi kepadaku.

Tak butuh waktu lama kami berdua berhasil mengerjakan apa yang di berikan Pak Andhi kepada kami, dan kami berdua pun selamat dari hukuman, biasanya pak Andhi suka memberikan hukuman kepada siswa yang tidak bisa mengerjakan tugasnya dengan baik.

Bel pulangpun berbunyi setelah 2 jam pelajaran Pak Andhi. namun sebelum pulang, aku dan Viroz sempat di panggil oleh Pak Andhi untuk menemuinya esok pagi, dan kami berdua menyanggupinya.

"Riz, gua piket kelas dulu nih, ntar kalo gua telat dateng eskul izinin dulu ya?" pesan viros.

"bacot lu, sene gua bantu, lu mah kalo udah bilang gitu ntar gak dateng eskul"

"hehe tau aje lu" balas viroz sambil menepuk pundak kiriku.

15 menit kami berdua beres beres kelas dan akhirnya kelar juga.

"thanks sob, lu emang gak ada duanya dah, haha" ucap Viroz sambil menyantolkan sapu di tempatnya.

"udeh ah ayo balik, ntar mamah lu nyariin" ejekku

"emangnya elu!" balasnya

"eh kampret, sene lu, haha" ucapku sambil mengejarnya turun dari tangga, karena kelas kami ada di lantai 2.

"eh Roz tunggu tunggu, gua dapet sms" 

"brisik, paling dari emak lu!" 

"eh, si Elaine gak bisa pulang bareng kita hari ini, dia bilang dia ada latihan musik untuk minggu depan" ucapku setelah membaca sms dari Elaine

"elaah.. buat minggu depan ini, bilang aja absen dulu gitu.." ucap Viroz yang mendekat ke arahku

"ya udah gimana kalo kita samperin aja ke ruang musik, masa ia dia harus pulang sendiri? sahabat macem apa kita? wahah" ucapku menyindir Viroz

"ah elu, ayo deh, caww mang.." sahur Viroz sembari menarik permen lolipop yang ada di mulutku.

"bangke lu!" aku langsung mengejar Viroz dengan cepat.

saat tiba di depan ruang musik, cukup ramai murid yang sedang bersiap siap dengan alat musiknya masing masing, Elaine dengan biolanya dan tidak kusangka, siswi yang aku temui di kantin tadi juga ikut disini, dia memainkan trumpet.

"hey kalian.. sini.." panggil Elaine ke arah kami berdua.

kemudian kami langsung menghampiri Elaine yang saat itu sedang mempersiapkan biolanya.

"ada apa Len?"  tanya Viroz

"kayaknya latihan hari ini gak lama deh, jadi bisa kan kalian tuggu aku?" pintanya dengan nada lembut

"hmm-"

"sip bisa, Len!" ucap ku dengan tegas memotong ucapan Viros

"lah tapi kitakan ada eskul, Riz?" 

"oh ia! untung lu inget, jadi gimana nih?" tanyaku heran

"ya sudah, paling aku kelar jam setengah 5 sore, kalian sekarang pulang aja dulu, lagi pula kalian eskul karate di sekolahkan?" 

"untuk hari ini sih ia" balasku

"ya udah, lu, kita tinggal dulu ya, Len!" pamit Viroz

"eh ia Riz" tahan Elaine

"ada apa Len?" balas Viroz

"gua panggil Ariz" dengan muka kesel

"ia Len?" jawabku

"sini dulu deh, ada yang mau aku bisikin" pintanya

"eleh.. gak enakan nih sama Viroz" ucapku

"bodo amat, sene cepet lagian juga lu yang bakalan butuh" balas Elaine

kemudian aku kembali mendekati Elaine untuk sementara

"namanya itu Nyssa, Riz" bisiknya

"maksudnya?" sontak aku heran

"itu loh cewek yang tadi lu liatin terus.." bisiknya lagi

aku langsung melotot mendengar hal itu, ternyata namanya Nyssa.

"ah apaan sih Len, udah ah ntar aja ngomongnya" ucapku dan langsung pergi menuju Viroz yang sedari tadi kesal menunggu.

'waktu sudah menunjukan pukul 16.15 tandanya 15 menit lagi Elaine keluar dari ruang musik, latihanku masih 1 jam lagi, apa mungkin Elaine mau nungguin aku sama Viroz?' gumamku dalam hati selama latihan

ting tong ting tong.. tong teng tong teng..

bel tanda berakhirnya waktu eskul sudah berbunyi tapi Elaine masih belum keluar juga dari ruang musiknya, aku dan Virozpun merasa cemas barang kali terjadi sesuatu pada Elaine di ruang musik, dengan bergegas kami berdua menyusul Elaine di ruang musik, 'syukurlah dia masih hidup'

"oh ia, tuh orang yang aku ceritain tadi" Elaine menunjuk ke arahku.

"eh? ada apa?" tanyku heran

"udahlah Riz, gak baik bertingkah kikuk di depan orang yang suka" cletuk Viroz

"eh.. Roz..!" aku langsung menutup mulutnya

Nyssa hanya melihatku dengan aneh.

"jadi dia orangnya?" tanya Nyssa ke Elaine

Elaine hanya mengangguk saja.

"lucu juga sih, hihi" senyuman dari matanya itu loh yang membuatku gak bisa lupain dia.

"eh ia, udah sore nih, yuk pulang" ajak Elaine

"elah dari tadi kek, udah lumutan gua di sini" jawab Viroz

"baru aja sebentar" ucapku

"ya lu ada yang lu suka, makanya sebentar" hentaknya

"hihi.." terdengar samar suara tawa Nyssa

sembari berjalan menuju tempat parkir kami ber empat mulai bercerita selama pelajaran sekolah tadi, tenyata bakal ada penilaian sekolah, jadi sekolah kami banyak di tanami tumbuhan baru, pantas saja banyak guru yang tidak hadir kecuali Pak Andhi.

setibanya di parkiran, seperti biasa, Elaine mengatur ia ingin bonceng dengan siapa, dan..

"aklu sama Viroz ah.."  ucapnya dengan enteng

"eh tapi...-"

"dadah Ariz.." lambai Elaine dari atas jok motor Viroz.

"azz ya sudahlah, ayo Nyss naik, keburu hujan nih" ajak ku

kemudian Nyssa menaiki jok motorku.

kami bertiga mengantar Nyssa pulang terlebih dahulu, seklian aku pendekatan sedikit..

ternyata rumah Nyssa tak jauh dari sekolah, jarak rumah ke sekolah mungkin cuma 700-800 meter'an saja dan rumahnyapun cukup besar dengan kolam ikan di depannya.

"umm Riz, makasih ya udah anterin sampe rumah" ucapnya setelah turun dari motorku

"Riz, hati hati di jalan ya.." ucapnya sambil menunduk malu malu kepadaku.

"eh.. ia sama sama, kamu jaga kesehatan ya.. bentar lagi musim hujan loh" ucapku

"ia Riz.." 

"woi njeng.. udah belom pacarannya? lama amat kek mandiin kebo? awas Nyss di makan sama Ariz!" teriak Viroz dari sebrang jalan

'vangke nih kutil semut, gak bisa ngertiin apa?' gumamku dalam hati

"eh Riz kok ngelamun? tuh udah di panggil" tangan Nyssa membuyarkan pikiranku tadi.

"eh ia, ya udah aku pulang dulu ya.. bye Nyss" pamitku

Nyssa hanya membalasnya dnegan kedipan dari mata kanannya saja, wah.. itu yang membuatku makin aduhai sama Nyssa..

keesokan harinya aku dan Viroz datang menemui Pak Andhi untuk memenuhi panggilannya kemarin. Tak aku sangka, ternyata Elaine sudah lebih dahulu di ruang guru dan sedang berhadapan dengan Pak Andhi. Di ruang guru ternyata hanya ada beberapa guru saja, itupun ada yang sedang main catur dan ada yang sedang fokus membaca koran sambil mengopi.

"jadi gini, melihat perkembangan dan nilai kalian bertiga, bapak yakin kalian mampu mengemban tugas yang akan bapak dan Pak Gerand berikan" ucap Pak Andhi dengan serius

"bapak dapat undangan dari kementrial pendidikan, bahwa tanggal 22 bulan september nanti, bakal di adakan LCCM, atau Lomba Cerdas Cermat Matematika, karena nilai kalian yang sangat bagus di pelajaran matematika sejak kelas 10, bapak yakin kalian bisa mengemban tugas yang akan bapak berikan ini" lanjut beliau

"tapi pak itu 3 hari lagi?" jawabku

"mana cukup waktunya pak kalau sudah sesempit itu?" lanjut Elaine

"kenapa tidak bapak beritahu saja sejak seminggu atau boleh 2 minggu yang lalu? agar kami bisa berlatih untuk lomba itu." sambul Viroz

"bapak sendiri baru mendapat undangan ini kemarin saat pagi hari" jelas Pak Andhi.

"jadi kita harus gimana pak?" sambul Viroz

"baiklah, mulai nanti siang pulang sekolah kalian jangan pulang dulu, kalian ke sini untuk berlatih untuk LCCM nanti,ok?" tegasnya

"hmm ok pak!" jawab kami serentak

Dan setiap pulang sekolah kami bertiga keruang guru dan menemui Pak Andhi untuk terus berlatih soal untuk LCCM, waktu semakin dekat, hingga aku harus melupakan Nyssa untuk sementara waktu.

Hari yang sangat mengerikan tiba, kini kami bertiga di hadapkan oleh beberapa siswa unggulan yang sangat cerdas cerdas, aku merasa sangat grogi karena baru kali inilah aku berada pada posisi seperti ini, di banding dengan aku, Viroz dan Elaine sangat tenang, namun entah paa yang mereka pikirkan.

saat itu mungkin beberapa soal sangat mudah untuk di jawab, mungkin karena aku nerves jadi tidak bisa ku jawab hingga point point yang kami kumpulkan ada saja yang di rebut oleh peserta lain, hingga akhirnya kami bertiga hanya berhasil mengumpulkan 800 point dan hanya mendapat juara 3 saja, namun itu permulaan yang cukup baik untuk kami bertiga seklama sekolah SMA, terutama untukku.

keesokan harinya saat upacara kemenangan kami di gembor gemborkan di depan seluruh siswa siswi SMA 1 kota. meskinpun hanya juara 3 namun itulah hasil yang aku raih, bukan aku tapi kami bertiga, saat itu aku sangat senang sekali karena banyak wajah yang menatapku, namun hanya 1 wajah yang hanya aku liat, Nyssa, hanya dialah yang aku tatap dari depan.

esok harinya Elaine sakit karena kelelahan yang dia rasakan beberapa hari yang lalu, mungkin dia terlalu banyak berfikir untuk LCCM kami kemarin. aku dan Viroz menjenguk ke rumah Elaine, kedua orang tuanya sangat ramah kepada kami, kami berdua bagaikan anak mereka sendiri.

2 hari setelah kesembuhan Elaine, Elaine di paksakan lagi fisiknya untuk ikut lomba musik antar Wilayah, aku dan Viroz seperti biasa, hanya sebangai dokumenter saat Elaine sedang acara, eits.. tapi tidak selamanya seperti itu, saat aku dan Viroz ikut kejuataan karate juga Elaine merekan aksi kami, kok. heheh.

sepulang dari pementasan aku kembali memboncengi Nyssa kembali dan Elaine di boncengi oleh Viroz., dan sesuatu perasaan mulai menggebu gebu dalam hati ku untuk segera mengatakan bahwa 'aku suka sama Nyssa'

hingga akhirnya akhu selalu curhat kepada Elaine tentang kapan tanggal ulang tahunnnya, hingga bagaimana keadaan keluarganya, hingga suatu ketika saat Elaine menceritakan curhatanku pada Nyssa, Nyssa malah mengatakan jika aku benar benar suka pada Nyssa, maka aku harus mengatakan itu sendiri, saat itu perasaanku sangat kacau dan bimbang, apa terlalu cepat atau nanti malah merugikan diriku sendiri jika tidak aku mengatakannya dengan cepat.

3 hari kemudian aku sudah memutuskan bahwa aku harus mengatakkannya dengan cepat agar aku tidak merugi nantinya.

"Rizzz... gawat Riz.." elaine berlari ke arah Aku dan Viroz di kantin

Elaine langsung menarik lenganku untuk menjah dari Viroz dan langsung mendekatkan mulutnya ke telingaku

"besok Nyssa ulang tahun Riz.." bisiknya dengan nada senang

"seriusan Len?" 

"serius.. Ariz.. kira kira besok lu mau kasih kado apa nih?" tanya Elaine

"wah siapa nih yang ulang tahun? Nyssa ya? ekhmm.. mending kasih boneka panda aja Riz?" sambung Viroz yang tiba tiba mengangetkan aku dan Elaine

"hee.. gak sopan tahu.. tiba tiba nonggol gitu aja!" kesal Elaine

"lagian lu, Ariz lagi seru main sama gua, lu asal tarik tarik aja" balas Viroz

"hmm ntar deh gua pikir pikir dulu, apa yang cocok untuk dia, dan harganya pas di kantong gua.." jawabku sambil berfikir

"ahaha kere amat lu Riz" cletuk Elaine

"joinan Len, hahha" lanjut Viroz

sepulang sekolah aku terus memikirkan kado yang pas untuk Nyssa esok hari, hingga aku memutuskan untuk membeli kaos di distro kesukaanku. sebelum aku berangkat, aku memastikan dulu apakah kaos itu masih ada atau sudah habis, dan ternyata hanya ada stock 2, itu pun baru kemarin di ambil, tanpa pikir panjang lagi aku langsung tancap gas untuk segera membeli kaos itu, namun tepat di depan gerbang rumah, aku di tahan oleh ayahku untuk membeli pupuk di sekitar pasar tradisonal, padahal jarak dari distro ke pasar cukup jauh, naum karena perasaanku sedang senang akhirnya aku meng 'iya' kan saja apa pesanan ayahku.

setibanya aku di depan distro , aku langsung kebut untuk mencari kaos yang baru di stok, dan ternyata masih ada, untungnya. dan saat itu pula kejadian membingungkan terjadi, saat itu ada 1 kaos yang mengalihkan pandanganku, namun aku kembali ke apa yang di maksud dengan hatiku mengapa aku datang ke distro ini.

aku membeli kaos dengan wajah anime lucu di bagian kaosnya, 'ini kaos sangat cocok untuk Nyssa, aku yakin' pikirku dalam hati, kemudian aku menuju kasir untuk membeli 1 kaos ini dengan uangku sendiri, setelah membayar aku langsung meminta untuk membungkuskan kaos itu.

"hayo.. buat cewenya ya?" genit mbak pelayan.

"apaan sih mbak.." balasku

setelah transaksi selesai aku langsung menyimpan kado kaos itu di bawah jok motorku, dan aku langsung tancap gas menuju pasar untuk membeli pupuk.
cukup 2 kios saja aku datangin dan aku berhasil membeli 2 karung pupuk sesuai pesanan ayahku, dan aku pulang dengan keadaan sangat amat senang dan tak sabar rasanya ingin segera bertemu hari esok untuk segera memberikan kado ini ke Nyssa secara langsung.

Hari yang spesial pun tiba, saat di sekolah aku rasa semuanya biasa saja, namun semua berubah ketika pulang sekolah, rasanya seperti sekuntum bunga saatnya akan mekar..

aku bersama 2 sahabatku mendatangi kelas Nyssa yang saat itu Nyssalah yang sedang piket kelas.

"Kejutan..!" teriak Elaine dengan nada yang senang..

"ehm..  ini buat kamu, Nyss" aku mengulurkan kado dari baling tubuhku

"ah lu gak so sweet amat Riz.." ucap Viroz dengat ketus

"ish Viroz iri aja nih" senggol Elaine

"mm.. makasih atas kadonya" Nyssa menerima kadonya langsung dariku, tatapannya, senyumannya, segalanya, seakan berhenti detik itu juga, tatapanku masuk kedalam tatapannya.

"eh.. em.. um.. ia.. sama sama" hanya itu yang bisa aku katakan saat itu.

"eh Riz, cuma ngomong gitu doang? yang lain dong.." ucap Viroz

"eh.. em.. Nyss, boleh ngomong sesuatu gak?" perasaanku sangat gugup saat itu, karena baru kali ini aku akan mengungkapkan perasaanku pada seorang gadis seperti dia

"ciee keknya gak lama lagi nih.. jangan lupain kita ya Riz.." ucap Elaine

aku hanya menggaruk garuk kepala belakang..

"mau bolang apa?" Nyssa menaruh sapunya di tempatnya dan langsung mengarahkan wajahnya face to face denganku.

perasaanku yang saat itu makin tak karuan membuatku mati gaya dan sangat kikuk.

"ehmm.. anu.. kenapa sih kamu suka bawa kunci?" sebuah kalimat yang keluar dari mulutku

"kunci? kunci apaan Riz?" tanya Nyssa dengan heran.

"ia.. soalnya setiap aku lihat kamu, seakan akan mulutku ini di kunci sama indahnya paras kamu." GUOBBLLOOOKKKK.. kenapa gua harus negluarin kata kata seperti itu...

"ah kamu Riz bisa aja," Nyssa menyimbakan tambut yang ada di telinga kirinya dan melihat ke bawah kanan dengan tersenyum malu, hingga membuat lesung pipinya semakin masuk kedalam.

"ciee.. ciee" ucap kedua sahabatku.

"eh. udah ah.." aku sendiri merasa bodoh dan kikuk saat itu, aku langsung berlari keluar berusaha melupakan segalanya karena malu.

2 hari setelah kejadian itu perlahan aku mulai melupakan kejadian yang membuatku malu itu, hingga saat ada kesempatan saat aku tak bersama kedua sahabatku itu dan bertemu langsung dengan Nyssa, aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan rasa malu ku untuk menatap matanya dan mengatakan 'bahwa aku suka dia' dan perfect timing..

Nyssa kini berjalan ke arahku dan keadaan depan koperasi cukup sepi, hanya ada penjaga koperasi saja di dalam, aku beranikan diri untuk mengungkapkan perasaanku pada Nyssa secara jujur.

"Nyss" aku menahan tangan kanannya sembari menelan ludahku sendiri karena gugup

"kenapa Riz? tumben?"

"ehe.. ia tumben kamu jalan sendirian begini.. hehe" cletuk ku

"ih apaan sih Riz, lepasin" ucapnya sedikit terganggu

namun aku tetap mengandeng tangannya

"Nyss jujur, aku suka sama kamu, sejak awal aku ketemu sama kamu, ada perasaan yang gak bisa aku ungkapin sama sekali, perasaan ini mengganjal di hatiku, Nyss, kamu itu orayng yang udah berhasil ngerubah hidup aku menjadi orang yang bener bener orang, segala hal yang buruk aku tinggalkan ketika aku mengingatmu. Kini, hanya ada hal hal positif saja yang sering aku lakukan, itu semua karena kamu Nyss, tiap liat muka kamu, tiap inget tawa kamu, semua hal yang negatif di hidup aku, aku singkirkan Nyss. maaf baru kali ini aku ungkapinnya secara langsung, soalnya tiap aku mencari kamu, kamu gak pernah ketemu, dan setiap kali ketemu, kami pasti bareng temenkamu, jujur aku malu Nyss. maaf kalau aku kurang gentle di mata kamu, namun inilah aku dan semua kekuranganku. Nyss, AKU SUKA SAMA KAMU.. kamu mau kan jadi pacar aku?" setelah aku ungkapkan semua perasaanku, aku lihat Nyssa menteskan air matanya, perlahan ia mengelap dengan tangan kirinya.

"maaf Riz, kita keknya gak bisa.. aku mau fokus dulu sama pelajaran, aku gak mau pacaran dulu" dengan ucapan yang di iringi tetesan air mata, aku lepaskan tangan ku yang menggandeng tangan kanannnya.

dengan reflek aku mengusap air mata yang membasahi mata dan pipinya.

"kalau itu jawabanmu, aku ikhlas, aku terima dengan lapang dada, yang penting aku udah ungakpin semua perasaanku sama kamu, Nyss. ya udah.. makasih untuk waktunya, ya" aku berpamitan pergi meninggalkan Nyssa, dan Nyssa pun pergi dari tempat tadi menuju kelasnya sendiri, karena kelasnya berada di bawah lab. komputer.

setelah kejadian itu ada sejengkal jarak antara aku dan Nyssa, namun kami masih tetap saling kontak kontakan di sosial media mau pun secara langsung. 

1 minggu setelah kejadian itu, aku dan 2 sahabatku mengajak Nyssa untuk joging di pusat kota, Nyssa ppun tak menolak, namun tetap saja ada perasaan yang mengganjal, bukan perasaan yang seperti dulu, ntah apa itu, cemburu? tidak.. aku bukan siapa siapanya.

keesokan harinya sekolah diliburkan karena beberapa guru sedang mendapat bonus untuk pergi ke tanah suci, jadi para siswa belajar di rumah.

mendapat kabar seperti itu aku tak sia siakan kesempatan untuk bermain bersama sahabatku, kami seru bermain dari pagi hingga malam, ntah apa saja yang sudah kami lakukan seharian hingga berhari hari karena sekolah masih libur.

akibat terlalu sering keluar dan bermain bersama 2 sahabatku, aku jatuh sakit dan hanya Elaine saja yang menjengukku, kata Elaine Viroz sedang keluar kota dan selalu mendo'akan aku.
'huh dasar kutu ayam' gumamku dalam hati

hingga keadaanku mulai membaik dan perasaan ku terhadap Nyssa kembali seperti semula, aku sangat senang ketika bertemu dan berbicara langsung dengan Nyssa.

Suatu malam Nyssa sengaja mengajakku makan di tempat makan yang cukup terkenal di kotaku, la'birso namanya. aku langsung memakai baju yang aku suka, memakai parfume milik orang tuaku, ahaha maklumlah kece sementara. pokoknya malam itu aku berdandan sangat rapih untuk menemui Nyssa, barang kali setelah dia melihatku begini dia jadi berubah pikiran.

malam itu Nyssa memesan meja untuk 2 orang,  namun saat itu Nyssa masih belum memesan apa apa, hanya 2 gelas lemon tea saja untuk aku dan dia.

"tumben ngajak Dinner? ahah" aku mulai membuka percakapanku.

"hihi emangnya gak boleh ya?" 

"tapi sumpah ini romantis banget Nyss"

"nanti yang bayar siapa nih?" tanyaku lagi

"tenang.. aku yang bayar kok, hihi" ucapnya sembari ternsenyum sangat manis di depanku.

saat itu dia mengenakan dress putih dengan rok biru muda yang menutupi keindahan tubuhnya, dan seperti biasa, rambutnya di gebyar tidak di ikat ataupun di gaya gaya, ponynya masih tetap pony kiri, entah dari mananya aku suka pada dia.

tak aku rasa bahwa aku sudah senyum senyum sendiri melihat Nyssa saat itu, pandangan ku hanya terhalangi sinar lilin yang menyala dan diiringi lagu romance yang membuat suasana menudkung untuk pacaran.

krincring..

pintu terbuka, tanda ada pelanggan masuk.

"eh Viroz.. sini duduk,beb" sambut Nyssa kepada sahabatku sendiri, Viroz.

Viroz yang baru datang itu langsung mencium kening Nyssa dan Nyssa menerimanya begitu saja dengan memejamkan matanya.

"eh ia, malu ah itu ada Ariz" ucap  Nyssa

"eh kutu kuda.. di sini juga lu?" sahut Viroz.

aku yang saat itu kebingungan mulai bertanya kepada Nyssa.

"Nyss, ini maksudnya apa ya?"

"oh ia, jadi kami mau ngerayain Annive jadian kami yang ke-1 minggu, yeay..!" ucap Nyssa dengan merangkul erat tangan Viroz, sahabt baik ku sendiri.

"jadi kalian udah jadian selama 1 minggu? bener Roz?" tanyaku

"yoi!" jawabnya singkat.

"ta.. tapi kenapa harus sama dia Nyss? sahabat aku sendiri? lu juga Roz, kenapa?" tanyaku mulai nyesek

"asal lu tau Riz, dia ini jauh lebih suka sama GUA dari pada LU! " ucap Viros sambil menuding nuding ku seakan aku ini musuhnya.

melihat kejadian itu secara langsung di depanku dan mendengar apa yang sudah aku dengar dari sahabat karib ku sendiri sejak SD mengatakan hal itu di depanku, itu rasanya seperti..

"ok, broh.. happy anniv ya.." aku keluar dari tempat makan itu dengan segala perasaan yang berkecambuk di dalam hatiku.

'segala yang sudah kita lewati selama ini jadi sia sia saja?' 

aku langsung tancap gas dari tempat itu sembari melamun, dan hampir di tabrak oleh mobil.

ttiiittt..

"woi yang bener dong kalo-"

"Ariz?" ternyata mobil itu di kendarai oleh Elaine, 

"Riz, kamu gak apa?" tanya elaine yang membuatku sadar

"eh ia, gak apa" 

"gak yakin.. Nyssa gmna?" tanya Elaine

"dia.. di.. dia.. sedang bersama Viroz.." jawabku dengan perasan yang sangat kacaw

"jadi lu di.."

"udah ah jangan di bahas lagi, mulai sekarang gua udah punya tekad positif untuk masa depan gua" aku memotong ucapan Elaine

dengan kondisi malam yang mendung, aku dan Elaine sedikit bertukar pendapat dan saling mengobati satu sama lain di bahu jalan, mengobati hati yang terluka, aku kehilangan 2 orang yang tidak ku sangka sedangkan Elaine kehilangan orang yang sudah membuatnya berubah.

Aku mulai bertekad untuk tidak pacaran sampai lulus SMA dan aku akan kejar kuliah sampai S2 dan ketika aku sudah punya rumah sendiri aku baru cari calon Istri dan ibu untuk calon anak anak ku nanti, dan membahagiakan kedua orang tuaku.

hingga keeseokan harinya, tiap sekolah hatiku selalu sakit saat melihat sahabatku sendiri berduaan dengan orang pernah aku banggakan dan aku sayang sedang makan dan bergandengan bersama, saat itu pula keteguhan hatiku terus di asah.

aku terus belajar dan belajar hingga perlahan aku mulai melupakan Nyssa yang pernah ada di fikirankku terus, perlahan itu semua sirna dan presentasi nilai di kelasku terus meningkat, tak terkecuali dengan Viroz yang malah menurun.

aku terus menerus mengikuti lomba lomba cerdas cermat dan mengikuti kejuaraan karate nasional, hingga aku lulus SMA dengan nilai terbaik, atau mungkin bisa di sebut aku rangking 1 di sekolah ini, karena semua nilai mata pelajaran yang di UN kan nilainya hampir maksimal kecuali Matematika yang mencapai nilai 10,0 dan aku masuk universitas favorit yang aku inginkan dan masuk ke fakultas kedokteran,.

ini semua berkat Viroz dan Nyssa yang sudah membuatku sakit hati semasa SMA dan yang paling aku syukuri adalah "Tuhan tidak pernah memberikan jodoh yang salah kepada setiap makhluknya"

Kini aku sudah berumah tangga dan memiliki 2 orang anak 1 laki- laki usia 10th bernama Shogo yang bakal tumbuh seperti ayahnya, namun tidak dengan nasib percintaannya, dan 1 lagi perempuan usia 5th  bernama Haku yang cantiknya sangat mirip dengan ibunya,  yang bernama, Elaine.

0 Response to "Polkadot"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel