Thank You





Klutak klutak! klutak klutak!

Suara pesan masuk di handphoneku,dengan mata masih berat akibat begadang semalam aku paksakan diri untuk membaca pesan itu. Aku kira itu hanyalah dari operator yang megingatkan akan kuota handphoneku di bawah garis kemiskinan ternyata pesan itu dari Anggun,kekasihku.

"isinya sih romantis, tapi gak di jam segini juga kali ngirimnya" gumamku dalam hati

aku hanya membaca saja tanpa membalasnya dan aku langsung kembali menutup diriku dengan selimut, karena saat itu masih pukul 03:15 dini hari.

Krriiiingg..

"hmm.." aku mematikan jam alarmku.

Krriingg....

aku kembali mematikan jam alarm yang berbunyi.

Krringg..

"Ia ia.. aku bangun.." dengan tangan kiri mengambil jam alarm kecil di meja samping ranjangku, aku mengintip daris sela sela mataku untuk melihat jam berapa sekarang.

"Anjrit! kesiangan!" jam sudah menunjukan pukul 06.15 pagi.

aku langsung keluar kamar dan menuju kamar mandi utnuk segera pergi ke sekolah.

"Ray.. nanti sarapannya di makan ya" ucap mamahku lembut.

"Ia mah, Ray makan di sekolah" aku bergegas mengambil speda motorku dan langsung tancap gas menuju penjara yang di sebut dengan sekolah.

=======================================================================
"Beh.. beh..!" teriakku memanggil satpan sekolah

"Brisik kali kau ini.. datang terlambat brisik pula!"

"Elah beh.. baru sekali ini doang"

"Sekali rambutmu pitak! bosan kali aku tiap hari dengan suara kau teriak teriak di mari" kesal Babeh

"hehe..ya udah, buruan beh buka gerbangnya. Udah telat nih" pintaku manja pada Babeh.

"eh.. eh.. eh.. si tukang telat.." tiba tiba Bu Yati menghampiri babeh yang hendak membukakan gerbang.

"jangan di buka Beh" lanjut Bu Yati

"lah tapi bu.." ucapku tertahan

"kamu ini sudah telat! gak usah masuk!" bentak Bu Yati yang selalu memarahiku setiap pagi

"Ibu yang cantik.. yang katanya mirip bidadari.. pernah dengar pepatah gak?" ucapku merayu

"pepatah apa lagi kali ini?" gertaknya

"Tidak ada kata terlambat untuk belajar" ucapku tegas

"lantas, urusan denganmu apa?!"

"kan saya ini terlambat bu, dan saya baru telat 15 menit nih.. jadi saya boleh masuk kan?" pintaku

"hmm.." Bu Yati mengelus dagunya sembari berfikir membuat suasana hening sejenak

"kemaren kamu terlambat berapa menit?!" gertak Bu Yati yang membuatku kaget

"sampai gerbang 07:20 bu!" ucapku

"cuma beda 5menit? hmm ok ok.. tapi motor kamu, kamu tinggalin di depan gerbang, biar ibu urus motormu" Ucap Bu Yati membiarkanku masuk

"eits.. tapi.." ucap Bu Yati mencurigakan

"kamu ibu hukum dulu, seperti biasa.."

"elah.. paling bersihin toilet doang.. kecil itu mah bu.." remehku

"sok tau kamu ini, itu rumput di pinggir lapagan sudah panjang.. sana rapihin, baru kamu masuk kelas!" pinta Bu Yati

"elah bu.. bakal lama ini sih.." keluhku

"sudah cepat sana lakukan! masih untung kamu, ibu biarkan masuk" gertak Bu Yati dengan tampak kesal dengan wajahku.

========================================================================

1 jam sudah aku membersihkan bagian rumput yang sudah panjang, akhirnya aku selesai melakukan tugasku.

setibanya di kelas ternyata guru di jam pertama tidak hadir karena sedang sakit, jadi beliau meninggalkan tugas untuk kami.

"Ray, sakti amat lu bisa lewati galaknya Bu Yati" sapa teman semejaku

"secara.. Ray Nugraha gitu.."  sejenak kita saling bertukar tawa.

"Ray, tadi si Anggun nyariin kamu tuh" cletuk Febri dari depan meja kami

"ia! Ray" sambung Diko teman sebangkuku

"hey hey! kerjain aja dulu tugasnya" cetus Dika padaku

"brisik ah! kamu kerjain aja dulu, ntar aku liat hasilmu haha" jawabku

"elah.. nyontek aja bisanya" singkat Dika

kemudian aku mengajak Diko untuk kembali bermain game online di ponsel kami masing masing.

Tak terasa waktu begitu cepat berjalan ketika kami sedang bermain game, bel tanda pergantian pelajaranpun sudah berbunyi nyari di speaker masing masing kelas dan para guru pengajarpun mulai saling beertukar kelas.

"ya semuanya.. siapin kertas selembarnya.." ucap Bu Lesy sambil menuju meja guru.

"sekarang ulangan Bab 7 tentang Senyawa Turunan Alkana" sambungnya sambil merapihkan setumpuk kertas yang di yakini adalah kumpulan soal.

"lah ulangan? ngerti aja belum.. gimana nih.."gerutuku dalam hati.

"murid lain mungkin ngerti, tapi aku dan Diko..-" lamunanku terbuyar ketika Bu Lesy memberikan selembar kertas soal pada meja kami.

"Ray.. jangan melamun, ayo kerjakan" ucap Bu Lesy dengan lembut

"eh.. I-Iya bu" jawabku gugup

Sepenuh daya, kami kerjakan butir demi butir soal pada bab ini, kecuali diriku yang sangat tak mengerti bab yang satu ini. Hingga waktunya habis aku hanya bisa menjawab beberapa saja dari 20 soal, itupun dengan menghitung kancing.

"ya, sekarang kalian boleh keluar kelas untuk istirahat lebih cepat, tapi nanti di jam bel istirahat, ibu akan membagikan hasil ulangan ini" ucap Bu Lesy

"iya bu.." serentak semua siswa berkata demikian, tak terkecuali denganku yang berkata gugup.

Saat istirahat tiba seperti biasa, aku pergi ke kantin bersama Anggun pacarku, kami habiskan waktu bersama ketika istirahat hingga bel berbunyi dan saat murid lain keluar kelas, tapi kelas kami malah masuk untuk di bagikan hasil ulangan.

Di kelas, Bu Lesy membagikan nilai ulangan kimia hari ini, satu persatu murid maju untuk mengambil hasilnya, dan kini giliranku untuk mengambil hasilku.

"Ray" ucap Bu Lesy menahan kertas ujian milikku.

"ya bu?"

"belajar lebih giat lagi ya, atau perlu ibu panggil Siska untuk membantumu belajar?" lanjut Bu Lesy

"lah kenapa dia Bu?" heranku

"ya karna dia jauh lebih pintar dari kamu, Nilai ulangannyapun selalu sempurna" bujuk Bu Lesy

"tapi bu.."

"ingat Ray, kamu itu sudah kelas 12, 3 SMA yang sebentar lagi mau jadi mahasiswa, mau lulus"

"tapi Bu..-" ucapanku terpotong oleh Bu Lesy

"Siska, sini kamu" tak lama Siska menghampiri kami.

"ada apa ya bu panggil saya" Ucap Siska dengan tutur bahasa yang lembut

"apa seminggu kedepan kamu sibuk?" tanya Bu Lesy

"sepertinya tidak bu, ada apa ya?" tanya Siska heran

"ini loh, si Ray kan nilainya selalu jelek kalau ulangan saya" Siska hanya memandangku

"jadi ibu minta bantuan kamu untuk mengajari si Ray agar ulangannya meningkat. apa kamu bisa bantu?"

"emm.. aku sih tergantung sama si Ray nya bu" ujar siska

"gimana Rey?" tanya bu Lesy

mendengar ucapan itu aku langsung melirik pada Anggun yang berada di bangku pojok barisan paling depan.

"hm.. ibu tau kamu ini punya pacar.. tapi cobalah mengerti, kamu ini sudah-"

"ia bu, mungkin jika ini yang terbaik untuk saya dan nilai saya, akan saya usahakan" potongku.

Setelah cukup lama bernegosiasi akhirnya kesepakatanpun muncul dan aku harus selalu belajar bersama dengan Siska setiap pulang sekolah.

====================================================================

Setelah negosiasi berakhir tempo hari lalu, berkat selalu belajar bersama siska dan perlahan melupakan hobiku untuk bermain game terus berkurang dan kini nilai akademiku semakin meningkat bahkan seperti ada sebuah perasaan tersendiri adntara diriku pada Siska yang selalu sabar mengajariku, tapi aku sadar bahwa kami telah memiliki pasangan masing masing.

tidak hanya sekedar membantu dalam hal pelajaran, terkadang Siska pun sering curhat padaku akan pacarnya, dan tak jarang pula kami sering curhat tentang pasangan kami masing masing.

Sampai suatu malam minggu yang angker, Anggun mengajaku kencan di sebuah cave yang cukup terkenal di wilayah kami.

"tumben say ngajak kesini, biasanya aku yang ngajak" gurauku

"sebetulnya aku mau ngomong sesuatu sama kamu" wajahnya berubah menjadi serius

"eh.. mukanya jangan gitu dong.." akupun membuat bentuk senyum pada kedua bibir Anggun dengan jariku.

"nah gitu dong.. kan cantik.."

"Ray.." ucapnya perlahan sembari menurnkan tanganku.

"ya manis?" tanyaku sambil tersenyum kecil

"sepertinya kita udah gak cocok deh" ucapnya culas

"e-eh.. apa gak denger?" tanyaku sembari pura pura mengorek telinga

"ia.. kita udah gak cocok lagi" ucapnya serius sembari menggenggam kedua tanganku dengan tangannya

"ta-tapi gun.. "

"maaf Ray.. maafkan segala kekuranganku selama ini.." mata Anggun berkaca kaca sembari mengatakan hal itu

"tapi dengan semua yang sudah kita lewati, kamu akhiri semua ini begitu saja?" tanyaku bingung bercampur kesal

"maaf ray, maaf.. kita sampai sini saja" anggun melepaskan kedua tangannya dari tanganku, air matanya mulai membasahi pipinya

perlahan aku usap air matanya itu dengan tanganku tapi Anggun mengenyahkannya lalu beranjak pergi dari tempat duduk sembari mengusap air matanya, aku tahu dia terpaksa melakukan itu tapi beras sudah menjadi bubur, mau bagaimana lagi, mungkin hanya tinggal di tambah suwiran ayam,kecap dan kerup untuk menjadikannya lebih nikmat.

========================================================================

Keesokan harinya aku masih tak percaya akan kejadian semalam, sehingga aku menghabiskan hari dengan bercurhat dengan Siska melalui ponsel karena jarak yang memisahkan kami cukup jauh.
tak kusangka, Siskapun dengan pacarnya sedang di rundung masalah akupun hanya menasehatinya bahwa masalah akan seleesai jika di selesaikan dengan kepala dingin dan Siska pun menasehatiku dengan segala caranya lembut

========================================================================

Tepat pada hari senin semua siswa melaksanakan upacara bendera seperti sekolah sekolah lainnya, tapi hari senin itu terasa berbeda ketika aku bertemu dengan Anggun, tidak seperti biasanya perasaanku kali ini terasa biasa saja dan seperti ada yang hilang,
Namun ,lain hal dengan Siska,tiap aku bertemu dengannya aku merasa sangat senang dan terasa seperti tentram, apa kah ini yang dinamakan..

"ah sudahlah.. lagi pula Siska masih di miliki orang lain.." ucapku pesimis

Hari berganti bulan  sudah sisa 5 bulan menuju Ujian Nasional yang akan menentukan kelulusan kami siswa siswi kela 12 akupun semakin menancap gas untuk hari itu, yang tadinya hanya beberapa minggu saja aku belajar dengan siska, kini jadi hampir setiap hari aku belajar bersama dengannya kecuali ketika aku dan kawan kawanku yang lain sedang latihan untuk ngeband, maklum kami punya band sendiri yang berusaha untuk naik daun.

Meski masih di kalangan antar sekolah, band kami seting mengikuti perlombaan, mskipun vocalis kami selalu berganti alias tidak tetap bahkan pernah menjadi juara 2 antar wilayah.

Sampai suatu hari aku menyadari bahwa Siska tak hanya cerdas dalah hal pelajaran tapi Siska juga punya kelebihan lain yaitu bernyanyi, akhirnya Siska kami rekrut menjadi Volkalis tetap di band kami, dengan bergabungnya Siska di band, aku merasa semakin dekat dengan dirinnya dan semakin banyak alasan jika sedang dekat dengannya.

Sampai suatu hari siska curhat padaku bahwa hubungan dengan pacarnya sudah putus, saat itu aku sangat bingung dengan perasaanku, apa aku harus bersedih atau senang? karena aku sudah punya perasasn dengan Siska sejak sering bertukar curhatan lewat ponsel.

selang 3 hari aku putuskan untuk menyatakan perasaanku padanya namun karena aku dan Siska satu kelas kami menyembunyikan hubungan ini dari teman teman kami karena aku sadar bahwa di kelas juga ada Anggun yang tak lama baru putus denganku.

Hari haripun berlalu bagaikan daun yang di tiup angin semakin hari kami semakin terlihat dekat kata anggota satu bandku, namun awalnya aku mengelak sampai akhirnya berita bahwa aku dan Siska berpacaranpun tersebar di kelas dan sampailah pada Anggun.

Hubungan antara Anggun dan Siska yang tadinya akrab setelah mendengar berita itupun seperti piring pecah, Anggun mulai tidak suka pada setiap gerak gerik dan setiap perkataan Siska dan mulai menjauhi Siska.
========================================================================

Hubungan aku dan Siska pun terus berlanjut sampai lulus SMA, akupun mulai megerjar cita citaku untuk menjadi seorang polisi, sedangkan Siska berjuang masuk Fakultas Kedokteran.

"Alhamdulillah A, eneng masuk Fakultas Kedokteran" ucap Siska senang ketika kami sedang pergi kencan

"Alhamdulillah, neng Do'a'in aa ya, supaya bisa masuk akpol"

"lagi pula ini sudah tahap akhirkan,a?" jawabnya sembari tersenyum kecil

"ia neng, minggu depan pengumumannya"

"Do'a eneng selalu menyertai aa" ucapnya sembari menggenggam tanganku di atas meja

Dan hari pengumumanku pun di umumkan.
Aku tak sabar menunggu Pak Pos untuk segera membaca hasil usahaku selama ini, namun karena terlalu lama mungkin terjadi sesuatu pada Pak Pos, akhirnya aku malah ketiduran

"Ray.. Ray.. itu ada Pak pos" panggil mamahku

sontak akupun langsung terlonjak dari kursiku tidur tadi dan langsung berlari ke depan rumah untuk mengahmpiri Pak  Pos.

"Dengan Ray?" ucap Pak Pos

"ya! dengan saya sendiri" jawabku tegas

"silahkan tanda tangan disini" ucap Pak Pos sembari mengulurkan selembar kertas tanda tangan

"ini suratnya" Pak Post mengulurkan sepucuk surat yang terlihat manis bagiku.

"terimakasih pak!" jawabku lantang, namun Pak Pos segera pergi untuk mengantar surat surat yang lain.

"Akhirnya.." senangku dalam hati

"wah.. suratnya sudah sampai ya Ray" ucap mamah

"ayo di buka" lanjut mamah

dengan semangat aku membuka sepucuk surat itu. Namun, sayang beribu sayang, surat yang aku pikir terasa manis ternyata terasa pahit bagiku.

"sabar Ray.. sabar.." ucap mamah mengelus pundakku

"jangan menyerah, kita coba lagi tahun depan. mungkin tahun depan kamu bisa lolos" mamah menguatkanku.

Tapi sayangnya aku tak bisa membendung airmataku lagi, air mata sudah mulai membasahi pipiku.
tiba tiba suara pesan masuk di ponselku.

"A, gimana hasilnya? neng berharap dapat kabar bagus dari aa.
Aa di terimakan? "

Sempat depresi setelah melihat surat, namun aku sendiri tidak mau membohongi diriku sendiri dan Siska. aku mengusap air mataku dan membalas pesan Siska

"Kali ini Aa kurang beruntung.
mungkin tahun depan aa bisa di terima"

tak lama Siska kembali membals pesanku.

"jangan menyerah cuma sampai disini.
coba, coba dan terus mencoba.
kita tidak akan tau hasilnya jika belum
mencoba. iya kan !"

Pesan Siska menguatkanku saat aku terjatuh dan berhasil membuatku kembali bangkit dari keterpurukan.

Dengan semangat baru aku berlatih lebih keras dari yang sebelumnya, mulai dari fisik samapi otak semuanya aku latih lebih keras lagi bagai petir di siang hari, semnagatku saat itu sangat mustahil untuk di kalahka untuk bisa masuk ke Akademi Kepolisian.

"tahun ini aku pasti berhasil" aku menyakinkan diriku sebelum aku melanjutkan test di tahun berikutnya.

Dan sama seperti tahun lalu aku kembali menunggu Pak Pos untuk mengirim surat. Tapi, kali ini aku jangan terlalu senang karena aku masih takut akan kejadian sepeti tahun lalu.
dengan perlahan aku kembali membuka surat yang sama dan.. jawaban yang sama pula seperti tahun kemarin.

Akupun mulai tak ingin jatuh untuk kedua kalinya, akhirnya aku beranikan diri untuk mendaftar ke Akademi Militer Angkatan Darat dengan segala modalku yang ada. juga do'a dari Siska yang selalu mensuportku dari belakang.

Dan sebuah hasil yang sangat tidak aku duga, ternyata aku malah di terima di Akademi Militer. saat aku itu sangat bersukur kepada semua yang sudah mensuport aku, mamah dan juga Siska ikut senang mendengarnya.

"mamah ikut senang mendengarnya. semalat ya, nak Ray" ucap mamah sambil tersenyum bangga padaku

akupun langsung mencium kaki mamah sebagai bentuk rasa syukurku karena di terima di Akademi Militer. tak luput aku berterimakasih kepada Siska yang selalu mensupportku saat aku jatuh hingga aku kembali bangkit.

tepat pada hari senin aku menuju kota sebelah dengan sepeda motor yang aku tempuh selama 4 jam untuk segera memverifikasi diriku di Akademi Militer

setelah verifikasi dan menyelesaikan segala urusanku kepada Akademi Militer dan ternyata aku harus menempuh pendidikan selama kurang lebih 7 bulan itupun tanpa alat komunikasi dan pakaian yang di pakai sehari haripun sudah tidak seperti dulu lagi, kini sudah berpakaian pendidikan militer.

pernah aku berkata pada Siska sebelum aku berangkat latihan selama 7 bulan ini untuk memnanyakan perasaannya padaku, namun dia jawab

"apapun yang terjadi, aku tidak akan meninggalkan aa. aku akan selalu di sini menanti aa untuk pulang" ucap Siska dengan senyum lembutnya.

selama 7 bulan latihan di kota orang benar benar lost contact dengan keluargaku serta Siska tapi beruntungnya aku karena pendidikku atau jika di sekolah adalah walikelas ku itu ternyata 1 kota denganku dan beberapa temanku juga ada yang 1 kota.

"bagi kalian berasal dari kota mangga nanti malam tepat pukul 10 bisa datang keruangan saya untuk menghubungi keluarga kalian" ucap Pak Bagus dengan hati hati saat di ruang kelas.

tepat pada pukul 10 malam aku dan beberapa orang temanku menuju ruang Pak bagus dengan hati hati karena sebetulnya ini adalah salah satu bentuk pelanggaran.

Pertama tama aku menghubungi orang tuaku lalu aku menghubungi Siska.

"hallo?" ucapku membuka

"ya hallo ini siapa?" ucap suara Siska dari seberang sana

"ini aku, Ray, aku disini baik baik saja. terimakasih atas dukunganmu ya" ucap ku sebelum ponsel miliku kembali di ambil oleh Pak bagus dengan paksa.

"jangan terlalu lama nak" ucap Pak bagus yang sebetulnya mengerti keadaanku.

Akupun memahami maksud Pak Bagus dan kami kembali ke barak kami masing masing.

7 Bulan sudah pendidikan akhirnya kami mendapatkan tempat tugas masing masing yang tersebar di seluruh kota di negara tercinta ini.

"semoga masih menetap di tanah kelahiran" ucapku dalam hati sebelum mendapatkan perintah tugas.

Sayangnyanya aku malah bertugas di Kota Serambi Madinah yang jaraknya jauh dari tanah kelahiranku ini.  
Sepulang dari tampat pendidikan aku pulang ke rumah untuk mengabarkan tempatku untuk bertugas setelah aku menerimanya.

"Mungkin itu yang terbaik dari-Nya. mamah disini akan selalu mendo'akanmu Ray" ucap mamah dengan lembut sembari membantuku untuk merapihkan pakaianku.

sebelum berangkat aku sempatkan diriku untuk menemui siska di taman seperti biasa.

"Jauh juga tempat tugasmu,a" ucapnya dengan lesu setelah tau tempat tugasku

"aku tahu ini jauh.. maafkan aku" 

"tapi aku pasti akan baik baik saja disana" aku meyakinkan Siska

"baiklah.. sejauh apapun aa dari eneng, eneng janji akan jaga perasaan ini dengan baik" ucap Siska sembari menunjukan jari kelingking kanannya 

"aku selalu percaya padamu" sambutku dengan saling mengaitkan jari kelingking kami.

Berbulan bulan aku lost contact dengannya karena ternyata aku tidak benar benar menetap di 1 atau 2 kota saja, melaikan hampir pindah kota setiap 2 pekan.
Tak terasa hubungan kita sudah berjalan 5 tahun dan hanya pada saat saat tertentu saja aku dapat menghubunginya.

Bahkan saat aku sedang turun di konflik antar daerah yang mengharuskanku memakan daging hewan yang tidak lazim seperti kera,ular dan biyawak. Karena tempatnya seperti di daerah yang sangat terpencil untuk mendapatkan sinyal saja aku harus menaiki bukit yang berjarak 6-7 km dari barak kami setelah sampai puncak akupun harus menggantungkan ponselku di atas pohon  agar bisa mendapatkan sinyal meskipun hanya 1-2 bar saja.

"hallo, Siska?" ucapku sambil teriak di atas pohon ke arah ponselku namun suaranya masih belum jernih juga.

"iyaa hallo?" ucap seorang gadis dari ponsel

"apa kabar disana? ini aku Ray" ucapku dengan mendekatkan ponselku ke telinga

"ahh.. Ray..-"

"alhamdulillah aku baik baik saja disini" ucapnya senang

"syukurlah kalau begitu, minggu depan aku balik, aku rindu kamu Sis" ucapku dengan penuh perasaan

"iyaa.. hati-hati ya Ray pulangnya" ucapnya singkat

"jaga dirimu baik-baik ya Siska"

"oh iya Ray-" tiba tiba sinyal terputus

"Sis? Siska?" ucapku untuk orang di seberang sana.

Tapi sinyal tak berpihak padaku,aku kembali berusaha mencari sinyal lagi naasnya ponselku malah jatuh ke tebing. mengingat ucapan Siska yang terakhir tadi, aku sampai menebak nebak apa yang ingin dia katakan barusan.
Berbagai pikiran pun menghamoiriku, tapi aku selalu berfikir positif tentangnya, apapun yang terjadi pada dirinya.

"Dari mana saja kau ini, hah?" ucap rekanku

"biasa, nyari sinyal untuk menghubungi orang tua di kampung halaman" balas bohong

"lantas mana ponselmu?"

"jatuh di tebing"

dia tertawa terbahak bahak mendengarnya, akupun meninggalkan dia yang masih tertawa.

"lapor pak!" ucapku pada Pak Bagus

"ya silahkan"

"semua sudah teratasi sejak 3 hari lalu, lantas apa yang sebaiknya kita lakukan sekarang?"

"ahh aku lupa mengatakannya pada kalian bahwa ternyata kita sudah bisa di pulangkan mulai besok-"

"maulai sekarang kau beri pengumuman pada kawan kawanmu untuk segera berbaris di lapangan, aku akan mengumumkannya" sambung PakBagus

"Siap pak!" aku langsung melaksanakan tugas dari Pak Bagus untuk mengumpulkan pasukan yang masih tersisa di lapangan.

Dalam waktu 30 menit semua prajurit sudah terkumpul dan mulai menyimak pengumuman dari Pak Bagus, dan saat mendengar besok sudah bleh kembali pada kampung halaman, semua bersorak, termasuk diriku.

selepas penguman aku langsung ke barak untuk mengepak barang barang pribadi miliku.

"Yow Ray.." ucap kawanku yang tadi menertawaiku

"ya?"

"senang sekali aku bisa bertugas denganmu, titip salam untuk keluargamu di kampung halaman ya" ucapnya sambil menepuk pundak kiriku

"akupun begitu, kawan" ku balas dengan senyum tipis.

hari kepulangan pun tiba semua prajurit tampak senang seperti sudah mengahayal bertemu dengan orang orang terkasih mereka.
tiba tiba aku teringat akan ucapan Siska yang terpotong kemarin.

"sebenarnya apa yang ingin dia ucapkan" gertuku dalam hari selama perjalanan.

8 jam perjalanan aku menuju kampung halamanku. menggunakan pesawat lalu mobil umum untuk tiba di rumah.

"assalamualaikum.." ucapku sambil mengetuk pintu rumah yang sudah lama aku tinggalkan ini.

seorang wanita yang rambutnya mulai hampir memutih seluruhnya membukakan pintu untukku, wajahnya terkejut melihatku tersenyum di hadapannya

"nak Ray.." ucapnya sembari memelukku, akupun menjatuhkan bawaanku dan memeluknya balik

"Pahh.. papah.." ucap mamahku teriak memanggil papah

"sudah mah, biar Ray aja yang menemui papah" ucapku sembari kembali mengangkut bawaanku.

"mamah buatkan minuman dlu ya nak, kasian kamu pasti lelah dari perjalanan tadi" ucap mamah seperti biasanya yang selalu baik padaku

"ehh.. udah balik kau? inget rumah?" ucap papah dari halaman belakang sembari membawa kandang burung

"wah piara burung ya sekarang" godaku

"hahah iyaa.. baru beli 3 minggu lalu tuh"

"gimana bagus gak Ray?" ucap papah padaku menunjukan burung piaraannya yang baru

"oia.. sama papah di namain ray loh?" ejek mamah padaku

"lah pah.. malah di samain sama burung sih?" ucapku jengkel manja

"hahha.. biar bisa selalu semangat macam kamu nak, makanya papah namain itu"

kami semua mulai tertawa bersama seperti dahulu lagi dan akupun mulai berbagi cerita setelah di tanya ini itu oleh orang tuaku dan seharian itu aku bercerita pada keluarga kecilku itu.

keesokan harinya aku di beri sesuatu oleh mamah.

"undangan?" tanyaku heran pada mamah.

"ya.. tadinya mau mamah kasih ke kamu kemaren, tapi mamah lihat kamu lelah begitu dan mamah takutnya kamu kenapa kenapa pas baca nama di undangan itu" ucap mamah dengan mimik muka memelas

kemudian aku melihat nama dalam undangan itu, aku menelan air liurku dengan kasar ke tenggorokan setelah membacanya.

'Siska dan Raka'

dan saat itu aku hanya bisa tertunduk lesu dan perlahan mengucapkan "Terimakasih"

0 Response to "Thank You"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel