Nothing’s gonna change my love for you



Hallo bagi para pembaca diamanapun kalian berada semoga kalian dalam keadaan sehat kali ini aku akan membagikan sedikit cerita kecilku tentang dia, yang sudah mengubah hidupku dan yang sudah memberiku apa itu arti cinta sebenarnya.

Fay, sebut saja itu namaku. Saat itu usiaku masih sekitar 7-8 tahun. Bocah lelaki yang cengeng yang selalu jadi bahan keisengan kawan kawanku di sekolah.
Suatu hari saat aku sedang bermain sendirian di halaman depan wisma,teman temanku datang dan merusak bagunan pasir yang sudah ku buat dengan susah payah.

“hahaha.. rasakan ini..” ucap Fabe yang berbadan gendut dengan menendang.

“hey.. gedungku..” ucapku meringis.

3 teman lainnya tertawa.

Salah satunya berkata “si bodoh ingin membuat gedung dengan khayalannya”

Lalu satunya menyambungkan “kan cita cita dia arsitek”

“iya, arsitek kotoran kucing! Hahaha” ucap Fabe kembali menginjak sendok pasirku 
hingga patah lalu mereka meninggalkanku sendirian.

Aku merisngis mencoba menyambungkan sendok pasirku yang patah tadi, tiba tiba seorang gadis berambut pendek mendekatiku.

“hey bodoh apa yang kau lakukan?!” ucapnya dengan nada cerewet.

“siapa kau?” tanyaku

“hey.. seharusnya aku yang bertanya, siapa kau?” balas anak itu.

“a-aku..” belum sempat aku membalasnya, aku lari masuk kedalam wisma karena takut dengan anak itu.

“hayy kembali..” teriak anak itu dari belakangku, aku langsung menutup pintu wisma 
dengan kasar dan berlalri ke kamarku dan mulai tertidur.

Malam harinya ketika aku baru kembali dari toilet dan mecoba menengglamkan diri di ranjangku, suara ketukan kaca jendela terdengar.

Aku membuka jendela kamarku, dan ternyata anak perempuan itu lagi.

“hey.. kau sedang apa?” ucapnya teriak namun seperti berbisik

“apa kau suka menganggu orang yang sedang tidur, hah..?!” geramku dan menutup 
jendelaku.

Alarm masih setia membangunkanku tepat pukul 6 pagi. Semua anak wisma sudah berada pada ruang makan, hanya tinggal tempatku yang masih kosong. Ku duduki tempat itu, semua anak tertawa. Ternyata kursiku di beri perekat tepat di bagian bokogku. Aku makan sambil menahan malu.

Hari itu aku telat datang ke sekolah karena kejadian ti tempat makan tadi. Di kelaspun sama, semua anak sudah siap siap menjahiliku seperti biasa.

Waktu istirahatpun tiba aku menuju kantin untuk makan, aku memesan 2 potong sandwich. Seperti biasa aku duduk di dekat jendela, karena aku menyukai ketenangan menatap langit dari tempat ini.

Tiba tiba braakk.. seorang kakak kelas menyiram kepalaku dengan minumnya, seisi kantin tertawa.

“hey pemimpi.. apa pikiranmu sudah bersih?” ucap kakak kelas itu

Aku mengeluarkan tisu dan menyeka air dari kepalaku, namun tanganku di tahan oleh kakak kelas itu dan hal yang tak terduga adalah tangan kakak kelas itu di tahan lagi oleh anak perempuan yang kemarin sore di depan wisma.

“biarkan dia menyeka kepalanya!” ucap anak perempuan itu teriak dengan lantang.

“wah wah.. si pemimpi di selamatkan oleh anak perempuan..?-”

“hey semua.. lihat.. si pemimpi di selamatkan oleh anak perempuan” lanjutnya

Tanpa basa basi lagi anak perempuan itu menampar wajah kakak kelas itu dan menendang selangkangannya.

Kakak kelas itu akhirnya pergi dari pandangan kami, namun beberapa pasang mata masih melirik kearahku.

“kenapa kau diam saja bodoh!” ucap anak perempuan itu

“aku sudah muak melihatmu begini terus!” lanjutnya dengan menarik kerahku.

Ku lihat matanya berkaca kaca de depan wajahku.

“k-kau.. menyelamatkanku-“ belum sempat aku menyeesaikan kalimatku, dia mengambil 1 sandwichku dan pergi begitu saja meninggalkanku.

“lagi..” sambungku perlahan dengan lesu.

Saat pulang sekolah aku sedang di pukuli oleh beberapa temanku, gadis itu datang lagi menyelamatkanku, dia mengusap pelan luka lukaku dengan tisu sakunya.

“kenapa kau begitu lemah!” ucap gadis itu padaku untuk kesekian kalinya

Kulihat setiap dia mengatakan hal itu matanya berkaca kaca.

“maafkan aku, aku di ajarkan untuk tidak membalas setiap perbuatan jahat padaku” ucapku perlahan.

“hey.. siapa orang bodoh yang mengatakan hal itu?!” gertaknya

“ibuku”

“ibumu? Lalu sekarang mana ibumu? Sini biar aku hajar dia” ucapnya sambil meremas tangannya.

“kedua orang tuaku sudah meninggal beberapa bulan lalu akibat kecelakaan dan itulah alasan mengapa sekarang aku tinggal di asrama” ucapku keluh.

“ahh.. maafkan aku untuk itu” dia kembali duduk di sebelahku.

“iyaa tidak apa apa” balsku dengan senyuman kecil

“hey.. jika kau tersenyum seperti itu kau terlihat tampan!” dia mengatakan dengan semangat

“k-kau serius?”

“he’eemm” balasnys dengan senyuman lebar.

“k-kau juga terlihat manis jika tersenyum seperti itu” balasku.

“ohh tidak, apa yang sudah aku katakan” gumamku dalam hati

“haha tentulah.. aku ini kan anak manis!” ucapnya dengan membanggakan diri.

“oh iya.. namaku Ryn, senang berkenalan denganmu” ucapnya dengan mengulurkan tangan kanannya padaku.

“a-aaku..”

“ngomongnya yang bener dong.. jangan gugup gitu” ucap Ryn padaku

“aku Fay, aku juga senang berkenalan denganmu”

“ehh mukamu merah kenapa tuh?”ucapnya dengan wajahnya mendekat ke arahku.

“aahh aku pulang duluan ya.. sudah sore, nanti ibu marah..” aku langsung lari meninggalkan dia di kursi taman.

“sampai jumpa lagi anak aneh.. jaga dirimu ya!” terdengar teriakan Ryn dari belakang.

Semenjak kejadian hari itulah kami mulai akrab dan saling bermain bersama, dia selalu menjagaku dari tiap anak anak nakal yang menggangguku.

Merasa malu dengannya, akupun mencoba melawan dan berusaha melindungi dirinya, namun justru aku lagi yang malah di lindungi oleh dia.

Waktu pun terus bergulir tak kenal lelah, kini aku sudah berkuliah tingkat akhir dan sedang berusaha menyelesaikan tugas akhirku, dan setiap aku malas mengerjakannya, 
Ryn selalu mendorongku untuk terus semangat mengerjakan tugas akhirku ini agar aku dapat menggapai cita citaku.

Tahun pun terus berganti.

Akhirnya aku sudah bekerja di kantor pemerintahan dan kini aku sudah menggapai mimpiku bekerja sebagai seorang arsitek begitupun dengan Ryn yang kini bekerja di bidang kesehatan.

Hubungan kami makin serius hingga akhirnya kami saling mengikat janji suci di depan banyak orang, yang dulunya aku seorang anak cengeng dan selalu di buly, kini beberapa pembulyku datang ke acara pernikahan karena kami sudah berteman dan aku sudah memaafkan kesalahannya dulu.

Kehidupan di awal awal pernikahan kami sangat menyenangkan. Entah sudah seberapa sering aku begadang demi mengerjakan tugas tugas kantorku, namun Ryn dengan setianya selalu menemaniku. Tak jarang saat aku ketiduran di antara tugas tugasku, Ryn menyelimuti tubuhku agar terhindar dari dinginnya malam, bahkan dia sendiri sambil memelukku. Aku sangat menyayangi dirinya.

 Setiap ada liburan bersama kami selalu merefresh pikiran kami ke pantai. Sesekali kami berkejaran di sana layaknya anak kecil yang masih belum mengerti arti kehidupan yang rumit ini.

Saat kami memandangi pantai Ryn berkata padaku.

"aku ingin punya anak banyak, semuanya kembar" ucapnya dengan ceria

"loh kok kembarsemua?" tanyaku heran

"iya, karena aku suka dengan anak kembar, apa lagi perempuan" ucapnya dengan penuh semangat

"hahaha.. dasar wanita" ucapku sambil mencium keningnya

beberapa bulan kemudian kami mengunjungi dokter spesialis kandungan, naas. kami tidak bisa memiliki keturunan. Ryn terlihat jauh lebih sedih di banding diriku.

selama beberapa minggu tak ada tawa dari Ryn, senyumpun tidak. sulit memang membuatnya tertawa kembali, namun semua perjuanganku membuatnya tertawa tidak sia sia, akhirnya dia tertawa dengan beberapa trik buatanku.

Hingga suatu hari, saat kami pergi berlibur di pantai seperti biasa saat sedang berkejaran, Ryn terjatuh. Tidak sampai tersungkur, karena aku tangkap dia.

Jantungnya melemah, tubuhnya mendingin. Dengan cepat aku membawanya ke rumah sakit. Seelah di periksa ternyata Ryn terkena penyakit komplikasi stadium tinggi, aku shock mendengarnya, akhirnya Riz opname disana dengan harapan agar dapan kembali pulih dan sehat kembali.

Setiap hari aku mendoakan akan kesembuhannya kembali, tugas tugas kantorku pun aku bawa ke rumah sakit agar aku selalu bisa bersama dengannya. Hingga suatu malam ketika Ryn ingin di operasi kesekian kalinya, dia menggandeng tanganku sembari berkata lembut padaku

“Nothing’s Gonna change my love for you”

Kemudian aku genggam tangannya dengan kedua tanganku, ku cium tangannya dengan lembut, tanpa terasa air mataku membasahi tangan kami.

Tepat pukul 22:05 Ryn di operasi. 

5 jam sudah Ryn di ruang operasi. Sayang, Tuhan lebih menyayanginya. Sejujurnya ak masih belum relamelepaskannya,hingga pada 8-8-
2008 Ryn kembali kepelukan Tuhan dan aku hanya bisa berusaha untuk ikhlas melepaskannya. Setiap bayang bayangnya masih teringat di benakku, tawa lepasnya air mata kesedihannya, semua masih terasa hangat di pikiranku.


Akhirnya aku dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa, Cinta itu butuh rasa sabar, pengorbanan,kesetiaan dan komitmen yang harus kita pegang erat. Aku sangat berterimakasih pada Tuhan karena aku sudah di pertemukan dan di satukan oleh seorang bidadari tanpa sayap yang pernah menemani hidup singkatku ini.

0 Response to "Nothing’s gonna change my love for you"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel