My Vampire Girlfriend


          Hari ini aku ingin bertemu kembali dengan gadisku,seorang atau mungkin bisa aku sebut sesosok vampire yang sudah mengambil hatiku. Kita terpisah oleh sesuatu yang bernama jarak, namun dengan kesungguhan hati jarak antar kotapun aku lalui,yapp banyak yang bilang bahwa kami ini pasangan yang aneh.

Bagaimana tidak? Bukannya vampire dan werewolf bermusuhan sejak nenek moyang kami? Haha itu sudah menjadi cerita kuno,bung.
Dalam perkembangan zaman seperti ini kita sudah mulai hidup rukun dan sudah berinteraksi dengan manusia, bahkan ada yang sudah menjalin keluarga walaupun berbeda ras, dan aku salah satunya.

         Ayahku seorang werewolf dan ibuku seorang manusia, sayangnya ayahku tewas saat aku masih berusia 5 tahun dan di usia 5 tahun itulah taring utamaku tumbuh dan hingga kini keluargaku yang tersisa hanyalah ibuku saja, dia tidak membenciku sedikitpun walaupun aku hybrid antara manusia dan werewolf.

       Kini aku sudah memasuki masa kuliahku, hoia di awal aku ingin bertemu dengan gadisku yang seorang vampire murni, tidak seperti vampire kebanyakan yang tidur di peti mati dan takut akan sinar matahari, dia justru vampire yang menurutku unik, karrna dia sangat modern dan tidak takut akan sinar matahari.

       Kalian pasti bertanya bagaimana seorang werewolf bisa jadian dengan seonggol vampire,bukan?
Itu karena kami pernah 1 sekolah dan 1 kelas di salah satu sekolah menengah atas di kota kami, di awalnya aku geli dengan sikapnya, karena aku sendiri kurang suka dengan manusia dan sesuatu mengubah pandanganku terhadapnya di malam itu.

    Saat itu kelas kami dapat hukuman dari salah 1 guru pengajar karena kecerobohan kami yang yang hampir membakar gedung sekolah di lab kimia.


    Saat itu jam sudah menunjukan pukul 22.08 malam dan aku harus melakukan piket kelas bersama gadis yang 1 itu.

     Membersihkan lantai, mengangkat meja dan menutup semua jendela kelas sudah jadi rutinitas anak yang piket.

“aaaahh..” teriak gadis itu

“hey!, diamlah, ini sudah malam!” hentakku

“tanganku berdarah” ucapnya memelas sembari menunjukan telunjuknya yang berdarah

Sebagai seorang lelaki gentle aku membantunya, aku masukan jarinya ke melutku dan menghisap darahnya.

“aahh sakitt” rintihnya.

Namun tiba tiba dia memeluku

“Fin, makasih ya” ucapnya lembt di telingaku
Melihat kesempatan yang mungkin tidak datang dua kali aku membalas pelukan dan bisikannya

“iya, Ki. Santai aja”

Kreekk

“aarrgghh..” Kia mengigit leherku dan aku langsung melepaskan pelukan lalu mendorongnya agar menjauh dariku dan reflek aku menutupi luka gigitan di leherku.

“ahaahah.. darahmu pahit sekali-“

“cuihh” lanjutnya sembari membuang darahku

“ku kira ras lemah sepertimu sudah kalah dari ras kami yang unggu” ucapku sembari mengubah penampilanku menjadi sosok werewolf

“pantas darahmu terasa pahit, anjing jalanan memang sangat tidak berk-“ aku langsung mencekiknya dan menyenderkannya ke dinding.

“tarik kembali ucapanmu nona vampire” ucapku dengan mata memerah

“uluhh uluhh.. kasar banget sama wanita..” dia mengubahdirinya menjadi bebeapa kelalawar kecil dan berdiri di sampingku.

“aku kira hanya aku yang bukan manusia disini” ucapku sambil memalingkan pandanganku darinya.

“penciuman hidungmu sudah tumpul atau kau ini bodoh, hah?” sindirnya dengan menyikutku.

“cihh..” balsku acuh

“gak usah sok dingin deh padahal tadi siang ngelawak depan kelas” ejek Kia untukku

“apa mau mu?” aku membuka topik.

“mau ku..?”

“ingin cepat cepat lulus dari sekolah ini dan mengejar impianku” ucapnya dengan muka yang menyebalkan.

“impianmu sama saja dengan manusia” jawabku

“memang apa salahnya dengan manusia? Lagi pula kaum mereka banyak pria pria tampan.. hwaa..” mukanya semakin menyebalkan

Dan sejak saat itulah aku dekat dengan dia, terkesan biasa saja tapi kami saling mengerti dan memahami untuk bisa saling menjaga rahasia kami dan hingga suatu ketika saat kami sedang makan malam, aku mengungkapkan perasaanku.

       Dia tertawa mendengarnya seakan tidak percaya bahwa werewolf mengungkapkan perasaannya pada sesosok gadis vampire yang sikapnya absurd, namun Kia menerimaku dengan segala apa yang ada di dalam diriku ini.

    Awalnya kami saling menutupi hubungan kami di antara teman teman kelas namun akhirnya tercium juga, ya hanya hubungan kami saja yang tercium, tapi tidak dengan siapa sebenarnya kami.
Hoia aku malah jadi flashback pada ceritaku tentangnya dulu, hahaha.

Aku sudah setengah perjalanan untuk tiba di kost Kia, di sebuah kota tua yang banyak di lintasi oleh rel kereta api.

“bus abang  bermasalah beb, mungkin abang telat dateng ke sana” ucapku via voicenote Whatsapp

“iya gak apa abang, santai aja. Masih siang kok” balas Kia

Jam amsih menunjukan pukul 11.35 siang waktu masih panjang untuk tiba di kost Kia di waktu malam hari.

Bus mengalami pecah ban di bagian kanan belakang semua penumpang panik, supir bus menghentikan busnya di depan pos polisi yang sepertinya tidak lagi di gunakan karena terlihat dari dindingnya yang sudah usang dan banyak lumut tumbuh disana.

Tiba tiba bus lain menghampiri kami dan semua penumpang di pindahkan ke bus yang baru datang tadi walaupun bus yang baru datang tadi ada beberapa penumpangnya tapi kami masih bisa masuk karena jumlah kami yang tidak seberapa.

Perjalanan di lanjutkan kembali dengan menggunakan us baru tadi yang jauh lebih cepat dari seblumnya.

Tepat pukul 13.45 aku tiba di tujuan, aku beristirahat di tempat ibadah sebentar lalu memesan ojek online dengan menggunakan salah 1 aplikasi namun sayangnya aplikasi itu eror.

“shit!” gemamku berbisik

Seorang lelaki muda perkiraan 20 tahunan melirik kearahku.

0 Response to "My Vampire Girlfriend"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel