Twin's : First and Last (part 1)

"Tolong.. siapapun tolong aku.." suarau itu aku kenal..

"siapapun tolong aku.." ternyata itu diriku yang dulu.

Diriku yang sangat terlihat kelam, kecil, kesepian, yang berjalan di tengah hutan yang sangat dingin karena salju abadi, hutan yang sama sekali terlihat mengerikan, tanpa ada daun di setiap batang pohonnya.

Siriku berjalan sendirian, sempoyongan di tengah hutan belantara seperti itu, tubuhku gelap, sangat gelap. setiap orang yang bertemu denganku seakan ngeri melihatku, mereka memilih menjauh dari diriku ini. 

Terkadang aku bertanya pada diriku sendiri 'sebenenarnya siapa aku ini?' masih dalam dinginnya hutan aku terus berjalan, sendirian dan terus berjalan sampai entah kapan aku harus berhenti dalam keadaan seperti ini.

Hingga aku tiba pada titik jenuhku untuk berjalan, seorang gadis muncul di hadapanku, dia sangat berwarna, tidak sepertiku, gelap.
Matanya bersinar bagai rembulan, kulitnya putih langsat dengan rambut hitamnya sedada, dia terlihat cantik dengan jubah warna biru mudanya.

Dia membawa sebuah kehangatan kecil untukku, dia membawaku kerumahnya.
Rumah nya tidak terlalu besar, namun tidak kecil juga, namun pas dengan dirinya saat kutanya dia hanya tinggal sendirian di rumah ini.

Di depannya ada taman bunga, rumahnya sangat nyaman, hangat dan penuh warna, ada beberapa pintu di dalamnya, namun ada 1 pintu yang aku sendiri di larang untuk membukannya.
Namun suatu waktu aku sangat ingin melihat kedalam ruangan di balik pintu itu, tanpa sepengetahuannya, ternyata sangat menyeramkan, aku ketahuan.

Dia marah padaku, aku minta maaf, dia sedih melihatku, aku keluar rumah, dan berlalu ke arah hutan itu lagi, namun dia mengejarku, dan berhasil kembali meluluhkan diriku.

Kini aku sudah tinggal bersamanya cukup lama, dia anaknya periang, menyebalkan, suka menang sendiri, dia juga suka menyanyikan lagu Spring Melody, lagunya sangat menenangkan.

Entah sudah brapa lama aku merasakan hal yang seperti ini, atau memang aku tidak pernah merasakannya?

Setiap kali aku duduk termenung di depan rumah sambil menatap taman bunga, dirinya selalu menghampiriku, dengan senyumannya, dia menyapaku, sesuatu yang aneh terjadi pada mulutku, aku tersenyum.

Hari terus berganti hingga minggu terus berganti, warna gelapku perlahan menghilang dan kini sudah banyak warna warna cerah melekat di tubuhku, kehangatan yang gadis itu berikan terkadang terlalu panas hingga melukai diriku sendiri, padahal dia sudah memperingatkanku.

Aku suka dengan dirinya, aku sangat nyaman ketika aku berada di dekatnya. aroma tubuhnya sangat menenangkan diriku. pernah dia membuatku memanas, rasanya aku ingin melemparkan badaiku padanya, namun sentuhan tangannya meredakanku, aku.. tidak bisa memberikan badai padanya.

Minggu berganti bulan, kita saling mengisi kekosongan kita, hari hariku mulai di penuhi warna olehnya, setiap kita bertemu dengan orang orang, mereka menatap aneh kami, 'monster itu dengan seorang gadis cantik' ya, mungkin tatapan seperti itu yang bsa aku baca.

Aku tak menghiraukannya, karena gadis itu sendiri pernah berkata padaku 'jika aku ingin hidup bebas, jangan hiraukan ocehan orang yang ingin menjatuhkanmu'

Hingga suatu hari kita berburu ikan bersama di sungai belakang rumah kami, dia selalu mendapatkan ikan yang besar, sedangkan diriku di dekati ikan saja tidak, melihat itu dia tertawa.
Dia ajari aku beberapa hal yang di sukai ikan, aku mempelajarinya dengan serius, hingga akhirnya aku mendapatkan 1 ekor ikan yang cukup besar, aku senang sekali diapun memelukku.
itu pelukan pertamanya di petang itu.

Hingga suatu ketika saat kami sedang menatap langit malam di pelataran rumah, dia mengatakan sesuatu padaku

"hey, aku ingin pergi untuk sementara waktu. apa kau mau berjanji untuk menjaga rumah ini?"

"maksudmu kau pergi?"

"iya, tidak selamanya, hanya untuk memantaskan diriku"

"aku semakin tidak mengerti ucapanmu"

"besok aku berangkat, apa kau mau berjanji padaku?"

Aku bangun dan duduk di samping tubuhnya yang masih tiduran menghadap langit.

"selama kau tidak pergi jauh dan untuk selamanya, aku akan berjanji padamu"

Dia tertawa tergelitik mendengan ucapanku.

"tapi aku sendiri tidak mengerti maksudmu untuk 'memantaskan diri' itu apa?" ucaku ringan.

"suatu hari nanti kau akan mengetahuinya" dia terbangun dari posisinya dan membersihkan rambut belakangnya.

Dia memberiku kunci rumah itu, di dinginnya malam musim semi pertamaku, untuk peratma kalinya aku memeluk dirinya dengan erat, bahkan sangat erat sampai gadis itu mengatakan bagsa susah nafas.
aku tertawa kecil.

Pagi itu, dia sudah mempersiapkan segala keperluannya, dia berpamitan padaku, menjelang siang dia pergi entah kemana, namun aku sendiri harus memenuhi janjiku, bahwa aku harus menjaga rumah ini dengan sepenuh hati, hati? entah sejak kapan aku memilikinya, atau mungkin sejak dia pertama kali menemukanku?

Setiap keli bersih bersih rumah aku selalu mengenangmu karena di setiap inchi rumah ini ada kenangan kita bersama, sampai hari yang telah kau janjikan padaku, aku akan setia menunggumu disini, dirumah ini, hingga akhirnya kita kembali menjadi satu, lagi.

0 Response to "Twin's : First and Last (part 1)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel